Pada 17 November, di situs politik yang paling terkenal di AS “Politico.com” Michael Shurkin seorang ilmuwan politik AS di RAND Corporation menulis sebuah artikel yang membahas deklarasi Perang Prancis berjudul “The French of War” (Cara Perang Prancis) telah menjadi perhatian publik akan kekuatan dan kemampuan tempur militer Prancis.
Dalam artikel dituliskan : “Militer Prancis mungkin menderita reputasi buruk karena berasal dari peristiwa sejarah seperti cepat jatuh dari serangan NAZI Jerman pada P.D. II dan kekalahan pada era konial di Dien Bien Phu. Tapi ini sebenarnya salah : Untuk berperang Prancis salah satu yang terbaik.”
Untuk membuktikan pendapatnya, penulis artikel ini menunjukkan dua contoh sukses operasi militer yang baru terjadi belum lama ini. Salah satu contoh pada Maret 2007, ketika Prancis mengerahkan helikopter dan mendrop lusinan pasukan di Republik Afrika Tengah, berhasil menghentikan kemajuan pemberontak ke dalam negeri dari perbatasan Sudan.
Contoh lain Januari 2013, ketika militer Prancis melakukan operasi di Mali, gaya pertempuran yang mengesankan tuli dan sistematis (deaf and sytematic).
Kekuatan militer Prancis tidak bisa dianggap remeh. Menurut “The International Interest”-AS, Prancis sebenarnya memiliki militer yang paling kuat di Eropa. Berbeda dengan Inggris, Prancis selalu mempetahankan penangkalan nuklir yang benar-benar otonom dan berbasis industri independen.
Pada saat yang sama, Prancis memiliki jumlah pangkalan angkatan laut di luar negeri yang tersebar di seluruh dunia dan menjadi yang kedua setelah AS. Sebagian besar basisnya terletak di Afrika yang berkaitan dengan sejarah selama masa kolonial.
Selain itu, selama bertahun-tahun, militer Prancis diakui sebagai yang ke-4 memiliki kekuatan komprehensif terkuat di dunia.
Namun, dengan peringkat yang demikian menakjubkan, bisakah Prancis mencapai hasil yang gemilang dalam pertempuran dalam perang di Syria?
( Bersambung ..... )
Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri & Dalam Negeri