Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Penyebab Serangan Terroris Paris “Friday The 13th” (3)

29 November 2015   17:15 Diperbarui: 29 November 2015   18:35 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi, hal itu tidak mengakhiri gelombang imigran. Kekayaan, ketenangan dan berargam budaya dari negara-negara Eropa telah memikat kaum imigran untuk masuk Eropa. Tapi timbul perasaan banyak orang-orang Eropa yang sangat menentang imigran ke Eropa. Memasuki abad ke-21 menjadi “dekade yang hilang” dari pertumbuhan ekonomi, menyebabkan tumbuhnya kekuatan sayap kanan di Eropa meningkat, dan suasana eksklusivisme mulai.

Apa yang perlu ditekankan disini, sumber masalah bukan imigran sendiri, tetapi negara-negara kolonialis menjarah dan mengeksploitasi koloni pada awalnya. Setelah itu mereka menggunakan koloni dan imigran ini untuk berkontribusi besar untuk ekonomi mereka sendiri.

Saat ini, semua konflik dan masalah yang berkaitan dengan isu-isu imigran, sebenarnya tidak sesuai dengan sejarah. Kita juga tidak dapat menyederahanakan isu terorisme dengan keturunan imigran, agama, atau konflik agama. Karena terorisme menciptakan serangan teroris, dan mereka menginginkan bahwa serangan ini disebabkan konflik agama atau oleh imigran. Teroris mencoba untuk coba memanfaatkan dan mengintensifkan konflik, untuk menutupi tindakan terorismenya sendiri.

Perbedaan Kelas Sosial

Di Prancis, Paris dan daerah sekitarnya yang dikenal Ile-de-France yang sebagian besar keluarga imigran Muslim dari Afrika Utara dan Timteng yang oleh pemerintah Prancis ditempatkan diperumahan murah di pinggiran kota, membentuk “wilayah isolasi” di pinggir Paris.

Masyarakat disini ada perbedaan dengan masyarakat Prancis pada umumnya. Populasi Muslim berada di rumah imigran, terutama bagi yang agama Muslim, populasi mereka terus meningkat.

Orang-orang ini umumnya tingkat kehidupan lebih rendah dari masyarakat Prancis, sebagian besar pendidikannya masih kurang dibanding dengan masyarakat prancis umumnya, kondisi hidupnya relatif miskin. Media Prancis pernah memberitakan bahwa jika seorang melamar pekerjaaan ada bernama”Hassan atau Mohammad” maka kemungkinan untuk diterima kerja sangat rendah.

Dalam kenyataannya, hal-hal yang tak terbentuk dan terlihat ini benar-benar terjadi. Bagaimanpun masyarakat Prancis terutama masih putih, dan imigran asing sebagai minoritas. Jadi dalam situasi seperti ini, di beberapa tempat terhadap imigran mereka diperlakukan tidak adil, termasuk, misalnya pada saat krisis ekonomi, imigran asing lebih cendrung diberhentikan lebih dahulu.

Saat ini menurut berita sudah lebih dari 150 ekstrimis Prancis sudah dipenjarakan, dan setidaknya ada 200an jihadis Prancis yang mengunjungi kawasan yang dikendalikan ISIS dan kini sduah kembali lagi ke Prancis. Keamanan yang disebabkan oleh ekstrimis membuat orang khawatir, tapi yang lebih mengkhawatirkan adalah sentimen anti-Islam yang dipicu oleh peristwa ini yang akan menyebar lebih jauh di Eropa.

Banyak analis yang mengkhawatirkan, sebagian besar Muslim moderat di Prancis dan Eropa yang tidak ada kaitannya dengan terorisme, mereka ini akan menjadi korban pertama dalam menghadapi kegiatan teroris. Kita tahu kelakuan teroris ini telah merusak reputasi Islam, diharapkan kaum Muslim mau berdiri dan bisa menyuarakan agar suara mereka bisa didengar, dan membasmi dan menghentikan ekstrimis yang merugikan Islam dari posisi mereka. Dan ini sangat penting.

Timbul pertanyaan, kearah mana kira-kira politik Prancis? Akankah Prancis dan Eropa menyesuaikan strategi kontraterorisme mereka di Timteng karena serangan teror Paris? Dan bagaimana malam 13 Nopember akan mempengaruhi dunia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun