Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Harga Minyak Internasional Rendah Bagi Rusia (2)

7 Maret 2016   19:36 Diperbarui: 7 Maret 2016   19:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minyak Sebagai Komoditi Politik

Memang benar bahwa bagi Rusia, minyak bukan hanya sebagai topik ekonomi saja, tapi selalu menjadi topik politik. Minyak selalu mempunyai hubungan yang rumit dengan politik dalam negeri Rusia dan diplomasi internasional.

Pada 13 Januari, Kementerian Keuangan Rusia dengan resmi mengatakan Rusia kemungkinan mengurangi produksi minyak. Ini menjadi pertama kalinya seorang pejabat Rusia telah membuat pernyataan tentang mengurangi produksi.

Tapi harga minyak tetap terus menurun, OPEC yang dipimpin Arab Saudi tetap tidak bersedia mengruangi produksi. Tindakan yang tidak biasa ini telah menyebabkan timbulnya teori konspirasi yang menggunakan harga minyak  untuk “mencekik” Rusia kembali.

Kembali pada sepuluh tahun yang lalu, minyak telah pernah membuat hubungan politik AS-Rusia menjadi “stabil.”

Pada bulan Mei 2002, dua kepala negara Rusia dan AS bertemu di Moskow, mereka menandatangani pernyataan bersama tentang pembicraan energi. Setelah itu Rusia membuka saluran  baru untuk mengangkut minyak ke AS melalui kapal-kapal tanker minyak.

Selain untuk kepentigan komersial, ada juga pertimbangan strategis Rusia dan AS untuk memperkuat kerjasama energi mereka. Di satu sisi AS ingin menurunkan ketergantungannya pada minyak Timteng, melakukan diversifikasi saluran impor energi, pada saat yang sama , AS juga berharap Rusia bisa membantu menstabilkan harga pasar minyak dunia, ketika terjadi turbulensi di Timteng, untuk melemahkan pengaruh OPEC.

Rusia tidak hanya menginginkan menggunakan kesempatan ini untuk merebut pasar, tetapi juga berusaha untuk menggunakan kerjasama energi untuk menambah konten ekonomi dalam hubungan Russo-AS “kemitraan strategi baru.”  Menjadikan minyak sebagai “stabilazer” untuk hubungan politik.

Eropa adalah pasar tradisonal energi Rusia. Selama bertahun-tahun sebagai pasar energi terbesar Rusia, memasokan 20% gas alam Uni Eropa dan 16% minyak diimpor dari Rusia. Terlepas dari Republik Soviet, termasuk Ukraina, banyak pihak percaya bahwa alasan Rusia untuk mempertahankan posisi terdepan yang tidak bisa diremehkan ada kaitannya dengan “kartu energi” yang dimiliki.

Laporan mengatakan bahwa lebih dari setengah dari ekspor Rusia ke negara-negara CIS adalah energi yang meliputi 20% minyak. Pada saat yang sama, ketika harga minyak tinggi, menjual minyak menjadi senjata bagi Rusia, karena bisa menentukan siapa yang menjual dan kepada siapa.

Sebagai contoh, ketika berperang dengan Ukraina, maka bisa menekan Ukraina melalui minyak. Hal yang sama bisa mengancam Eorpa, karena Eropa mengandalkan  minyak Rusia, sehingga ketika AS menekan Rusia, Eropa tetap memeprtahankan sikap yang cukup terkendali tidak benar-benar ingin mengikuti AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun