Presiden Prancis Francois Hollande mengesampingkan perbedaan, untuk berdiri bersama Putin. Baru-baru ini Barack Obama sudah tidak bisa membantu tetapi memuji Rusia untuk “kemitraan yang konstruktif” dalam memerangi kelompok ekstrimis di Sryia. Dan bekerjasama dalam tingkat teknis, jika AS ingin memperoleh hasil yang nyata dalam memerangi kelompok-kelompok ekstrimis, bergabung dengan Rusia adalah pilihan yang layak.
Secara teknis, Rusia adalah satu-satunya dari semua negara-negara utama yang benar-benar dapat melawan “ISIS”. Dari perspektif regional, Iran juga yang benar-benar dapat melawan “ISIS.” Obama dihadapkan dengan dilema politik yang sulit, dia harus mendapatkan beberapa hasil dalam pertempuran dengan “ISIS”, tapi apa yang sudah berada ditangan dia—oposisi moderat yang didukung AS, mereka itu seperti bayi yang baru lahir. Bisanya hanya memaki dan menghina orang online, tapi melarikan diri dalam pertempuran, mereka tidak berguna bagi Obama.
Upaya Obama Sebelum Masa Jabatan Habis
Dan sekarang Obama tidak bisa membiarkan saudara-saudara sisi Eropa merapat ke Rusia, karena jika itu terjadi, akan menyebabkan masalah bagi strategi hegemoni AS. Itu yang menjadi jenis tekanan pertama. Kemudian ada tekanan domestik bahwa Obama perlu memiliki sesuatu untuk menunjukkan suatu hasil dalam pertempurannya dengan “ISIS” sebelum masa jabatannya habis.
Dia harus melakukan sesuatu dengan baik, harus memiliki dukungan pisik, Rusia dan teman-teman Rusia saat ini merupakan satu-satunya yang dapat diandalkan untuk itu, jadi mau tidak mau harus membuat kompromi sementara.
Tekanan dari kekhawatiran domestik dan masalah eksternal telah mendorong Obama untuk berkoordinasi dengan Rusia untuk secara bertahap membentuk dasar bagi kerjasama dalam memerangi kelompok ekstrimis bersama-sama. Tapi sebelumnya sudah ada tanda-tanda untuk itu.
Terakhir kali kedua pemimpin ini telah berbicara di PBB pada akhir September 2015. “Finacial Times” memberi komentar hanya dalam satu setengah bulan yang lalu, mereka kaku, bahasa tubuh dingin tidak lagi terlihat di antara mereka, dan mereka tampak lebih seperti rekan kerja.
Dalam pertemuan Para Menlu untuk masalah Syria mungkin telah menyadari bahwa itu dimulai setelah Rusia mengirim pasukan ke Syria. Sejak akhir September dan awal Oktober (2015) dimana Rusia telah mengirim pasukan ke Syria, AS sudah meningkatkan koordinasi tertentu.
Pada 30 Nopember 2015, dalam Konferensi Perubahan Iklim Paris, Presiden AS dan Rusia telah berkesempatan yang lebih sempurna untuk bertatap muka berbicara selama 30 menit. Peran dalam sikap koordinasi antara AS dan Rusia telah dibicarakan oleh Kerry dan Putin ketika mereka bertemu di Moskow.
Putin mengatakan : “Saya tahu setelah konferensi di Paris kami memiliki banyak masalah untuk diselesaikan, termasuk isu Syria.” Kerry : “Anda punya kesempatan untuk berbicara dengan Presiden Obama di New York, dan kemudian dilanjutkan di Paris. Dan berdua, Anda dan Presiden Obama telah berkomitmen diri untuk mencoba mengembangkan sebanyak mungkin—melalui Menlu Lavrov dan saya—melakukan pendekatan yang mencoba untuk menangani kedua masalah Ukraina dan Sryia.”