Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prestasi Kontra-Terorisme AS & Rusia, Latar Belakang Aliansi Pimpinan Arab Saudi, “ISIS” Mulai Ambruk (3)

18 Januari 2016   10:06 Diperbarui: 18 Januari 2016   20:57 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Irak, Iran dan Syria tidak dimasukkan dalam daftar ini? Kita bisa melihat ketika tahun 1979, Iran mendirikan pemerintahan Islam Syiah, dua kubu  utama secara bertahap terbentuk di Timteng, kubu negara Syiah yang dipimpin Iran, yang termasuk Irak, Syria dan Hizbullah di Lebanon. Dan kubu negara Sunni yang dipimpin oleh Arab Saudi yang termasuk Mesir, negara-negara Teluk. Yordania, Yaman, dan negara-negara Arab di Afrika Utara.

Sebagai negara Sunni utama, Arab Saudi khawatir negara-negara Syiah akan memanfaatkan operasi terhadap “ISIS” untuk begabung bersama-sama dan tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat.

Pasukan inti aliansi kontraterorisme Arab Saudi adalah anggota GCC, pasukan sekitar monarki Arab ini menjadi kekuatan non-inti, serta negara-negara Islam Sunni di dunia. Mereka itu lebih menekankan ciri-ciri Sunni mereka. jadi tidak mungkin termasuk Iran atau  pemerintah Syria. Jadi aliansi ini juga bisa disebut “aliansi kontraterorisme” yang menentang Iran dan Syria.

Pada bulan Agustus 2015, setelah Presiden Iran, Hassan Rouhaini terpilih, AS dan Iran mulai sering memberikan sinyal positif, hubungan mulai menghangat antara AS dan Iran. Ini benar-benar yang tidak diharapkan Arab Saudi dan menbuat mereka tidak nyaman.

Awalnya, Arab Saudi hanya berada dalam satu koalisi, koalisi AS dan negara-negara Timteng yang hampir semua dalam kenyataannya berfaksi Sunni, pasukan AS yang melayani mereka. Mereka seolah di “sandera”, dan kekuatan Sunni terlihat baik-baik saja.

Sejak tahun lalu telah timbul satu masalah—dimana AS mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran, karena menurut sudut pandangan AS jika hanya mendengarkan satu faksi dari dua faksi maka akan pasif.  Seperti diketahui AS selalu akan menjadi pemimpin situasi, apa mau hanya di “sandera” oleh suatu kekuatan?  Ini tidak menguntungkan AS. Jadi AS memutuskan untuk berbicara dengan kedua belah pihak, dan menandatangani perjanjian nuklir Iran.

Begitu perjanjian nuklir tercapai, sanksi Barat dikendurkan, dan kebangkitan dan perkembangan Iran akan segera terlihat. Iran tidak hanya akan menjadi ancaman keamanan yang lebih besar bagi Arab Sausi, juga akan menjadi pesaing dari Arab Saudi di pasar minyak  internasional dan Arab Saudi tidak menginginkan hal itu terjadi. Dan kini sejak 16 januari 2016, sanksi AS dan Eropa terhadap Iran sudah resmi dicabut.

Dari sudut pandang Arab Saudi, sejak “Perjanjian Nuklir AS-Iran” ditandatangani, mereka merasa kepentingan faksi-faksi Sunni sudah mulai rusak. Awalnya AS hanya mendengarkan dari pihaknya, tapi sekarang harus mendengarkan kedua pihak, ini dianggap suatu ancaman. Ditambah lagi sekarang Rusia terlibat juga.

Saudi Arabia selalu merasa curiga dengan operasi Rusia di Syria. Mereka khawatir pemerintah al-Assad yang mereka tentang dengan gigih akan mendapat dukungan Rusia, dan pasukan oposisi yang didukung Arab Saudi akan menjadi target serangan Rusia. Dan situasi Syria dimana Arab Saudi telah kelola sangat keras akan berubah.

Semua orang tahu bahwa aliansi empat negara dengan Rusia yang terdiri dari Rusia, Iran, Irak, dan pemerintah Syria semuanya Syiah. Awalnya, AS membantu (Arab Saudi), tapi sekarang AS harus mendenggarkan kedua belah pihak, dan sekarang Rusia membantu lawan Arab Saudi, itu membuat kaum Sunni tidak nyaman. Sehingga diperlukan untuk memperkuat kesatuan Sunni, itulah sebabnya mengapa dibentuk aliansi 34 negara.

Alasan Arab Saudi Membentuk Aliansi Konter-terorisme Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun