Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Bergencatan Senjata di Syria (1)

18 Maret 2016   09:14 Diperbarui: 18 Maret 2016   10:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penghentian permusuhan dan gencatan senjata telah diberlakukan 27 Februari 2016 di mulai tengah malam di Syria.

Tapi siapakah yang berperang di Syria? Lima tahun lalu ketika terjadi protes anti-pemerintah, terjadi jalan buntu dengan pemerintahan al-Assad. ISIS, pemberontak Syria dan pejuang Kurdi semua berusaha menguasai bagian-bagian wilayah negara Syria.

Pasukan pemerintah terkonsentrasi di Damaskus pusat dan barat Syria, dengan memerangi ISIS dan Al-Nusra, serta beberapa kelompok pemberontak yang oleh Barat dan AS disebut “Oposisi Moderat”

Yang terkuat dibagian selatan dan timur Syria.

Iran, Rusia dan Hizbullah Lebanon telah menyokong pemerintah Alawi-yang dipimpin al-Assad, sementara Turki, Arab Saudi dan dibelakangnya didukung oleh Qatar yang lebih moderat dan yang didominasi kaum Sunni serta AS, Inggris dan Prancis. Hizbullah dan Iran diyakini menempatkan pasukan dan petugas lapangan di dalam Syria, sementara koalisi Barat yang dipimpin AS dan Rusia melakukan serangan udara.

Sebelum perjanjian genjatan senjata mulai diberlakukan AS dan Rusia, Presiden AS, Barack Obama mengatakan “dunia terfokus pada gencatan senjata ini.”

Memang benar, kerana perang sipil Syria yang telah berlangsung lima thaun, telah menjadi bencana besar pada tempat yang berperadaban tinggi yang terkenal di dunia ini, yang menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan nyawa, dan memaksa jutaan pengungsi lari meniggalkan kampung halamannya menjadi pengungsi.

Menurut ekstimasi PBB. Bahkan jika Syria bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5% setiap tahunnya, itu memerlukan 30 tahun sebelum bisa kembali ke tingkat keadaan ekonominya pada tahun 2010.

Dalam beberapa tahun terakhir, sebenarnya pasukan yang berbeda dalam Syria sudah mencapai beberapa kali gencatan senjata, tapi gagal. Jadi apakah gencatan senjata kali ini yang dipimpin oleh kedua kekuatan utama AS da Rusia dapat membawa perdamaian abadi di Sryia? Telah menarik perhatian seluruh dunia.

Pada 22 Februari 2016, jam 09:50 waktu setempat Moskow, Putin mengumumkan : Perjanjian gencatan senjata di Syria telah dicapai untuk konflik bersenjata di Syria, dan akan berlaku mulai tengah malam waktu Damaskus, 27 Peberuari 2016.

Lebih lanjut dikatakan: “Akan ada beberapa kendala apa yang kita kerjakan, ada kemungkinan akan ada kemunduran. Tapi ini adalah saatnya untuk kesempatan dan kami berharap semua pihak akan mendapat manfaat dari itu.”

Pada 22 februari 2016, Rusia dan AS menegaskan dalam pernyataan bersama mereka tentang gencatan antara pihak-pihak dalam konflik Syria yang gencatan senjata akan berlaku mulai tengah malam, pada awal Pebruari, waktu Damaskus.

Dalam pernyataan itu juga ditunjukkan bahwa operasi terhadap “ISIS” dari AS, Rusia dan Suriah tidak akan berhenti.

Hari berikutnya, Kemenlu Syria mengeluarkan pernyataan dengan mengumumkan bahwa pemerintah Syria menerima gencatan senjata.

Pada 24 Februari 2016, Komite Negosiasi Tinggi Oposisi Syria mengumumkan bahwa mereka menerima gencatan senjata selama dua minggu, dan menyatakan bahwa sudah ada 97 kelompok oposisi yang telah berjanji untuk mengambil bagian dalam gencatan senjata.

Satu jam sebelum gencatan senjata mulia berlaku, anggota Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mendukung perjanjian ini di New York, dan mengesahkan Resolyusi 2268, yang menyatakan bahwa Dewan Keamanan PBB akan menghentikan permusuhan di Syria.

Pada tengah malam di Damaskus pada tanggal 26, jam 10:00 Greenwich Mean Time, gencatan senjata Syria mulai berlaku, dan perdamaian dipulihkan untuk sebagian besar wilayah di Syria.

Seorang warga Syria yang diwawancarai wartawan TV mengatakan “Mudah-mudahan (gencatan senjata) akan berlaku, karena bagi saya sebagai salah satu pengungsi yang meninggalkan kampung halaman empat atau lima tahun yang lalu, berita seperti itu sangat menyenangkan. Mudah-mudahan itu benar-benar ditegakkan dan tidak gagal seperti biasanya.”

Menurut laporan Pusat Penelitian Kebijakan Syria (Syrian Center for Policy Research /SCPR), dalam lima tahun sejak perang saudara pecah, menyebabkan hampir semua infrastruktur nasional Syria dan organisasi hancur, secara langsung atau tidak langsung menyebabkan kematian 470.000 orang, lebih besar dari apa yang telah dirilis PBB kematian sebanyak 250.000 orang.

Laporan itu juga mengatakan bahwa 11,5% dari populasi Syria telah tewas atau terluka karena perang. Populasi telah menyusut 21% karena perang, dan lebih dari 4 juta orang telah melarikan diri dari negara itu.

Pada 2015 saja, tingkat kemiskinan Syria terus naik menjadi 85% atau sekitar 13,8 juta warga Syria telah kehilangan sumber pendapatan mereka.

Satu hal yang harus dilakukan adalah mengawasi gencatan senjata, dan untuk bagaimana mengawasi bantuan kemanusiaan dan bahan-bahan lainnya memasuki daerah-daerah yang terblokir.

Saat ini, kita dapat melihat bahwa kelompok khusus bala bantuan kemanusiaan telah memasuki Damaskus dan mulai bekerja di sana. Dan mereka mungkin membentuk mekanisme pengawasan internarnasional untuk lebih banyak negara untuk berpartisipasi.

Sejak Maret 2011, masyarakat internasional telah secara aktif  mempromosikan pembicaraan damai antara pemerintah Syria dan oposisi. Militer dan  pasukan oposisi Syria setelah mencapai beberapa kesepakatan dan gencatan senjata diberlakukan pada bulan Oktober 2012, Januari dan Pebruari 2014, Agustus dan September 2015, tetapi gencatan senjata semua berakhir dengan kegagalan, menjadi tidak lebih dari sekedar kata-kata di atas kertas.

Pada tahun 2011, ketika perang mulai pecah di Syria, semua orang melihat pada saat itu sikap AS  adalah tanpa kompromi terhadap Bashar al-Assad harus mundur, tidak ada ruang untuk diskusi. Pada saat itu, AS mengemukakan alasan mereka dengan mengatakan al-Assad telah menggunakan senjata kimia.

Pada saat itulah Rusia masuk bertindak, dengan membuat (membujuk/menekan) pemerintah al-Assad untuk menyerahkan semua senjata-senjata kimianya. Sehingga AS tidak punya alasan lagi untuk menyerang negara Syria.

Intervensi Rusia Memaksa AS Setuju Gencatan Senjata

Sejak tahun 30 September 2015, setelah Rusia memasuki Syria, dan mulai melaksanakan serangan udara besar-besaran terhadap organisasi teroris“ISIS, pada dasarnya telah memutarbalikan  keadaan militer al-Assad yang beberapa kali telah dikalahkan.

Sejak awal tahun ini, dengan dukungan Rusia dan Iran, militer Syria berhasil lebih banyak mengklaim kembali wilayah yang tadinya telah hilang, dan tampaknya keunggulan militer Syria ini tidak terbendung lagi.

AS tidak ingin mengirim pasukan, tapi juga tidak ingin pasukan proxynya dihancurkan, sehingga satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah gencatan senjata. Bagi AS ini adalah pilihan terbaik saat ini yang tersedia.

Laporan dari AP (Assosiated Press - AS) menuliskan bahwa seorang pejabat AS mengungkapkan Rusia pernah mengusulkan gencatan senjata yang di mulai 1 Maret, tetapi AS menuntut gencatan senjata segera dilaksanakan.

Menurut pengamat mengatakan proposal pertama yang dirilis Rusia berharap gencatan senjata diberlakukan 15 Maret, karena saat itu mayoritas wilayah Syria sudah bisa dikuasai militer al-Assad. Dia sudah menyatakan ketidak senangannya dengan ini dalam pidato yang disiarkan televisi mereka pada malam 15 Pebruari.

Dapat dikatakan bahwa baik AS maupun Rusia telah menuangkan sejumlah besar dana politik  untuk menerapkan gencatan senjata Syria.

Di satu sisi, Rusia berbicara dengan para pemimpin Syria, Iran dan Arab Saudi dan lainnya, AS juga  memperketat koordinasi dengan Arab Saudi, Turki dan oposisi Syria.

Namun, meskipun tidak ada pihak yang menyatakan dengan jelas siapa oposisi yang harus bergencatan senjata, orang melihat baik Arab Saudi maupun Iran membuat pernyataan resmi mengenai hal itu. Tapi PM Turki Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa pada 25 Pebruari bahwa jika keamanannya terancam, Turki tidak akan dibatasi oleh gencatan senjata Syria.

Hal ini terkait dengan keadaan medan perang, karena semua pihak tahu prinsip dasar ini bahwa jika satu pihak tidak bisa mendapatkan sesuatu di medan perang, maka pihak itu tidak akan bisa mendapatkannya di meja perundingan.

Kini, tidak ada lagi yang percaya oposisi dapat memaksa Basahar al-Assad lengser dari kantornya, dan AS sudah berubah sikap.

Ini adalah konsesi terbesar bagi AS yang dibuat AS sejak kirisis Syria dimulai pada tahun 2011.

Sejak Rusia mengerahkan pasukan pada 15 September, segala sesuatu yang dapat digunakan telah dikerahkan di medan perang Syria. Jika situasi ini cukup stabil atau situasi gojang-gajing di medan perang meningkat lebih jauh, maka perang berkelanjutan akan tak terbendungkan.

Maka semua pihak sekarang mengharapkan gencatan senjata. Jika semua pihak seujtu pada kondisi masa depan, maka akan bisa tercapai resolusi politik.

Namun “ISIS” jelas tidak senang dengan gencatan senjata. Satu hari sebelum pernyataan AS dan Rusia tentang gencatan senjata, pada 21 Pebruari, “ISIS” melakukan serangkaian ledakan yang mengejutkan di pinggiran ibukota Syria—Damaskus dan Homs, menewaskan sedikitnya 142 warga sipil, dan melukai 351 lainnya.

Saat ini, topik untuk bagaimana membasmi sepenuhnya kelompok-kelompok ekstrimis“ISIS” akan menjadi topik utama berikutnya setelah gencatan senjata. Jadi siapakan yang disebut kelompok teroris? Ini juga akan menjadi fokus perdebatan antara semua pihak.

( Bersambung ...... )

Sumber ; Media TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri

 http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35556783

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35634695

http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2016/03/syria-ceasefire-aleppo-peaceful-protests.html

http://www.theguardian.com/world/2016/mar/05/syrian-ceasefire-russia-peace-talks-european-leaders

http://www.aljazeera.com/news/2016/03/sos-syria-besieged-darayya-residents-160310121122305.html

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35539897

http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-35472699

http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-26116868

http://www.globalfirepower.com/

http://www.poetryfoundation.org/bio/adonis

http://www.dw.com/en/syrian-poet-adonis-hits-back-at-criticism-over-german-peace-prize/a-18691869

http://www.poetryinternationalweb.net/pi/site/poet/item/22899

http://www.nytimes.com/2010/10/18/books/18adonis.html?_r=0

http://worldrepublicofletters.com/sites/default/files/excerpts/adonis_excerpt.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun