Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sepak Terjang AS untuk “Menyeimbangkan” Kembali Asia-Pasifik

10 Juni 2016   10:28 Diperbarui: 16 Juli 2016   20:49 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut beberapa peserta dari negara ASEAN yang menghadiri pertemuan ini, AS pernah sekali menyebutkan tentang Laut Tiongkok Selatan di pernyataa bersama, dan juga termasuk dalam serangkaian “aturan” yang telah direncanakan AS dalam dokumen.

Filipina pernah sekali berusaha untuk menyebutkan sengketa teritorial dengan cara lebih speksifik dan berharap untuk bisa menyelesaikan sengketa melalui arbitarase internasional, tapi ditentang oleh Laos, Kamboja dan beberapa negara ASEAN lainnya. Tanpaknya negara-negara ASEAN tidak menarik dengan isu ini, karena untuk isu ini menurut pendapat negara-negara ASEAN masih banyak perbedaaan.

Yang dikhawatirkan analis dan pengamat dengan banyak perbedaan tentang isu Laut Tiongkok Selatan ini, maka sangat rawan akan menjadi permainan dari strategi AS untuk kembali ke Asia-Psifik. Yang pada akhirnya tidak menguntungkan bagi perkembangan dan stabilitas negara-negara ASEAN kelak.

Berdasarkan kepentingan straegis dari lokasi negara-negara ASEAN, pemerintah Obama mulai menggulirkan strategi untuk “menyimbangkan kembali Asia-Pasifik” dan melihat ASEAN sebagai titik strategis yang penting.

Menurut pengamatan, sejak Obama menjabat presiden telah mengunjungi negara-negara ASEAN tujuh kali. Pada Nopember 2015, di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, AS mengumumkan pembentukan kemitraan baru dengan ASEAN.

Tiga bulan kemudian, AS kembali menggelar pertemuan dengan para pemimpin ASEAN di negaranya, berharap untuk mengejar sebelum masa habis jabatan Obama sebagai presiden untuk memperdalam hubungan bilateral.

Selain itu, Obama berusaha menggunakan kesempatan AS dalam mengadakan pertemuan dengan para pemimpin ASEAN di negerinya untuk mendorong penggantinya untuk melanjutkan bentuk kontak serupa, untuk memperkuat warisan politik strategi untuk “menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik.”

Sehari setelah dirilis pernyataan bersama, juru bicara Kemenlu Tiongkok, Hong Lei menanggapi pada suatu konferensi pers rutin, “Kita juga melihat selama pertemuan ini ada negara-negara tertentu berusaha mengsensionilkan isu Laut Tiongkok Selatan, tapi mayoritas negara-negara ASEAN tidak menarik untuk isu ini, karena mereka menyadari tindakan ini akan mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan ini, dan membahayakan kepercayaan politik timbal balik antara negara regional dengan negara-negara ASEAN, dan memainkan peran konstruktif dalam mempromisikan penyelesaian damai dalam sengketa terkait.”

Selain dari itu, pada konferensi pers 16 Pebruari 2016, Obama mengatakan : “Dalam rangka untuk memungkinkan semua negara ASEAN untuk bergabung dengan TPP, AS mulai mempromosikan tindakan untuk pemahami diri sendiri dan reformasi.”

Saat ini, Brunei, Malaysia, Singapura, Vietnam telah bergabung dengan TPP. Kali ini untuk pertama kali Obama menyerukan enam negara-negara sedang berkembang lainnya, termasuk Laos untuk bergabung dengan TPP.

TPP adalah Perjanjian Trans-Pacific Partnership, versi awalnya adalah diadvoskasi dari empat negara Asia-Pasifik yaitu Selandia Baru, Singapura, Chili dan Brunei, dan begitu AS bergabung pada tahun 2009, AS memainkan peran aktif dan mau jadi pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun