Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Latar Belakang AS “Mengendorkan” Tekanan Terhadap Iran (1)

7 Februari 2016   12:14 Diperbarui: 7 Februari 2016   12:42 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 16 Januari 2016, sesuai dengan kesepakatan komprehensif tentang isu nuklir Iran, AS mengumumkan melepaskan sanksi ekonomi terhadap Iran. Hubungan AS- Iran yang selama ini bermusuhan mulai berubah menghangat.

Semua sektor di Iran merasa senang, mereka percaya ini menjadi kemenangan diplomatik bagi Iran. Banyak pihak luar yang bertanya, perubahan seperti apa yang akan terjadi pada Iran setelah kesepakatan nuklir ini dan akan berpengaruh apa terhadap gejolak di Timteng?

Baru saja AS mengendorkan sikap tekananan AS terhadap Iran, tapi mengumumkan sanksi baru karena Iran melakukan uji coba rudal. Alasan samar apa ini yang dilakukan AS ini? Apakah permainan intrik antara AS dan Iran akan terus berlangsung?

Pada 16 Januari 2016, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan di Wina tentang Iran telah memenyelesaikan  langkah-langkah persiapan yang diperlukan untuk mulai menerapkan untuk isu nuklir Iran. Ini menandai hari resmi pertama Iran mengimplmentasikan Perjanjian ini.

Dan sanksi masyarakat internasional yang telah diberlakukan selama 10 tahun ini dalam masalah nuklir Iran dinyatakan dicabut. Pada hari ini surat kabar utama Iran memuat berita pada halaman pertama secara hiruk-pikuk bersorak untuk kemenangan diplomatik Iran.

Perjanjian nuklir Iran merupakan halaman emas bagi sejarah Iran.  Dengan negosiasi di semua sisi, Iran berhasil membuat masyarakat internasional mengakui hak Iran untuk tenaga nuklir.

Pecabutan sanksi terhadap masalah nuklir Iran melebihi dari arti bahwa Iran diterima kembali ke dalam masyarakat internasional, dan itu juga berarti “berakhirnya” hubungan bermusuhan antara AS dan Iran.

Dalam menanggapi perkembangan situasi ini, Sekjen PBB Ban Kin-moon memberi Selamat dengan mengatakan : “Saya memuji langkah-langkah yang diambil kedua negara untuk berhubungan baik. Saya berbesar hati dengan pencabutan sanksi terhadap Iran. Saya berharap drama ini beritikad baik, sepenuhnya melakasanakan kerjasama konprehensif dengan aksi rencana yang beretikad baik.”

Setelah pencabutan sanksi, Iran akan memasuki pasar global minyak sekali lagi. Dan memasuki pasar keuangan global dengan masuknya dana 100 milyar lebih yang dibekukan AS juga akan dicairkan. Kapal Iran juga bisa masuk dan keluar pelabuhan diluar negeri. 

Diperkirakan pada akhir tahun ini, ekspor harian minyak mentah Iran mungkin akan meningkat menjadi 1 juta barel per hari, berdasarkan harga saat ini akan memberi Iran pendapatan sekitar 30 juta USD per hari.

Sejauh menyangkut Iran, penerimaan ini bermanfaat besar bagi Iran, dan ini bukan hanya dalam bidang politik dengan menghangatnya hubungan dengan negara-negara tertentu. Tapi juga di bidang ekonomi dan perdagangan dapat memperluas beberapa ruang perdagangan internasional.

Untuk dalam negeri pada umumnya akan meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Ini yang menjadi pertimbangan akhir mengapa banyak rakyat Iran mendukung upaya Hassan Rouani untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan AS atau dengan negara-negara Barat.

Selain itu ada sepotong kabar baik dari kedua belah pihak, sebelum sanksi mengenai masalah nuklir Iran dicabut, AS dan Iran keduanya mengumumkan mereka melepaskan tahanan dari warga yang ditahan mereka yang telah diputuskan bersalah.

Iran membebaskan lima orang Amerika termasuk seorang wartawan “The Washington Post”, marinir, dan imam/pendeta, yang semuanya telah dihukum di Iran sebagai spionase, mengganggu pemerintah atau kejahatan serius lainnya.

AS mengumumkan melepaskan 7 tahanan orang Iran, beberapa diantaranya telah dijatuhi hukuman, dan beberapa menunggu persidanganan. Pada saat yang sama, AS juga menghapus “red notices” interpol terhadap 14 orang Iran.

Obama mengatakan, di sela-sela perundingan nuklir, diplomat tingkat tinggi kita, termasuk Kerry, menggunakan setiap kesempatan untuk mendorong Iran untuk melepaskan orang kita (Amerika). Saya juga melakukannya sendiri, ketika dalam pembicaraan dengan Presiden Rouhani.

Sebenarnya telah dilakukan pembicaraan rahasia berbulan-bulan di balik “pertukaran” tahanan ini. Pada bulan April tahun lalu, setelah perjanjian kerangka kerjasama nuklir Iran tercapai, kedua negara terus membahas rencana untuk bertukar tahanan secara pribadi.

Para analis memperkirakan tindakan ini merupakan pertimbangan geopolitik dari Obama dan Kerry pribadi. Obama perlu meninggalkan legasi politik dan diplomatik, sehingga ia mememandang masalah nuklir Iran sebagai jendela untuk terobosan, bagi Obama mencapai hal ini sebagian besar kemungkinan untuk prestasi diplomatik utama.

Tetapi tidak semua negara menyambut baik untuk kesepakatan nuklir Iran. Pada 17 Januari. PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pada pertemuan kabinet; “Sudah jelas bahwa Iran saat ini memiliki labih banyak pendapatan untuk mendistribusikan ke ‘terorisme’ dan melakukan operasi ‘agresif’ di wilayah kita dan di seluruh dunia. Israel harus siap menghadapi ancaman tersebut.”

Pada 16 Januari, setelah perjanjian nuklir Iran sepenuhnya terlaksana, pihak-pihak yang tidak senang seperti Israel, pada hari itu media Israel mengatakan bahwa mereka pada gelisah. 

Berita tentang sanksi Iran dicabut membuat pasar saham Iran melambung ke titik tertinggi dalam 18 bulan ini, sementara stok Arab Saudi dan UAE merosot 6% dalam satu jam setelah dibuka pada hari itu.

Pada bulan Nopember 2013, Arab Saudi resmi menolak kursi non-permanen di Dewan Keamanan PBB. “Wall Street Journal’ AS, melaporkan Pengeran Saudi dan mantan Dubes untuk AS Pangeran Bandar bin Sultan mengatakan : “Ini adalah pesan untuk AS, tidak untuk PBB.” Arab Saudi tidak senang dengan sikap AS untuk isu Syria dan “penghangatan” hubungan AS dan Iran.

Pada bulan Mei 2015, pada KTT AS-GCC (Gulf Cooperation Council) yang digelar di Camp David, Raja Arab Saudi menolak untuk hadir.

Analis dari UAE, Mohammad Hanif mengatakan Iran memiliki rudal yang dapat mencapai Riyadh ibu kota Arab Saudi  melalui Teluk Persia dan garis pantai negara-negara Teluk.

Terakhir ini telah ada kejadian yang tak terduga yang membuat kegembiraan antara AS dan Iran. Pada jam 4;30 sore jam setempat, dua kapal AS yang berlayar dari Kuwait ke Bahrain memasuki perairan Iran. Sumber Iran mengungkapkan setelah mengeluarkan peringatan, Korps Pengawal Revolusi Iran menahan 10 tengara/pelaut AS di pulau Farsi di Teluk Persia

John Kerry langsung mengontak Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, setelah itu Iran mengumumkan berdasarkan penyelidikan telah menunjukkan bahwa dua kapal tersebut telah masuk ke perairan Iran karena kegagalan dan kesalahan teknis dan dibebaskan.

Menhan AS, Aston Carter mengatakan kepada media bahwa tentara AS telah tidak sengaja memasuki perairan Iran karena kesalahan nevigasi.

Kapten kapal AS yang ditahan Iran mengakui, “Ini adalah kesalahan kita. Kami mohon maaf atas kesalahan ini.” Kejadian ini tampaknya menunjukkan suasana kerjasama dalam komunikasi antara AS dan Iran, namun kedua negara ini masih memiliki masalah yang lebih keras yang masih belum diselesaikan.

AS telah mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran, tapi dalam kenyataannya, hanya yang dicabut “sanksi sekunder” seperti bidang keuangan, perdagangan, asuransi dan sektor perdagangan yang terkait minyak mentah, tapi tidak untuk sanksi mengenai masalah “dukungan atas terorisme”, “pengujian rudal balistik,” dan “hak asasi manusia.”

Sebenarnya pertarungan antara AS dan Iran masih terus berlangsung, masih cukup banyak masalah yang belum terselesaikan, seperti masalah rudal balistik dan isu-isu HAM, dan menyelesaikan masalah ini lebih sulit daripada menyelesaikan masalah nuklir, karena tampaknya mereka tidak kritis.

Selama Iran tidak bersedia memberikan konsesi untuk masalah ini, maka pertarungan AS dan Iran dalam aspek lainnya akan terus berlangsung untuk waktu lama.

( Bersambung ...... )

Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri

BBC

New York Times

BBC - World, US, Canada

IDU.ac.id

Sindo News

UPI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun