Ketika periode masa jabatan Putin yang pertama berakhir, setengah pendudukan miskin Rusia yang berhasil dientaskan. Peningkatan tarap hidup ini yang menyebabkan Putin memperoleh kepercayaan dan wewenang dari rakyat.
Menurut jajak pendapat publik saat ini menunjukkan rating Putin tetap tinggi. Namun, dengan kini dimana harga minyak internasional yang terpuruk rendah, masih menjadi teka-teki yang mengkhawatiran dalam pikiran rakyat Rusia.
Keberuntungan Putin Diuji Dalam Pemilu
Akankah ini kali Putin akan kehilangan dukungan dari rakyatnya, karena “krisis”’ harga minyak yang sangat menegangkan?
Jika tren ekonomi tahun ini terus memburuk, kita akan melihat bahwa masa depan politik Rusia akan menghadapi dua simpul yang sangat penting.
Yang pertama adalah pemilu Rudia untuk memilih Duma Negara (DPR/MPR) pada bulan September 2016, dan yang kedua adalah pemilihan presiden pada 2018. Biasanya, dalam sistem pemilu demikian, keaktifan rakyat Rusia, dan semangat mereka untuk terlibat dalam politik sering kali tidak ditampilkan secara normal, tetapi akan ditampilkan pada sat-saat penting dalam pemilu.
Pemilu sebanarnya menjadi simpul nyata untuk menguji stabilitas politik Rusia. Kini kita masih perlu melihat pemilu 2016 untuk Duma.
Saat ini, media Barat banyak menurunkan ulasan tentang kemerosotan Rusia, baik di masa lalu dan kini. Tanpa diragukan Rusia adalah kekuatan utama. Meskipun telah mengalami masalah dalam dan luar negeri, negara ini tampaknya telah menampilkan kemampuan yang luar biasa untuk berjuang lebih dan berupaya lebih.
Pada 12 Januari 2016 , Barack Obama di Capitol Hill memberikan pidato kenegaraan kepada State Union untuk masa jabatan sebagai presiden, begitu dia berada di podium langsung memberi seruan semangat kepada rakyat Amerika. Seraya menyerukan : “marilah saya mulai dengan fakta dasar ekonomi : AS, kini adalah yang terkuat, ekonomi terkuat dan paling tahan lama di dunia. AS adalah negara paling kuat di bumi ini. Dan periode ini tidak pernah berakhir selamanya.”
Ini tidak diketahui apakah pernyataan Obama ini diarahkan pada Rusia, tetapi sebelum pidato State Union ini, “Bild” Jerman menyebutkan pernyataan khusus ini bahwa pernyataan ini oleh Obama pernah dikemukakan dua tahun sebelumnya dalam wawancara khusus dengan Vladimir Putin.
Pada bulan Maret 2014, setelah referendum Cremia bergabung dengan Rusia, Obama secara terbuka menyindir Rusia sebagai “kekuatan regional yang mengancam beberapa tetangganya.” Menanggapi ini Putin menekankan bahwa Rusia tidak mengejar posisi sebagai negara adidaya, hal itu “terlalu mahal dan tidak berarti”, dan menegaskan Rusia sebagai kekuatan regional adalah tidak benar.