Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegarangan Putin, Membuat Obama “Mengalah” untuk Syria & Kesengsaraan Orang Syria (4)

12 Januari 2016   09:52 Diperbarui: 12 Januari 2016   12:10 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita juga telah melihat ketika terjadi pecah masalah di Syria dan terjadi pertempuran pertama, oposisi moderat mungkin mencapai gencatan senjata dengan pemerintah, dan oposisi politik Syria, oposisi, revolusioner, Koalisi Nasional dan Komite Koordinator Lokal Syria, yang semuanya sangat aktif secara internasional dan di PBB, tetapi semua pertemuan, dialog, wawancara yang kita lihat di permukaan ini menjadi solusi politik yang terjadi antara oposisi politik dan negara-negara utama di dunia.

Oposisi politik al-Assad sebenarnya pengaruhnya sangat lemah, atau tidak ada pengaruh di medan perang. Sulit untuk mengatakan bahwa oposisi moderat dan pasukan oposisi memiliki perwakilan politik yang besar untuk proses penyelesaian politik ini.

Laporan dari media Syria mengatakan, dengan perantaraan PBB, pemerintah Syria dan beberapa pasukan oposisi yang menduduki pinggiran kota Damaskus telah mencapai kesepakatan yang dimulai 25 Desember 2015, militan ini telah dikepung dan mulai ditarik mundur kembali.

Muhammad al-Omari, Asisten Menteri Departemen Rekonsiliasi Syria mengatakan pada 24 Desember 2015, bahwa proses rekonsiliasi Syria akan dipercepat pada tahun 2016. Menurut laporan dari TV al-Mayadeen, Lebanon dan media lainnya, pada tanggal 25 Desember 2015, ada 18 bus menuju ke selatan Damaskus, dan penarikan pasukan oposisi dimulai. Perjanjian ini mencakup al-Qadam, Al-Hajar al Aswad dan kamp pengungsi Yarmouk, dengan total 3.567 orang, diantaranya 2.000 adalah militan terutama langsung ada dibawah “ISIS” dan “Front al-Nusra”kelompok ekstrimis, sementara sisanya adalah keluarga dan warga sipil.

Setelah militan mengembalikan senjata beratnya kepada militer Syria, mereka diperkenankan membawa senjata ringannya dan meninggalkan al-Raqqah dan Aleppo.

Pada kenyataannya, pasukan militer dan oposisi Syria telah tercapai beberapa gencataan senjata dan perjanjian menarik diri baru, 200 miltant Front al-Nusra baru-baru ini menarik diri dari selatan Provinsi (Kegubernuran) Daraa Ke utara Provinsi Idlib daerah yang masih dikontrol oposisi.

Pada 9 Desember 2015, di distrik yang dilanda perang, basis terkahir kota Hons, 274 militan Front al-Nusra dan 450 anggota keluarga juga menarik diri ke Provinsi Idlib.

Bashar al-Assad mengatakan. Selain itu, sekitar 2,000 militan oposisi memilih untuk berhenti dari pertempuran dan tinggal di daerah. Proses politik ini memiliki dua aspek. Salah satunya adalah berurusan dengan oposisi politik. Aspek lainnya adalah untuk menangani kelompok-kelompok untuk membuat rekonsiliasi, ketika mereka menyerahkan senjata mereka dan kembali pada kehidupan normal mereka, pemerintah akan menawarkan amnesti kepada mereka.

Isu Syria tersisa yang belum terpecahkan telah menyebabkan kontes antara pihak-pihak tersebut tumbuh bahkan lebih intens. Dibanding dengan poltisi yang bermain intrik di meja perundingan, tapi yang lebih peduli dan penting bagi rakyat Syria adalah hidup tenang.

Banyak pihak jika melihat di jalan-jalan kota Jarman, dipinggiran kota selatan Damaskus, sejumlah besar pengungsi dari seluruh Syria, hidup berhimpitan diantara bangunan gudang yang belum selesai. Dimata mereka tidak bisa melihat dan merasakan apa itu “rekonsiliasi.”

Tidak peduli apapun hasil akhir dari negosiasi yang akan dihadapi Syria yang sudah lelah berperang, tidak ada yang berani menyatakan diri sebagai pemenang. Tapi yang jadi korban Rakyat Syria yang telah mengalami “krisis kemanusiaan paling parah sejak P.D. II” dan yang paling dirugikan dan sangat menyakitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun