Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Harga Minyak Internasional Rendah Bagi Rusia (2)

7 Maret 2016   19:36 Diperbarui: 7 Maret 2016   19:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Upaya Rusia Dalam Mengatasi Kelambanan Ekonomi

Menurut informasi dari Rusnews, PM Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan pada sidang laporan anggaran pemerintah federal Rusia akan dipaksa untuk secara mayoritas mengurangi anggaran federal 2016.

Pada 17 Januari 2016, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan pada pertemuan pengusaha dan manager sistem keuangan dengan mengatakan: “Dihadapkan dengan harga minyak mentah yang lamban, kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar. Dalam harga bahan baku yang lebih rendah, sistem industri kita harus mulai menyesuaikan struktur produksi, bahkan siap menghadapi kondisi yang sulit.”

Rusia menyesuaikan stuktur industri adalah cerita lama yang sama. Tapi untuk menyesuaikan struktur industri ini tidak akan bisa terjadi dengan mudah dan dalam semalam.

Para ahli Rusia percaya bahwa antara periode 2000 hingga 2010, kemudian 2014, ketika harga minyak internasional naik dari 28,5 USD menjadi 102 USD per barel , Rusia memperoleh 90% dari Dana Cadangan Nasional. Tetapi Rusia menggunakan sejumlah besar dana untuk meningkatkan kehadirannya dalam bidang militer, dan menasionalisasi perusahaan energi, dan tidak melakukan reformasi yang sudah menjadi masalah sejarah lama untuk struktur produksi, yang menyebabkan perubahan secara radikal Rubel dan energi pada waktu yang bersamaan. Bahkan hingga kini anggaran pemerintah masih diam tersimpan, dan menunggu sambil berharap harga minyak akan naik lagi suatu hari.

Di bidang ekonomi, ada pepatah umum yang disebut “Dutch disease” (penyakit Belanda), yang berarti sangat menggantungkan atau mengandalkan pada sektor ekspor sumber daya yang berlebihan, untuk menentukan perkembangan perekonomian negara untuk jangka panjang. ketika harga minya tinggi, sangat mudah untuk mendapatkan uang, sehingga tidak ada motivasi untuk melaksanakan skala besar reformasi secara mendalam. (Dutch desease adalah fenomena di bidang perekonomian yang merujuk pada akibat yang biasa ditimbulkan oleh berlimpahnya sumber daya alam di suatu negara).  

Tapi ketika harga minyak jatuh, maka timbul tingkat keparahan akan masalah ini, pada titik ini, hampir tidak memiliki semacam sumber daya untuk memajukan revolusi. Beberapa ahli dan analis melihat Rusia sedang menghadapi kontraksi kasus yang sangat serius dari Dutch disease. Dan tampaknya tingkat pemerintah senior negara Rusia bukannya tidak perduli tentang masalah ini.

Sebenarnya, Presiden Vladimir Putin ketika masih menjadi Perdana Menteri dari tahun 2008 sampai 2012, Rusia banyak meluncurkan rencana untuk mencapai pembangunan yang inovatif, dengan mendirikan Skolkovo Innovation Center dalam upaya memacu seluruh perekonomian menuju transisi.

Tujuan dari Skolkovo Innovation Center adalah area bisnis teknologi tinggi dibangun dekat Moskow,  untuk mengkonsentrasikan properti interlektual internasional, sehingga merangsang pengembangan proyek terobosan dan teknologi. Dalam perjalanan pelaksanaan proyek, perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan inovatif ditemukan. Setelah proses seleksi,beberapa menjadi perserta proyek pusat. Mereka menyediakan semua bantuan yang diperlukan utuk pembangunan. Yayasan Skolkovo dan mitranya mengubah infrastruktur, sumber daya dan kemungkinan lain dari pusat, ke pelayanan yang effektif bagi perusahaan yang menjadi peserta proyek.


Tapi transisi semacam ini sangat sulit, karena di satu sisi bisa benar-benar tidak bisa menjungkir balikkan struktur ekonomi yang sudah ada dalam semalam. Jadi situasi semacam ini masih akan berlanjut untuk beberapa waktu. Demikian pendapat beberapa analis.

Fiona Hill, seorang anggota senior dalam Foreign Policy program at the US Brookings Institute AS (Program Kebijakan Luar Negeri Brooking Institutue AS), pernah berkata: “Minyak adalah salah satu sumber daya strategis Rusia yang paling penting. Dikombinasi dengan senjata nuklir, membentuk ‘dua kepalan tangan’ yang membuat Rusia berusaha untuk mendapatkan aliansi politik dan ekonomi internasional.”

Minyak Sebagai Komoditi Politik

Memang benar bahwa bagi Rusia, minyak bukan hanya sebagai topik ekonomi saja, tapi selalu menjadi topik politik. Minyak selalu mempunyai hubungan yang rumit dengan politik dalam negeri Rusia dan diplomasi internasional.

Pada 13 Januari, Kementerian Keuangan Rusia dengan resmi mengatakan Rusia kemungkinan mengurangi produksi minyak. Ini menjadi pertama kalinya seorang pejabat Rusia telah membuat pernyataan tentang mengurangi produksi.

Tapi harga minyak tetap terus menurun, OPEC yang dipimpin Arab Saudi tetap tidak bersedia mengruangi produksi. Tindakan yang tidak biasa ini telah menyebabkan timbulnya teori konspirasi yang menggunakan harga minyak  untuk “mencekik” Rusia kembali.

Kembali pada sepuluh tahun yang lalu, minyak telah pernah membuat hubungan politik AS-Rusia menjadi “stabil.”

Pada bulan Mei 2002, dua kepala negara Rusia dan AS bertemu di Moskow, mereka menandatangani pernyataan bersama tentang pembicraan energi. Setelah itu Rusia membuka saluran  baru untuk mengangkut minyak ke AS melalui kapal-kapal tanker minyak.

Selain untuk kepentigan komersial, ada juga pertimbangan strategis Rusia dan AS untuk memperkuat kerjasama energi mereka. Di satu sisi AS ingin menurunkan ketergantungannya pada minyak Timteng, melakukan diversifikasi saluran impor energi, pada saat yang sama , AS juga berharap Rusia bisa membantu menstabilkan harga pasar minyak dunia, ketika terjadi turbulensi di Timteng, untuk melemahkan pengaruh OPEC.

Rusia tidak hanya menginginkan menggunakan kesempatan ini untuk merebut pasar, tetapi juga berusaha untuk menggunakan kerjasama energi untuk menambah konten ekonomi dalam hubungan Russo-AS “kemitraan strategi baru.”  Menjadikan minyak sebagai “stabilazer” untuk hubungan politik.

Eropa adalah pasar tradisonal energi Rusia. Selama bertahun-tahun sebagai pasar energi terbesar Rusia, memasokan 20% gas alam Uni Eropa dan 16% minyak diimpor dari Rusia. Terlepas dari Republik Soviet, termasuk Ukraina, banyak pihak percaya bahwa alasan Rusia untuk mempertahankan posisi terdepan yang tidak bisa diremehkan ada kaitannya dengan “kartu energi” yang dimiliki.

Laporan mengatakan bahwa lebih dari setengah dari ekspor Rusia ke negara-negara CIS adalah energi yang meliputi 20% minyak. Pada saat yang sama, ketika harga minyak tinggi, menjual minyak menjadi senjata bagi Rusia, karena bisa menentukan siapa yang menjual dan kepada siapa.

Sebagai contoh, ketika berperang dengan Ukraina, maka bisa menekan Ukraina melalui minyak. Hal yang sama bisa mengancam Eorpa, karena Eropa mengandalkan  minyak Rusia, sehingga ketika AS menekan Rusia, Eropa tetap memeprtahankan sikap yang cukup terkendali tidak benar-benar ingin mengikuti AS.

Selain itu meinyak sebagai kartu kunci bagi Rusia untuk berpartisipasi dalam sistem ekonomi dan perdagangan global, dan mempertahankan pengaruh politiknya. Minyak juga menjadi komponen penting yang mengontrol pemerintah nasionalnya.

Keberuntungan Putin

Putin pernah megatakan : “Beri saya kesempatan 20 tahun, saya akan berikan keajaiban!” Ini adalah janji pada tahun 2000, ketika mencalonkan diri sebgai presiden Rusia. Pada tahun yang sama, Putin terpilih menjadi Presiden Rusia.

Pada saat itu, Rusia masih berada dalam keadaan pertumbuhannya negatif, menyusul pembubaran Uni Soviet, yang membuat transisi sukses, tapi malah justru menghancurkan negara, dan terjadi kejahatan ekonomi yang merajalela. Beberapa birokrasi dan oligarki ekonomi dengan rakusnya menggerogoti kekayaan bangsa, sehingga menyebabkan sejumlah besar aset milik negara terlepas dan hilang.

Secara relatif, standar kehidupan warga-biasa menjadi buruk secara tajam, nilai Rubel menyusut, harga barang melonjak, barang-barang di toko menjadi kosong dan pembeli harus mengantri dimana-mana. Setelah Putin menjabat sebagai presiden, dia berfokus banyak pada upaya pada pemulihan ekonomi, mengambil alih Yuokos dan raksasa minyak lainnya menjadi BUMN. Minyak selalu menjadi isu politik di Rusia.

Begitu Putin menjabat presiden, ia membuat revisi kebijakan privatisasi yang dilakukan Yeltsin presiden terdahulu yang komprehensif. Hal pertama yang dia nasionalisasi adalah perusahaan energi. Salah satunya adalah minyak dan gas alam, kemudian ia mendirikan sebuah perusahaan gas alam skala besar, menugaskan beberapa orang yang paling kompeten dan politisi terpercaya bertindak sebagai pemimpin perusahaan-perusahaan minyak dan gas alam skala besar ini.

Orang-orang yang ditunjuk dan ditugaskan ini bukan pengusaha yang terkenal, melainkan politisi yang dipercaya Putin untuk mengontrol perusahaan minyak. Misalnya, Putin menyerang Mikhail Khodotkovsky, karena Kohodovsky sebelumnya sering menentang kebijakan nasionalisasi Putin.  Pertanyaannya mengapa Putin hanya menasionalisasi perusahaan minyak dan gas alam yang besar? Tidak lain adalah sebagai sumber penghasilannya---dompetnya.

Tapi faktor penting adalah apakah masyarakatnya bisa stabil, dan apa yang dikatakan dalam mendistrubusikan kekayaan bangsa itu begitu tegantung pada perusahaan-perusahaan minyak tersebut.

Selain itu masa-masa itu adalah kesempatan menciptakan pahlawan. Begitu Putin menjabat, kebetulan sekali harga minyak internasional sedang rebound dari titik terrendah dalam 30 tahun, dan pemerintah mengambil keuntungan dari keadaan ini untuk mengakumulasi jumlah besar petrodollar.

Harga minyak yang tinggi dan jumlah besar petrodollar yang masuk ke Rusia menjadi alasan penting membuat segala sesuatunya terjadi begitu baik untuk Putin selama dua periode masa jabatan presiden.  Dengan penghasilan petrodollar meningkat, Rusia melaksanakan empat proyek sosial nasional pertanian, pendidikan, kedokteran dan perumahan.

Pelaksanaan skala besar proyek-proyek ini mengubah keadaan hidup rakyat Rusia dari sebelumnya ketika selama masa kepresidenan Yeltsin.

Ketika periode masa jabatan Putin yang pertama berakhir, setengah pendudukan miskin Rusia yang berhasil dientaskan. Peningkatan tarap hidup ini yang menyebabkan Putin memperoleh kepercayaan dan wewenang dari rakyat.

Menurut jajak pendapat publik saat ini menunjukkan rating Putin tetap tinggi. Namun, dengan kini dimana harga minyak internasional yang terpuruk rendah, masih menjadi teka-teki yang mengkhawatiran dalam pikiran rakyat Rusia.

Keberuntungan Putin Diuji Dalam Pemilu

Akankah ini kali Putin akan kehilangan dukungan dari rakyatnya, karena “krisis”’ harga minyak yang sangat menegangkan?   

Jika tren ekonomi tahun ini terus memburuk, kita akan melihat bahwa masa depan politik Rusia akan menghadapi dua simpul yang sangat penting.

Yang pertama adalah pemilu Rudia untuk memilih Duma Negara (DPR/MPR) pada bulan September 2016, dan yang kedua adalah pemilihan presiden pada 2018. Biasanya, dalam sistem pemilu demikian, keaktifan rakyat Rusia, dan semangat mereka untuk terlibat dalam politik sering kali tidak ditampilkan secara normal, tetapi akan ditampilkan pada sat-saat penting dalam pemilu.

Pemilu sebanarnya menjadi simpul nyata untuk menguji stabilitas politik Rusia. Kini kita masih perlu melihat pemilu 2016 untuk Duma.

Saat ini, media Barat banyak menurunkan ulasan tentang kemerosotan Rusia, baik di masa lalu dan kini. Tanpa diragukan Rusia adalah kekuatan utama. Meskipun telah mengalami masalah dalam dan luar negeri, negara ini tampaknya telah menampilkan kemampuan yang luar biasa untuk berjuang lebih dan berupaya lebih.

Pada 12 Januari 2016 , Barack Obama di Capitol Hill memberikan pidato kenegaraan kepada State Union untuk masa jabatan sebagai presiden, begitu dia berada di podium langsung memberi seruan semangat kepada rakyat Amerika. Seraya menyerukan : “marilah saya mulai dengan fakta dasar ekonomi : AS, kini adalah yang terkuat, ekonomi terkuat dan paling tahan lama di dunia. AS adalah negara paling kuat di bumi ini. Dan periode ini tidak pernah berakhir selamanya.”

Ini tidak diketahui apakah pernyataan Obama ini diarahkan pada Rusia, tetapi sebelum pidato State Union ini, “Bild” Jerman menyebutkan pernyataan khusus ini bahwa pernyataan ini oleh Obama pernah dikemukakan dua tahun sebelumnya dalam wawancara khusus dengan Vladimir Putin.

Pada bulan Maret 2014, setelah referendum Cremia bergabung dengan Rusia, Obama secara terbuka menyindir Rusia sebagai “kekuatan regional yang mengancam beberapa tetangganya.” Menanggapi ini Putin menekankan bahwa Rusia tidak mengejar posisi sebagai negara adidaya, hal itu “terlalu mahal dan tidak berarti”, dan menegaskan Rusia sebagai kekuatan regional adalah tidak benar.

Lebih lajut Putin mengatakan, “Jika Rusia sebagai kekuatan regional, maka hal pertama perlu diperjelas adalah di kawasan mana? Harus merujuk pada peta sebelum mulai diskusi. Apakah “regional” berarti bagian dari Rusia yang di Eropa? Atau apakah itu merujuk pada perbatasan timur dengan Jepang dan AS? Apakah itu bagian dari Rusia yang di Asia? Atau utara? Disebelah utara, kita melihat ada Kanda melintasi Semudra Pasifik. Atau itu selatan? Yang mana yang akan kita bicarakan?

Banyak analis dan pengamat yang menganggap membicarakan negara-negara lain dengan meremehkan mereka merupakan upaya untuk memperlihatkan  kekontrasan dan keunikan bagi dirinya sendiri, posisi demikian adalah salah.

( Bersambung ....... )

Sumber : Media TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri

http://www.gazprom.com/about/production/projects/pipelines/ykv/

https://www.rt.com/business/325064-gazprom-cnpc-agreement-gas/

http://tass.ru/en/economy/847697

https://www.rt.com/news/318359-glonass-beidou-navigation-satellite/

http://rustradeusa.org/eng/256/366/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun