Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Harga Minyak Internasional Rendah bagi Rusia (1)

7 Maret 2016   09:45 Diperbarui: 7 Maret 2016   10:21 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Harga minyak dunia telah jatuh tajam akhir-akhir ini, sehingga menyebabkan kekurangan pendapatan yang signifikan di banyak negara pengekspor energi.

Dari tahun 2010 hingga pertengahan 2014, harga minyak dunia cukup stabil, sekitar 110 USD per barel, tapi sejak Juni 2014, harga jatuh hingga 50 USD per barel untuk pertama kali sejak tahun 2009, dan minyak mentah AS turun 48 USD per barel. Hal ini dikarenakan lemahnya permintaan di banyak negara yang juga karena pertumbuhan ekonomi yang hambar, ditambah dengan gelombang produksi AS. Lebih-lebih lagi kartel minyak OPEC bertekad untuk tidak mengurangi produksi sebagai cara untuk menopang harga.

Rusia adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia, kenaikan suku bunga dramatis 17% untuk mendukung mata uang Rubel yang bermasalah menggaris-bawahi bagaimana berat ekonominya yang  mengandalkan pada pendapatan energi, minyak dan gas sebesar 70% dari pendapatan ekspor.

Rusia kehilangan 2 USD untuk setiap dolar dengan jatuhnya harga minyak, dan Bank Dunia telah memperingatkan ekonomi Rusia akan menyusut setidaknya 0,7% pada tahun 2015 jika harga minyak tidak pulih kembali.

Situasi Ekonomi Rusia Terkini  

Rusia baru saja merayakan tahun Baru Ortodoks pada 13 Januari, dan 17 Maret akan merayakan ulang tahun kedua Criema yang dianeksasi Rusia. Namun kali keadan Rsuia tidak menggembirakan, dimana  sanksi Barat masih diperpanjang enam bulan lagi.

Sehingga banyak pihak yang mempertanyakan, bisakah Rusia melewati musim dingin ekonomi yang  dingin ini, dengan banyak serangan datang dari banyak pihak padanya?

Musim dingin tahun ini di Moscow salju datang terlambat. Sejak musim salju yang dimulai bulan Oktober tahun lalu, suhu Moskow terus diatas 0*C  dan bahkan Rusia mengakiri perayaan Tahun Baru Kristen Ortodok tanpa salju . Sebuah kekontrasan dengan ekonomi Rusia yang mulai mendingin lebih awal.

Rosstat atau kantor statistik negara Rusia merilis data ekonomi pada 25 Januari 2016, menunjukkan PDB Rusia pada tahun 2015 telah berkurang 3,7% dibanding dengan tahun sebelumnya, pendapatan aktual warga Rusia telah turun 4%, dan defisit finansial tahun 2015 adalah 1,95 trilyun Rubel (setara 25 milyar USD) merupakan 2,6% dari PDB Rusia tahun itu. Dan jumlah pengangguran 4,26 juta atau naik 7,4% dari tahun 2014.

Nilai tukar Rubel dengan USD terus menurun. Pada 11 Januari tahun ini, nilai tukar Rubel jatuh menjadi 76 Rubel per 1 USD, merupakan kejatuhan terbesar sejak Desember 2014.

Rubel terdepresiasi (susut) sejalan dengan itu harga barang-barang menaik. Warga Moskow banyak mengeluh karena kualitas hidup mereka menurun seiring dengan turunnya nilai Rubel. Toko dirasakan makin sepi pembeli, orang lebih coba menghemat dalam pemakaian uangnya.

Banyak warga yang lebih berhati-hati memakai uangnya dengan tidak berbelanja barang mahal, dan lebih untuk membeli makanan, karena mereka masih belum tahu bagaimana perkembangan waktu yang akan datang. mereka merasakan keadaan lebih buruk dari dua tahun lalu.

Perubahan ini tidak bisa dikatakan tidak berhubungan dengan sanksi Barat yang berkelanjutan. Sejak 17 Maret 2014, ketika Crimea lepas dari Ukraina dan dianeksasi Rusia, negara-negara Barat secara resmi mulai menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Pada 21 Desember 2015, Uni Eropa mengeluarkan pernyataan diwebsitenya, karena Rusia tidak bisa sepenuhnya melaksanakan kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai di Minsk pada bulan Pebruari 2015, Uni Eropa akan memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia selama enam bulan, terhitung dari akhir Januari 2016 hingga 31 Juli 2016.

Secara ekonomi, perpanjangan sanksi ini bnisa dikatakan suatu tekanan ekonomi dari eksternal paling parah yang dihadapi Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet.

Salah satu akibat langsung dari sanksi ini adalah turunnya nilai Rubel dan harga minyak yang terus turun.

Dalam satu setengah tahun, suatu ketika nilai tukar mata uang Rubel dan USD mencapai 80:1, dan dalam satu tahun setengah telah terdepresiasi lebih dari 70%. Harga minyak juga sama jatuh lebih dari 70%. Seperti diketahui hampir 60% pendapatan keuangan Rusia mengandalkan pendapatan minyak dan gas, yang diperdagangkan dengan USD, jadi itu berarti pendapatan Rusia telah secara drastis menurun.

Hal ini hanya salah satu aspek, dan yang lebih serius adalah Rusia telah dipaksa untuk menghentikan memproses dan transaksi dengan Barat dan dunia sistem keuangan ekonomi. Sebelumnya telah melakukan dengan mengintegrasikan dengan ekonomi, perdagangan dan sistem keuangan global, tetapi setelah krisis Ukraina, terjadi tekanan dari Barat. Yang menyebabkan perekonomian domestik menderita kemunduran, dan yang lebih menyebabkan kemunduran besar adalah integrasi dengan ekonomi Barat telah dipaksa untuk berhenti. Analis memperkirakan untuk beberapa tahun ke depan efek negatif mungkin secara bertahap akan muncul.

Beberapa analis percaya bahwa akibat utama dari sanksi adalah dihentikannya pembiayaan Barat untuk Rusia. Dana Barat yang dibutuhkan untuk mengembangkan minyak Rusia berasal dari pasar Eropa dan AS, khususnya untuk pasar Eropa Barat.

Rusia awalnya banyak menandatangani  perjanjian pengembangan minyak dengan negara-negara Eropa, tetapi perjaniian tersebut terpaksa dihentikan, dan Rusia tidak dapat mendapatkan pembiayaan dari pasar Barat untuk prospek dan perkembangan minyak. Pada dasarnya ini terputus, yang juga berarti terputus untuk mendapatkan peralatan pengembangan minyak dari negara-negara Eropa.

Seperti diketahui gletser es di Arktik (kutub utara) sedang mencair dengan cepat akhir-akhir ini. Rusia awalnya ingin mengembangkan banyak eksplorasi minyak dan gas di Artik pada 2015, dan menandatangani serangkaian kontrak atau niat kontrak dengan negara-negara Barat untuk mengembangkan minyak dan gas alam di benua Arktik, tapi semua ini dihentikan.

Untuk masalah minyak bagi Putin pecaya bahwa sanksi-sanksi Barat “bukan hal yang paling sulit yang mereka alami”. Yang paling menyakitkan bagi dia adalah harga minyak. Lalu apa arti harga minyak bagi ekonomi Rusia?

Pada tahun 1990an Perang Dingin berakhir dan Uni Soviet dibubarkan (tepatnya 25 Desember 1991), ekonomi Rusia yang telah mengalami kemerosotan, secara bertahap mulai dengan cepat meningkat lagi.

Dengan melihat kembali periode sejarah, baik kalangan akademisi domestik dan internasional umumnya percaya walaupun “ sistem kekuatan baru Rusia yang membentuk pertumbuhan endogen (daya tahan diri)” telah memainkan peran penting dan membuat bertahan dalam perubahan ekonomi dan pertumbuhan Rusia dalam beberapa tahun terakhir, tetapi bagi perekonomian Rusia “peran harga minyak dunia” pada tahun-tahun terakhir masih bisa dikatakan menjadi faktor yang paling penting dalam meningkatkan perekonomian Rusia “kembali hidup dari kematian.”

Negara Rusia yang terbentang meliputi Eurasia, telah “dimanjakan oleh alam” karena memiliki kelimpahan sumber daya alam dalam batas negaranya. Hari ini, Rusia memiliki 48,6 miliyar barel cadangan minyak yang telah diproven (terbukti), yang merupakan 12% hingga 13% dari cadangan dunia yang telah proven. Menjadi yang ke-6 tertinggi di dunia, dan memiliki jumlah cadangan   tertinggi bagi negara non-OPEC.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Rusia telah melakukan pengembangan pembangunan untuk meningkatkan produksi minyak, Rusia telah menyumbang 10% dari produksi minyak dunia.

Sejak mulai tahun 2002, produksi minyak Rusia telah melampaui AS dan Arab Saudi untuk menjadi yang tertinggi di dunia. Dengan output yang terus meningkat, ekspor minyak juga meningkat secara bertahap. Setelah tahun 1996, ekspor minyak tahunan Rusia tetap berada lebih dari 100 juta ton. Pada tahun 2001, meningkat menjadi 162 juta ton, yang menyumbang 10% dari ekspor minyak dunia, menjadi negara pengekspor minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.

Yang dramatis ketika Rusia meningkatkan produksi minyak dan ekspor, pada saat yang sama harga minyak internasional meningkat cukup tinggi.

Pada tahun 2000, setelah Vladimir Putin terpilih sebagai presiden, harga minyak naik cepat dari kurang 50 USD per barel menjadi lebih 100 USD dan bahkan pernah mencapai 150 USD per barel. Hal ini tidak diragukan lagi mempercepat kebangkitan ekonomi Rusia. Harga minyak menjadi faktor penentu dalam perekonomian Rusia.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2002, PDB per kapita Rusia 2.373 USD, meningkat menjadi 6.902 USD pada tahun 2006 dan 11.550 USD pada tahun 2008. Pada 2009, dengan meningkatkan harga minyak juga membawa peningkatan pendapatan mata uang asing ke Rusia, sementara PDB  per kapita menurun. Setelah itu, dengan cepat kembali tumbuh hingga mencapai 14.587 USD pada tahun 2013.   

Ketika harga minyak tinggi, Rusia dengan mudah memperoleh jumlah besar petrodollar. Fenomena ini adalah sesuatu yang bisa kita lihat dengan jelas selama periode sebelum Putin sebagai presiden, dari tahun 2000 sampai 2008. Saat itu dimulai Rusia menerima sejumlah besar USD, dan pemulihan serta penyembuhan ekonomi Rusia berkembang pada tingkat yang cukup tinggi untuk rata-rata per tahunnya mencapai 7% lebih.

Rusia menerima jumlah besar petrodollar, dan mendirikan Dana Stabilisasi dan Dana Kekyaaan Nasional, yang sangat meningkatkan kehidupan warga Rusia. Pada saat yang sama Rusia memperoleh berbagai macam manfaat dari minyak, namun Rusia bergantung berlebihan pada harga minyak, yang belakangnya terpaksa harus membayar biaya yang sangat mahal

Dimulai pada pertengahan 2014, harga minyak mentah Brent mulai jatuh tajam dari harga tertinggi 100 USD per barel. Hingga 13 Januari 2016, minyak mentah Brent jatuh menjadi dibawah 30 USD per barel dalam perdagangan masa depan (future trading), ini menjadi yang pertama dalam 10 tahun.

Seperti diketahui Rusia ditentukan oleh koridor harga cadangan dari ekspor minyaknya. Sebagai contoh, pada saat harga minyak  satu barel melebihi harga yang ditetapkan, jumlah uang tambahan masuk ke Kas Dana Darurat Negara dan Dana Kekayaan Nasional.

Dana ini kini mengalami menurunan. Cadangan dana Rusia saat ini menurun, bagi Rusia struktur ekonominya bergantung pada ekspor minyak dan gas alam. Saat ini area ini beroperasi dengan pinjaman uang. Kita tahu biasanya kitika Rusia menghitung minyaknya dengan harga rata-rata, biaya minyak mentahnya kira-kira 30 USD per barel, dari 18 USD adalah biaya pengembangan, dan 12 USD biaya pengiriman, itu sama dengan 30 USD.

Tapi kini harga jatuh dibawah 30 USD yang berarti kerugian. Jika minyak yang digali di daerah kutub dan landas kontinen, maka biayanya akan lebih tinggi. Jika sekarang industri minyak Rusia beroperasi dengan uang pinjaman. Hal ini akan membuat sulit untuk meningkatkan anggaran keuangan masa depan.

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov menunjukkan dalam suatu wawancara baru-baru ini, bahwa anggaran Rusia untuk 2016 ditentukan dengan harga minyak 50 USD per barel, dan jika harga minyak jatuh dibawah ini, diperkirakan pendapatan keuangan Rusia untuk tahun 2016 akan menurun 3 trilyun Rubel.

Ini akan berpengaruh besar terhadap Rusia jika tidak diambil tindakan dengan mengubah anggaran berdasarkan kondisi harga minyak saat ini, Rusia akan dipaksa menggunakan sebagian dari Dana Kekayaan Nasional untuk menutup defisit keuangan 2016.

( Bersambung ........ )

Sumber : Medai TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri

http://www.gazprom.com/about/production/projects/pipelines/ykv/

https://www.rt.com/business/325064-gazprom-cnpc-agreement-gas/

http://tass.ru/en/economy/847697

https://www.rt.com/news/318359-glonass-beidou-navigation-satellite/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun