Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Laut Tiongkok Selatan & “Kebebasan Navigasi” Bagi AS (1)

20 Februari 2016   20:52 Diperbarui: 20 Februari 2016   20:59 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1974 Tiongkok merebut Pulau Parcels yang diduduki Vietnam, dan menewaskan 70 tentara Vietnam. Pada tahun 1998 kedua belah pihak bentrok di Spratly, dengan Vietnam kehilangan sekitar 60 pelaut.

Pada awal 2012, Tiongkok dan Filipina terlibat kebuntuhan maritim yang berkepanjangan, yang menyangkut Scragorough Soal (Pulau Huangyan).

 

Pada bulan Juli 2012, Vietnam dan Filipina marah kepada Tiongkok karena secara resmi membuat kota Sansha, sebuah badan adminstrasi dengan kontor pusat di Paracel untuk mengawasi Laut Tiongkok Selatan.

Pada Mei 2014, Tiongkok melalukan pengeboran rig di dekat peairan Kepulauan Paracel yang mengikibatkan bentrok tabrakan antara kapal Vietnam dan Tiongkok

Pada bulan April 2015, AS merilis citra satelit yang menunjukkan Tiongkok membangun sebuah landasan udara di tanah reklamasi di Spratly.

Pada bulan Oktober 2015, kapal perusak kawal rudal AS yang dilengkapi rudal berlayar 12 nautical mil dari pulau-pulau buatan, ini akan menjadi yang pertama kali dalam serangkaian tindakan yang direncanakan kebebasan bernavigasi di wilayah tersebut. Tiongkok memperingatkan AS harus “tidak bertindak membabi buta atau membuat masalah-masalah yang tidak perlu” 

Tapi Tiongkok cendrung memilih perundingan bilateral di balik pintu tertutup, negara-negara lain menginginkan adanya mediasi internasional. Tapi meskipun Filipina berhasil mengajukan masalahnya ke pengadilan PBB, namun Tiongkok tidak diwajibkan untuk mematuhi putusan.

Kelompok regional ASEAN dengan upaya baru, melakukan pembahasan ide-ide baru untuk menyelesaikan sengketa,

AS memperingatkan Tiongkok untuk tidak “menyikut kesamping” negara-negara itu dalam konflik dengan pulau-pulau. Tiongkok memperingatkan AS untuk tidak ikur campur dengan masalah kawasan ini yang jauh dari negaranya, biarlah negara-negara yang bermasalah untuk melakukan perundingan bilateral tanpa intervensi pihak lain. 

Eric Baculinao dari NBC News yang mempunyai hubungan dekat Beijing menuliskan, Tiongkok tidak akan memulai perang atas pulau-pulau sengketa di Laut Tionkok Selatan yang kini menjadi tegang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun