Beberapa analis percaya, meskipun Turki menyebabkan adanya insiden menembak jatuh jet tempur Rusia, tapi AS akan terus berdiri dengan Turki. Turki adalah anggota NATO dan AS “pemimpin” NATO, jadi hal ini juga cukup menyentuh saraf Rusia.
Secara teoritis, S-400 merupakan senjata kontraterorisme yang paling canggih saat ini. Di kawasan ini tidak hanya pesawat Turki yang terancam, juga AS dan Eropa. Jadi apa yang Turki lakukan telah membuat suatu hal yang sangat aneh bagi AS.
Setelah itu pada waktu yang sama, pada 2 Desembar 2015, AS mengalami serangan teroris di California selatan yang menyebabkan 14 orang tewas.
Dengan adanya tekanan baik domestik maupun internasioanl telah memaksa AS untuk mengendorkan sikapnya terhadap isu Syria dan memberlakukan kebijakan Syria mirip dengan Rusia. Bisa dikatakan tindakan Putin menekan Turki untuk memaksa AS untuk bekerjasama.
Putin ingin menggunakan kesempatan ini untuk bekerjasama dengan AS, dengan menunjukkan dia adalah korban, dan sekutu AS yang merugikan dia. Jadi apa yang harus dilakukan AS? Dia memaksa AS untuk bekerjasama dan tampaknya itu ada hasilnya. (akan di bahas di tulisan yang akan datang).
Pada 15 desember 2015, John Kerry mengunjungi Rusia, AS dan Rusia dengan mengejutkan mencapai konsensus smentara pada masalah apakah Basahar al-Assad harus di hapus dari kekuasaan atau tidak.
Kedua negara menyatakan bahwa mereka akan memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam masalah Syria dan memerangi kelompok eksrimis “ISIS.”