Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Latar Belakang AS “Mengendorkan” Tekanan Terhadap Iran (4)

8 Februari 2016   09:11 Diperbarui: 8 Februari 2016   12:33 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun di Timteng AS masih gelisah dengan rudal balistik Iran yang terus berkembang. 

Pada 1 Januari 2006, Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Iran, Hossein Salami sengaja “membocorkan” kekuatan rudal Iran: “Kita memiliki begitu banyak rudal, kita tidak mempunyai cukup tempat untuk menyimpannya. Kita telah menggali ratusan terowongan dan telah dipenuhi dengan rudal-rudal tersebut, untuk kita siap gunakan untuk pertahanan keutuhan wilayah, kemerdekaan, dan kebebasan negara kita.”

Pada 11 Oktober 2015, Menhan Iran mengumumkan, mereka telah berhasil melakukan uji coba rudal jarak jauh “Emad” dengan jangkauan 1.700 km dengan akurasi 500 meter, dan bisa membawa beban 750 kg, dengan demikian Israel akan berada dalam jangkauan rudal tersebut.

Setelah percobaan tersebut, AS, Inggris, Prancis dan Jerman segera menyerukan Komite Sanksi Iran di Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan mengenai kegiatan pengujian rudal Iran, dan menuduh Iran melanggar peraturan sanksi PBB. Tapi hingga hari ini, komite ini tidak mengambil tindakan apapun. Ini meninggalkan banyak pihak dalam ketegangan.

Tapi jika dilihat kekuatan militer Iran, standar pasukannya masih cukup tertinggal. Tapi teknologi rudal dan jumlah rudal yang mereka miliki menjadi yang tertinggi di Timteng.

Berkenaan dengan isu rudal Iran, banyak analis memperkirakan, setelah ancaman nuklir hilang, pihak ter-afiliasi termasuk AS akan meningkat keluhan terhadap masalah rudal Iran. Ini mungkin akan menjadi pertikaian baru antara AS dan Iran serta Barat dan Iran.

Para pemimpin Iran dan Israel melihat satu sama lain sebagai musuh bebuyutan. Pemimpin Revolusi Iran Ryhollah Khomeini pada tahun 1979, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pernah secara terbuka mengatakan mereka akan “menghapus  Israel dari peta.”

Sikap Israel Dengan Menghangatnya Hubungan AS-Iran

Apakah dengan tercapainya AS atas kesepakatan nuklir dengan Iran, dan menghangatnya hubungan dengan Iran, akan menyebabkanketidak senangan yang parah di antara para pemimpin Israel?

Pada awal Nopember 2013, ketika AS dan Iran baru saja mencapai kesepakatan interim tentang perjanjian nuklir, PM Israel Benjamin Netanyahu dengan marah mengatakan: “Saya percaya bahwa perjanjian bersejarah yang dicapai di Jenewa itu bukan perjanjian bersejarah, itu adalah kesalahan bersejarah.”

Menurut sebuah laporan dari “USA Today,” mengatakan untuk jangka panjang pihak yang menentang perjanjian nuklir Iran, Netanyahu bersumpah dia akan terus memantau dengan erat/dekat pelaksanaan perjanjian nuklir, untuk memverifikasi  apakah Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.

Tetapi meskipun Israel sangat tidak suka untuk kebijakan Obama untuk Timteng, tapi masih merupakan sekutu yang paling dapat diandalkan AS di Timteng.

Dalam salah satu layout (tata letak) strategis AS di Timteng, Iran adalah kekuatan negatif bukan kekuatan positif, itu hanya masalah bagaimana untuk mengendorkan tekanananya terhadap Iran saja, suatu ketika mereka juga akan tegang lagi.

Masalah utamanya adalah Israel. Peran Iran apapun akan mempengaruhi Israel untuk keamanan Israel dan juga akan mempengaruhi Arab Saudi. Bagi AS, Israel dan Arab Saudi adalah sekutu yang lebih dapat diandalkan.

Pada 2 Januari, Arab Saudi mengeksekusi Sheikh Syiah radikal Nimr al-Nimr atas kriminalisasi kejahatan terorisme. Kejadian ini dengan cepat memperburuk konflik antara Syiah dan Sunni di Timteng.

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei secara terbuka mengatakan, Arab Saudi akan menghadapi “murka ilahi” dan warga Iran masuk ke Kedutaan Arab Saudi di Teheran dan menghacurkan properti.

Pada 4 Januari, Arab Saudi mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Segera setelah itu Bahrain dan Sudan juga mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik juga dengan Iran, sementara UAE menurunkan tingkat perwakilan diplomatik dengan Iran.

Pada 7 Januari, Menlu Iran mengatakan pesawat militer Arab Saudi secara kejam membom kedutaan Iran di Yaman selama serangan udara, melukai beberapa diplomat Iran.

Arab Saudi secara terbuka menyatakan kekecewaannya dengan kebijakan AS di Timteng pada beberapa kesempatan. Perilaku yang drastis terhadap Iran saat ini telah membuat insiden tersebut bertambah buruk.

Meskipun AS mnyerukan untuk menahan diri dari kedua belah pihak. Reuters mengutip seorang informan anonim yang tahu posisi Arab Saudi mengatakan : “Arab Saudi merasa telah cukup. Sudah berkali-kali Iran telah menonjok hidung Barat, terus menerus mendanai terorisme, dan meluncurkan rudal balistik, tapi tidak ada yang melakukan apa-apa. Arab Saudi benar-benar tidak perduli apakah itu akan membuat AS marah saat ini.”

Tapi apapun perkembangan keadaan di Timteng, peran Arab Saudi sangat penting bagi AS, karena USD terikat dengan energi, dan AS tidak akan melepaskan energi, maka mereka harus bisa mengendalikan OPEC. Jika OPEC mereka kendalikan, mereka dapat mengontrol Arab Saudi. Logika ini jelas. Jadi peran Arab Saudi ini jelas, tidak hanya dalam konflik agama di Timteng, dan pengaruh ekonomi global AS. Jelas bagi AS, Arab Saudi bobotnya akan lebih berat dari Iran.

Banyak orang menemukan bahwa AS menghadapi masalah komplek yang saling menjalin di Timteng, strategi baru pemerintahan Obama yang ditrapkan mungkin hanya suatu pengurangan strategis, dilain pihak untuk melakukan kehati-hatian dalam membuat keseimbangan dengan Iran.

Kebijakan AS untuk Timteng telah dilakukan perubahan baru, yang memungkinkan untuk mengembangkan hubungan dengan semua negara dengan cara lebih berseimbangan, tidak seperti sebelumnya yang hanya mengandalakan Israel, Arab Saudi dan beberapa sekutu setia untuk menggunakan pengaruhnya di kawasan ini.

Yang  kedua kerana tampilan spesifik fragmentasi kekuasaan di Timteng, Dalam hal ini fragmenatsi kekuasaan bahwa Israel tidak dapat mengendalikan situasi regional, dan Arab Saudi tidak bisa mengendalikan situasi, sementara negara-negara seperti Iran melakukan sebaliknya, dan perlahan-lahan tumbuh lebih kuat.

Pada tahun 2001, pemerinthan Bush-AS memasukan Iran dalam daftar tiga negara Poros Setan (Axis of Evil).

Pada tahun 2010, pemerintahan Obama melihat Tiongkok sebagai lawan, dan mendorong maju strategi untuk menyeimbangkan Asia-pasifik.

Pada tahun 2014, AS menyebut Rusia salah satu dari ancaman terbesar dunia.

Zbigniew Brzezinski, seorang strategis AS yang tersohor pernah memperingatkan dalam bukunya, “The Grand Chessboard,” yang terbit tahun 1997, dituliskan: “Potensi bahaya terbesar adalah Tiongkok dan Rusia dan mungkin Iran akan membentuk koalisi.” Dia juga mengingatkan: “Sebuah koalisi yang bersekutu antara Rusia, Tiongkok dan Iran dapat berkembang,  jikalau AS berpenglihatan pendek untuk memusuhi Tiongkok dan Iran secara bersamaan.”

Perubahan dalam kebijakan AS terhadap Iran mungkin berkaitan dengan peringatan ini. Kini, proses hubungan penghangatan AS-Iran sedang mulai. Dan bagaimana kiranya perkembangan untuk masa datang ini? Banyak pihak menunggu untuk melihat perkembangannya (wait & see).

Dengan penyesuaian strategi AS untuk Timteng, halaman baru telah berubah untuk hubungan AS dan Iran.

Namun berapa lama peningkatan hubungan AS-Iran ini akan berlangsung? Bisakah ini mempromosikan perdamaian regional? Ini menjadi pertanyaan masyarakat internasional berkaitan dengan perkembangan ini.

Di Timteng setiap negara memiliki politik sendiri, agama, budaya dan sejarah, dan masing-masing negara pernah memiliki peradaban yang gloria yang membuat rakyatnya bangga. Jika satu pihak mencari kepentingan egosimenya sendiri dan berperilaku hegemonik memaksakan pandangannya, maka akan tidak bisa dihindari akan menyebabkan gejolak pada pihak lain.

Kita semua percaya hanya melalui saling menghormati kedaulatan masing-masing negara, mencari kesamaan, sementara menerima perbedaan, dan menghormati hak setiap bangsa untuk memilih jalannya pembangunannya sendiri, sehingga dapat membawa perdamaian di kawasan ini dan dunia.

Kita semua mendambakan Damai dan Harmoni. Damai dan Hormoni itu memerlukan dua persyaratan yaitu ‘terdiri dari banyak macam yang berbeda’ dan ‘ menjadi satu kesatuan’ seperti apa yang telah dikemukan oleh Kongfusianis zaman Tiongkok kuno. Sudut pandang dan perhatian boleh berbeda-beda; pandangan dan pemikiran boleh tidak sama, cara berpikir tidak sama, pendirian atas sosial masyarakatnya juga tidak sama yang terdiri dari macam-macam pandangan. Tapi perlu diciptakan suatu kesatuan yang menginginkan ‘perdamaian dunia’(天下太平tianxia taipin), menginginkan Negara dengan ‘Good Governance’, Aman dan Sentosa. Sama-sama berusaha mencari jalan untuk kemajuan dan perkembangan masyarakat yang mereka dambakan. Sasaran yang hendak dicapai, dan idealisme mereka semuanya sama. Sehingga walaupun mereka saling berpolemik dengan sengit, tapi hasilnya adalah ‘Perdamaian dan Harmoni’(和谐he xie) .

Dengan semangat ‘mendambakan persamaan dalam ketidak samaan’ (求同存异qiu tong cun yi ) atau sama dengan Dasar Negara Kita Pancasila “ Bhineka Tunggal Ika”. Setiap orang boleh mempunyai pandangannya sendiri-sendiri, boleh mempunyai sikapnya sendiri, boleh memiliki pikirannya sendiri, boleh mempunyai cara-caranya sendiri, tapi janganlah ‘Maunya Menang Sendiri’ (Terribly conceited / 惟我独尊 wei wo du zun). Harus mau menerima orang lain atau golongan orang lain untuk mempunyai pendapat dan pikirannya sendiri yang berbeda dengan kita.  Orang perlu untuk belajar menghormati orang lain yang berbeda dengan dirinya, sekaligus belajar untuk tidak memaksakan kehendak diri atau kelompoknya. Apalagi menjatuhkan hukuman kepada orang lain atau kelompok lain dengan ukuran yang mereka buat dan telah mereka sepakati sebagai satu-satunya kebenaran yang tidak boleh dibantah atau dipertanyakan. Dan ini juga menjadi semangat Piagam PBB.

( Habis)

Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24316661

http://www.nytimes.com/2016/01/18/world/middleeast/three-freed-americans-depart-iran-one-remains-us-officials-say.html?_r=0

http://www.bbc.com/news/world-us-canada-35338901

http://idu.ac.id/index.php/berita-dan-agenda/253-humas-2

http://nasional.sindonews.com/read/1034939/18/panglima-tni-proxy-war-dan-khatulistiwa-1440032533

http://www.upi.com/Top_News/World-News/2016/02/04/South-Korea-not-ruling-out-THAAD-defense-system-despite-Chinese-objections/9641454596652

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun