Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Putin vs Erdogan- Keras vs Keras & Permainan Geopolitik Kekuatan Utama (3)

4 Januari 2016   09:47 Diperbarui: 4 Januari 2016   09:47 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serangan Balik Rusia

Tapi setiap kali hanya membuat hal-hal menjadi lebih buruk. Setiap kali seolah ia menembak kakinya sendiri atau mengangkat batu menimpakan pada kaki sendiri. Dia pikir dengan menembak jatuh pesawat Rusia yang terbang di wilayah udaranya bisa menampilkan betapa kuat dia, dan bisa memperingatkan Rusia untuk menjadi sedikit lebih patuh.

Tetapi kenyataannya, justru dia menghadapi orang yang lebih kuat dan lebih simpel darinya. Putin, dengan ini menemukan kesempatan. Putin dengan kesempatan ini untuk lebih membatasi Turki.

Serangan balik Rusia datang dengan cepat dan keras. Dua hari setelah jet tempur Rusia ditembak jatuh. Jurubicara Kemenhan Rusia mengungkapkan bahwa setelah menyelematkan pilot yang masih hidup kopilot jet tempur Rusia, pesawat pembom Rusia dan artileri dan roket militer Syria segara melakukan serangan skala besar jangka panjang di daerah milisi Turkmen, hingga milisi Turkmen aktif di daerah itu diberantas habis. Dan daerah itu dikuasai secara solid.

Jika Rusia tidak mengontrol daerah ini, itu berarti pemerintah Syria akan menghadapi tekanan sepanjang pantai utara, dan sabuk pantai utara akan menjadi pangkalan bagi pasukan oposisi, dan pangkalan Turki untuk menekan Syria, atau mungkin untuk pangkalan kekuatan Eropa dan AS serta NATO untuk menekan Syria.

Saat ini, di wilayah pantai utara Syria, sedang mengalami kebuntuhan (deadlock/standoff) antara Rusia dan Turki. Rusia telah menang. Rusia  sepenuhnya menggunakan  insiden ditembak jatuhnya pesawatnya untuk menguasai sepenuhnya daerah ini, dan menguasai pantai utara Syria.

Putin mengatakan: “Mereka mengira kita akan lari dari tempat itu, tapi ini tidak akan terjadi. Kita bukan negara seperti itu. Kita telah memperkuat kehadiran kita di Syria, dan memperkuat kekuatan militer kita di udara. Tadinya kita belum memiliki pertahan udara Rusia disana, tapi kini sudah ada S-400. Jika  Turki terbang masuk ke nagara ini dulu, dan terus-menerus melanggar wilayah udara Syria, tapi dibiarkan mereka terbang dan sekarang boleh lihat apa yang akan terjadi.”

Jika Turki mau melakukan negosiasi dengan Rusia daripada menggunakan kekuatan, maka Rusia tidak akan mempunyai alasan untuk memperluas kehadirannya di Syria.

Situasi  ini menjadi saat yang sangat tepat, dimana seolah Turki secara obyektif menyediakan alasan Rusia untuk memperluas kehadirannya di Syria.

Pada pokoknya, setelah kejadian ini, Rusia memperkuat kehadiran militernya di daerah utara, sehingga dari perspektif militer murni, Rusia memperoleh poin, lalu apa yang akan Rusia gunakan dari poin-poin ini? Hal ini masih belum begitu jelas.

Ada analis yang berhipotesis, itu akan membantu serangan balik militer Syria, dan mencoba untuk merebut kembali sebanyak mungkin wilayahnya. Saat ini, dari semua kekuatan di Syria, fokus utama Rusia adalah pemerintah al-Assad, dan setelah insiden ditembak jatuhnya pesawat, itu membuat serangkaian dorongan ke arah itu. Dan kini telah terlihat poinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun