Selain itu AL-AS membangun sebuah stasiun kontrol bawah tanah di Guam, yang menggunakan kabel di dasar laut dan metode telekominikasi satelit untuk menjamin kelancaran komunikasi dengan kapal perang di Pasifik Barat dan Samudra Hindia, untuk memastikan Pentagon dan USPACOM dapat selalu melakukan perintah komando operasi.
AS telah mengubah Guam menjadi pangkalan skala besar yang komprehensif yang dapat melakukan intervensi militer di Samudra Pasifik Barat. Yang membias dari inti pusatnya memancar keluar terhadap pangkalan-pangkalan lainnya.
Pelabuhan Pangkalan AL Apra telah dinormalisasikan untuk pengerahan kapal selam-kapal selam , seperti Kapal selam klass Virginia yang mereka tempatkan disana, untuk melakukan misi mengontrol wilayah Pasifik Barat di bawah air. Juga kapal induk AS sering berlabuh di Guam.
Misalnya, ketika kapal induk-kapal induk di Hawaii tiba di Guam, mereka akan mendapatkan tambahan logistik dasar, dan kemudian mereka bisa berlayar melewati Selat Malaka ke Samudra Hindia bagian utara. Selain itu, di Pangkalan AU Andersen ada banyak jet tempur canggih, dan jet-jet ini sangat mobil sekali.
Sebagai contaoh F-22, setiap tahun selama beberapa bulan terbang dari AS ke Pangkalan Udara Andersen, dimana setelah dikerahkan sementara waktu, mereka pergi ke pangkalan lain seperti Pangkalan Udara Yosuka, Misawa atau Kadena.
Kadang bila diperlukan mereka akan menyebar ke Osan dan Gunsan Pangklan di Kosel. Secara umum, penyebaran AS di Pasifik Barat meliputi penyebaran yang sangat fleksibel.
Mereka menggunakan sejumlah peralatan canggih untuk memantau dan mempelajari situasi lapangan dan lingkungan yang normal di tempat-tempat ini, sehingga jika terjadi perang di tempat-tempat ini, dan mengirim perlatan ditempat-tempat ini, sudah tidak asing lagi dan akan sangat akrab dengan kondisi tempat-tempat ini.
Dalam rangka melawan rudal Tiongkok, AS memulai dengan “rencana lily pads’ di Pulau Saipan dan Pulau Tinian, kira-kira berjarak 200 km dari Guam, AS merenovasi fasilitas militernya. Dengan dasar tersebut, ketika konflik pecah, pangkalan militer di pulau-pulau kecil ini dapat menyediakan peralatan dan bahan-bahan persiapan untuk operasi intervensi milter AS secara global dan memungkinkan AS untuk dengan cepat mendekati target negara dimanapun.
Faktor Strategis AS Enggan Meninggalkan Subic Bay Filipina