Pada bulan Mei 2015, pada KTT AS-GCC (Gulf Cooperation Council) yang digelar di Camp David, Raja Arab Saudi menolak untuk hadir.
Analis dari UAE, Mohammad Hanif mengatakan Iran memiliki rudal yang dapat mencapai Riyadh ibu kota Arab Saudi melalui Teluk Persia dan garis pantai negara-negara Teluk.
John Kerry langsung mengontak Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, setelah itu Iran mengumumkan berdasarkan penyelidikan telah menunjukkan bahwa dua kapal tersebut telah masuk ke perairan Iran karena kegagalan dan kesalahan teknis dan dibebaskan.
Kapten kapal AS yang ditahan Iran mengakui, “Ini adalah kesalahan kita. Kami mohon maaf atas kesalahan ini.” Kejadian ini tampaknya menunjukkan suasana kerjasama dalam komunikasi antara AS dan Iran, namun kedua negara ini masih memiliki masalah yang lebih keras yang masih belum diselesaikan.
AS telah mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran, tapi dalam kenyataannya, hanya yang dicabut “sanksi sekunder” seperti bidang keuangan, perdagangan, asuransi dan sektor perdagangan yang terkait minyak mentah, tapi tidak untuk sanksi mengenai masalah “dukungan atas terorisme”, “pengujian rudal balistik,” dan “hak asasi manusia.”
Sebenarnya pertarungan antara AS dan Iran masih terus berlangsung, masih cukup banyak masalah yang belum terselesaikan, seperti masalah rudal balistik dan isu-isu HAM, dan menyelesaikan masalah ini lebih sulit daripada menyelesaikan masalah nuklir, karena tampaknya mereka tidak kritis.
Selama Iran tidak bersedia memberikan konsesi untuk masalah ini, maka pertarungan AS dan Iran dalam aspek lainnya akan terus berlangsung untuk waktu lama.
( Bersambung ...... )
Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri