Pada tahun 1974 Tiongkok merebut Pulau Parcels yang diduduki Vietnam, dan menewaskan 70 tentara Vietnam. Pada tahun 1998 kedua belah pihak bentrok di Spratly, dengan Vietnam kehilangan sekitar 60 pelaut.
Pada awal 2012, Tiongkok dan Filipina terlibat kebuntuhan maritim yang berkepanjangan, yang menyangkut Scragorough Soal (Pulau Huangyan).
Pada bulan Juli 2012, Vietnam dan Filipina marah kepada Tiongkok karena secara resmi membuat kota Sansha, sebuah badan adminstrasi dengan kontor pusat di Paracel untuk mengawasi Laut Tiongkok Selatan.
Pada Mei 2014, Tiongkok melalukan pengeboran rig di dekat peairan Kepulauan Paracel yang mengikibatkan bentrok tabrakan antara kapal Vietnam dan Tiongkok
Pada bulan April 2015, AS merilis citra satelit yang menunjukkan Tiongkok membangun sebuah landasan udara di tanah reklamasi di Spratly.
Tapi Tiongkok cendrung memilih perundingan bilateral di balik pintu tertutup, negara-negara lain menginginkan adanya mediasi internasional. Tapi meskipun Filipina berhasil mengajukan masalahnya ke pengadilan PBB, namun Tiongkok tidak diwajibkan untuk mematuhi putusan.
Kelompok regional ASEAN dengan upaya baru, melakukan pembahasan ide-ide baru untuk menyelesaikan sengketa,
AS memperingatkan Tiongkok untuk tidak “menyikut kesamping” negara-negara itu dalam konflik dengan pulau-pulau. Tiongkok memperingatkan AS untuk tidak ikur campur dengan masalah kawasan ini yang jauh dari negaranya, biarlah negara-negara yang bermasalah untuk melakukan perundingan bilateral tanpa intervensi pihak lain.
Eric Baculinao dari NBC News yang mempunyai hubungan dekat Beijing menuliskan, Tiongkok tidak akan memulai perang atas pulau-pulau sengketa di Laut Tionkok Selatan yang kini menjadi tegang.