Selama enam bulan lalu, di medan perang Irak, sekitar 80% wilayah Kegubernuran Al Anbar telah diduduki kelompok-kelompok ekstrimis. Dan hampir setengah wilayah Syria dikebdalikan oleh kelompok-kelompok ekstrimis.
Namun baru-baru ini, “Jane Defense Weekly” tanggal 21 Desember 2015, merilis laporan yang menunjukkan pada periode Januari sampai pertengahan Desember 2105, daerah wilayah yang dikuasai kelompok-kelompok ekstrimis telah berkurang dari 90.800 km2 turun menjadi 78.000 km2, terjadi penurunan total 12.800 km2, jadi menyusut sekitar 14%.
Dari peta yang dirilis “Jane Defense Weekly”, kita dapat melihat perubahan di kawasan ini yang dikendalikan kelompok-kelompok ekstrimis. Daerah abu-abu gelap pada peta yang dikuasai kelompok-kelompok ekstrimis.
Area merah adalah area yang sudah lepas dari ekstrimis pada tahun 2015, terutama di daerah perbatasan Turki-Syria dan utara Bagdad-Irak. Ada beberapa daerah strategis penting di daerah-daerah, termasuk kota penting Tell Abyad di perbatasan Syria, kota Tikrik dan kilang minyak Baiji.
Pada 19 Desember 2015, Barack Obama mengatakan pada konferensi pers akhir tahun bahwa “ISIS” kelompok-kelompok ekstrimis akan dikalahkan. Obama mengatakan : “Kita akan mengalahkan ‘ISIS’. Mereka akan jadi pelarian. Sekarang mereka akan terus menjadi yang membahayakan.”
Apa yang menjadi penyebab situasi kontra terorisme di Irak dan Syria terjadi perubahan besar seperti ini?
Menurut laporan dari “Deuthsche Welle” pada 28 Desember 2015, militer Rusia mengumumkan bahwa militer Syria telah benar-benar menang di semua lini dalam pertempuran sengit melawan “ISIS.”
Pada saat yang sama, militer Irak telah mencapai kemenangan besar terhadap “ISIS” dengan direbut kembali Ramadi. PM Irak Heider al-Abadi berjanji semua pasukan “ISIS” akan dibersihkan dari Irak sebelum akhir tahun 2016.
Kita melihat hanya dalam enam bulan, nasib Irak dan Syria berubah. Tapi apa yang membuat bingun banyak orang, “ISIS” masih tetap kelompok ekstrimis yang sama, dan koalisi anti-terorisme pinpinan AS masih terdiri dari negara-negara yang sama, namun bagaimana tiba-tiba keadaan berubah dari yang tadinya tidak efektif dalam “sekejap” berubah menjadi sangat efektif?
Pada 30 September 2105, AU-Rusia mulai melakukan serangan udara terhadap “ISIS” di Syria. Begitu Rusia mendapat persetujuan hanya dalam sehari sudah meninggalkan prestasi AS menjadi debu.