Dihadapkan dengan kepentingan umum dari ancaman kelompok ekstrimis, AS dan Rusia yang terus menerus beradu kepala sebelumnya, akhirnya menemukan “titik keseimbangan.”
Setelah terjadi gejolak di Syria, AS tidak seperti dibayangkan banyak orang, bahwa ia ingin mengendalikan situasi Syria, dan mau memainkan peran utama dalam isu Sryia, dimana apa yang dikatakan harus dijalankan. Itu tidak terjadi. Ada dua poin yang perlu kita perhatikan tentang kinerja AS di Timteng. Yang pertama adalah mengakui kepentingan Iran, dan Iran harus berperan.
Yang kedua, mengakui kepentingan Rusia, dan mengakui bahwa Rusia berperan. Alasannya adalah AS “membimbing” dan tidak “memimpin.” Mengkoordinasi berbagai pihak, pada saat yang sama partai-partai ini juga perlu koordinasi dengan Amerika.
Namun, beberapa ahli khawatir bahwa AS dan Rusia yang sekarang yang suaranya lantang untuk bekerjasama dalam kontraterorisme ini hanya fenomena yang berumur pendek. Sikap AS telah berubah berdasarkan situasi. Misalnya dengan AS akan ada penggantian Presiden baru tahun depan, kemungkinan ini bisa berubah.
AS merupakan contoh klasik dengan masing-masing pemimpin baru. Mereka tidak perduli dengan penampilan, karena ketika begitu pemimpin mereka mengubah kebijakan mereka, mereka mengatakan bahwa itu tidak “melanggar kata-kata mereka.” Jadi ini “masih berpacu dengan waktu” masih banyak variabel di masa depan.
Kontes antara AS dan Rusia di Syria tidak membawa kedamaian bagi Bashar al-Assad dan negaranya, juga al-Assad tidak bisa memimpin rakyat Syria untuk mengubah nasib bangsanya sendiri.
Maka, bisakah perubahan sikap AS dan hasil kontes antara berbagai pihak ini bisa mengantar era baru bagi Syria? Jadi masa depan Syria berada dimana? Sikap AS “Demi untuk rakyat Syria, sudah saatnya untuk Presiden al-Assad harus pergi.”
Pada 18 Agustus 2011, Presiden Barack Obama mengeluarkan pernyataan tertulis, untuk pertama kali dia dengan jelas menyerukan pengunduran diri Presiden Syria.
Al-Assad mengatakan: “Saya orang Sryia, saya diciptakan di Syria dan saya harus hidup dan mati di Syria.” Sudah beberapa kali diramalkan bahwa pemerintah al-Assad tidak akan bertahan lebih dari tiga bulan, tetapi dalam sekejap mata. Perang ini yang yang telah diisi dengan intervensi asing dan konflik keagamaan serta dendam telah memasuki tahun kelima.
( Bersambung ....... )
Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri