Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Latar Belakang AS “Mengendorkan” Tekanan Terhadap Iran (4)

8 Februari 2016   09:11 Diperbarui: 8 Februari 2016   12:33 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua percaya hanya melalui saling menghormati kedaulatan masing-masing negara, mencari kesamaan, sementara menerima perbedaan, dan menghormati hak setiap bangsa untuk memilih jalannya pembangunannya sendiri, sehingga dapat membawa perdamaian di kawasan ini dan dunia.

Kita semua mendambakan Damai dan Harmoni. Damai dan Hormoni itu memerlukan dua persyaratan yaitu ‘terdiri dari banyak macam yang berbeda’ dan ‘ menjadi satu kesatuan’ seperti apa yang telah dikemukan oleh Kongfusianis zaman Tiongkok kuno. Sudut pandang dan perhatian boleh berbeda-beda; pandangan dan pemikiran boleh tidak sama, cara berpikir tidak sama, pendirian atas sosial masyarakatnya juga tidak sama yang terdiri dari macam-macam pandangan. Tapi perlu diciptakan suatu kesatuan yang menginginkan ‘perdamaian dunia’(天下太平tianxia taipin), menginginkan Negara dengan ‘Good Governance’, Aman dan Sentosa. Sama-sama berusaha mencari jalan untuk kemajuan dan perkembangan masyarakat yang mereka dambakan. Sasaran yang hendak dicapai, dan idealisme mereka semuanya sama. Sehingga walaupun mereka saling berpolemik dengan sengit, tapi hasilnya adalah ‘Perdamaian dan Harmoni’(和谐he xie) .

Dengan semangat ‘mendambakan persamaan dalam ketidak samaan’ (求同存异qiu tong cun yi ) atau sama dengan Dasar Negara Kita Pancasila “ Bhineka Tunggal Ika”. Setiap orang boleh mempunyai pandangannya sendiri-sendiri, boleh mempunyai sikapnya sendiri, boleh memiliki pikirannya sendiri, boleh mempunyai cara-caranya sendiri, tapi janganlah ‘Maunya Menang Sendiri’ (Terribly conceited / 惟我独尊 wei wo du zun). Harus mau menerima orang lain atau golongan orang lain untuk mempunyai pendapat dan pikirannya sendiri yang berbeda dengan kita.  Orang perlu untuk belajar menghormati orang lain yang berbeda dengan dirinya, sekaligus belajar untuk tidak memaksakan kehendak diri atau kelompoknya. Apalagi menjatuhkan hukuman kepada orang lain atau kelompok lain dengan ukuran yang mereka buat dan telah mereka sepakati sebagai satu-satunya kebenaran yang tidak boleh dibantah atau dipertanyakan. Dan ini juga menjadi semangat Piagam PBB.

( Habis)

Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-24316661

http://www.nytimes.com/2016/01/18/world/middleeast/three-freed-americans-depart-iran-one-remains-us-officials-say.html?_r=0

http://www.bbc.com/news/world-us-canada-35338901

http://idu.ac.id/index.php/berita-dan-agenda/253-humas-2

http://nasional.sindonews.com/read/1034939/18/panglima-tni-proxy-war-dan-khatulistiwa-1440032533

http://www.upi.com/Top_News/World-News/2016/02/04/South-Korea-not-ruling-out-THAAD-defense-system-despite-Chinese-objections/9641454596652

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun