Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegeraman Prancis Untuk Balas Dendam Kepada “ISIS” (3)

9 Desember 2015   18:57 Diperbarui: 9 Desember 2015   19:08 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada kelompok moderat dan opoisi yang sangat aktif, namun mereka terlalu lemah karena tidak memiliki cukup orang, dan tidak memiliki informasi yang cukup. Dan mereka ini tidak akan praktis untuk mencari “ISIS” dengan informasi sedikit yang mereka miliki, karena itulah walupun AS telah melakukan begitu banyak operasi serangan udara, tetapi hasilnya sangat menyedihkan, ini menunjukkan sistem intelijen masih sangat tidak lengkap.

Memang ini sangat kontras perbedaannya dengan AS, Rusia yang dengan resmi diundang oleh pemerintah al-Assad ke Syria untuk melawan teroris. Dengan dukungan yang tak tergantikan oleh al-Assad, laporan keberhasilan dari serangan udara Rusia yang hanya berjalan satu bulan, memaksa mantan penasehat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS, Gwenyth Todd mengakui: Untuk negara-negara yang memerangi “ISIS”, Rusia menjadi satu-satunya kekuatan utama yang berkemampuan menghancurkan kelompok ekstrimis ini.

Namun, bagi Prancis bekerjasama dengan Rusia yang mendukung pemerintahan al-Assad, tidak puas hanya sebatas menyampaikan data intelijen teknis terkait saja, Pertama ada kerjasama militer di medan perang, kemudian setelah berhasil dalam kerjasama itu, harus dilanbjutkan dengan kerjasama politik.

Al-Assad telah menjadi kartu penting untuk Rusia dalam bermain. Mereka mengatakan: “Jika kalian, orang Prancis mau melepaskan posisi lama kalian, dan mengakui legitimasi al-Assad, maka koordinasi kami dalam operasi militer mungkin akan lebih efektif. Kita akan mendirikan sebuah saluran pribadi kepada kalian, dan memberi data dan info intelijen untuk serangan udara.”

Jika mereka menciptakan saluran ini, hubungan antara Prancis dan pemerintah al-Assad akan terjadi perubahan yang halus. Di masa lalu Prancis gigih menentang, tapi sekarang tidak membuat banyak perbedaan untuk mereka. di masa depan mungkin akan berkembang ke arah yang lebih condong ke pemerintah al-Assad, dan membuat Prancis lebih mendukung pemerintahannya.

Jika mereka bisa mencapai sedikit saja kemajuan di daerah ini, itu sudah menandakan kemajuan besar dalam kerjasama politik mereka. Mungkin langkah kecil bagi al-Assad, tapi itu akan menjadi langkah besar bagi hubungan kerjasama militer dan pemerintahan Prancis dan Rsuia.

Kerjasama demikian memungkinkan Prancis dan Rusia menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Namun yang menjadi masalah AS pati tidak senang melihat perubahan signifikan dari sikap Prancis terhadap pemerintah al-Assad. Tapi dengan dorongan yang terus meningkat untuk melakukan  serangan udara akibat serangan teroris Paris, isu “bagaimana harus memandang pemerintah Bashar al-Assad.”.  Kontes ini telah menjadi sorotan semua negara setiap hari. Dan ini mungkin akan menjadi masalah yang paling sulit bagi Prancis menghadapinya.

Pada 20 Nopemebr 2015, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat setuju untuk mengeluarkan resolusi mengutuk serangan teroris yang disebabkan oleh “ISIS”  dengan kata-kata yang paling keras dan menyerukan masyarakat internasional untuk “mengambil segala langkah yang diperlukan” untuk memerangi terorisme.

Apa yang menarik banyak perhatian ialah draf resolusi yang diajukan oelh Rusia dan diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB pada tanggal 19 Nopember, hanya satu hari sebelumnya Prancis menyampaikan drafnya, Rusia mengajukkan rancangan yang berbeda dari resolusi Dewan Keamanan.

Namun dalam draft Rusia sekali lagi menekankan sudut pandang lama,  yang menyatakan bagi siapa saja yang menyerang “ISIS” dalam perbatasan Syria diperlukan persetujuan dari pemerintah Syria.

Tapi akhirnya dewan Keamanan meloloskan rancangan Prancis, yang perbedaan mendasar masalah Syria antara Prancis dan Rusia yang perebedaannya muncul ke permukaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun