Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Intervensi Militer Rusia di Syria Akankah Mengubah Peta Geopolitk Timteng? (2)

22 November 2015   09:47 Diperbarui: 22 November 2015   12:13 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikap Arab Saudi

Pada 25 Oktober 2015, Menlu Arab Saudi Adel al-Jubier mengunjungi Mesir. Setelah pertemuan itu, Adel al-Jubier sekali lagi menekankan bahwa Presiden Bashar al-Assad tidak mempunyai tempat untuk masa depan Syria.

Tidak ada tempat untuk al-Assad di masa depan Syria. Ini merupakan posisi Arab Saudi dan sebagian besar negara-negara di Timteng. Ini bukan untuk pertama kalinya Arab Saudi membuat pernyataan publik semacam ini. Adel al-Jubier telah menyatakan arti atau makna dari “al-Assad tidak mempunyai tempat untuk masa depan di Syria” di banyak kesempatan yang berbeda.

Beberapa media telah menganalisis ini dan mengatakan Arab Saudi ingin menggulingkan pemerintahan al-Assad bahkan melebihi dari AS. Seperti terlihat AS, Mesir dan negara-negara lain sikapnya mulai melunak terhadap Bashar al-Assad, tapi mengapa Arab Saudi masih mempunyai sikap garis keras terhadap al-Assad?

Masalahnya harus dilihat, apa yang menjadi konflik mendasar di Timteng? Ada banyak konflik yang mendasar, tapi yang paling utama yang paling ada hubungannya dan mengakar adalah konflik antara Syiah dan Sunni.

Konflik antara sekte agama telah berlangsung selama ribuan tahun,  masalah ini terus muncul selama minoritas Syiah belum tercapai harmoni dengan Sunni. Di banyak negara di Timteng, orang lebih mengidentifikasikan dirinya dengan sekte agama, daripada indenditas nasional dan indentitas kesukuan, dibanding dengan indentitas diri mereka lakukan untuk negaranya, dan ini telah menjadi dasar bagi konflik agama.(mudah-mudahan ini tidak ditiru oleh (segelintir) bangsa Indonesia yang telah mengakui NKRI dan Pancasila). 

Arab Saudi dan negara Arab Saudi di kendalikan oleh Islam Sunni, Syria dan Iran dikendalikan oleh faksi Syiah, kedua negara Iran dan Syria ini bersekutu setia.

Setelah pergolakan di Timteng pada tahun 2011, Arab Saudi berusaha menggulingkan pemerintahan al-Assad di Syria, sementara Iran mendukung al-Assad.

Dengan munculnya isu Syria, dan dikarenakan Syria dan Iran benar-benar memiliki aliansi yang erat maka diyakini dua ekstrim faksi Sunni dan Syiah, terlihat Arab Saudi ingin memecah hal tersebut, untuk memutuskan mata rantai ini. Arab Saudi ingin menggulingkan pemerintahan al-Assad dan kemudian mengembalikan pemerintahan Sunni di Syria, seperti diketahui mayoritas  di Arab adalah Sunni, dan bukannya Alawi seperti pemerintahan Syria sekarang, ini menjadi hal yang alami menurut pendapat beberapa analis.

Presiden Assad sendiri berasal dari sekte minoritas Alawi dan presiden ini telah mengisi posisi politik dan pejabat senior militer dengan orang-orang dari sektenya dalam upaya menjaga kekuasaannya melalui loyalitas sektarian.

Muslim Sunni membentuk 74 persen dari 22 juta penduduk Syriah, Alawi 12 persen, Kristen 10 persen dan Druze 3 persen. Ismailiyah, Yezidis dan beberapa orang Yahudi merupakan sisanya.

Kerahasiaan dan kuatnya elite kekuasaan Suriah di sekitar Assad telah memperdalam kecurigaan muslim Sunni tentang keyakinan Alawi.  Alawi secara harfiah berarti “mereka yang menganut ajaran Ali”.

Sebagai sekte minoritas yang konon awalnya tertindas menurut laporan sejarah mereka, tiba-tiba sekte Alawi mengendalikan Suriah pada tahun 1970 ketika ayahnya Hafez Assad melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Sunni. Dia membangun sebuah aparat keamanan berdasarkan kesamaan sekte.

Bersekutu dengan kelas pedagang Sunni di Damaskus dan Aleppo, elit Alawi memperluas pengaruh mereka terhadap perekonomian serta aparat keamanan dan militer. Bahkan milisi pro-Assad yang paling ditakuti Shabiha adalah berasal dari sekte Alawi.

Seperti negara-negara Arab lainnya, Syriah telah melihat penyebaran Islam “konservatif” dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini telah mempertajam perbedaan Sunni dengan Alawi, yang mengklaim menjadi arus utama agama Syiah.

Arab Saudi telah melakukan banyak kegiatan dibalik layar untuk menggulingkan pemerintah Syria. Menurut laporan setelah perang sipil Syria, Arab Saudi berani memberi bantuan US$ 100 juta kepada “Koalisi Nasional” : Syrian Revolutionary dan Pasukan oposisi Syria untuk kegiatan oposisi dan senjata.

Tapi Obama masih ragu-ragu tidak mau mengambil tindakan nyata di Syria. Pada September 2013, setelah tercapai kesepakatan “perdagangan senjata kimia untuk perdamaian” dengan Rusia, Obama dengan tiba-tiba mengumumkan daftar rencana serangan militer di Syria.

Di masa lalu isu ISIS tidak menonjol, sebelum bulan Juli tahun yang lalu ada oposisi besar antara faksi Sunni dan Syiah di Wilayah ini. Saat itu Iran, Hizbullah dan Pemerintahan al-Assad dipandang sebagai duri dalam daging dan cakar Arab Saudi dan negara-negara lainnya.

Mereka benar-benar ingin menggulingkan al-Assad dari kekuasaannya, tetapi dengan dukungan Iran, mereka tidak bisa melakukannya, dengan dukungan rahasia dari Rusia dalam hal senjata, mereka lebih lagi tidak bisa menghapuskan sama sekali al-Assad.

AS bersikeras tidak mau memobilisasi pasukan darat, dan karena diperkirakan pertempuran melawan ISIS tidak akan berakhir dengan mudah, dan prosesnya akan panjang, tidak tahu kapan akan berakhirnya mungkin masih terbuka. Tapi juga sulit dipastikan apakah koalisi internasional atau ISIS akan menang, tapi harapan Arab Saudi untuk melempar keluar al-Assad dari kekuasaannya masih belum bisa dipastikan dan masih akan memakan waktu lama.

Di tengah kekacauan demikian, ISIS dengan cepat tumbuh dan berkembangan kekuatannya. Beberapa target yang jelas akan dikuasai ISIS adalah kota suci Mekkah dan Madinah di Arab Saudi.

Media Arab Saudi melaporkan pada bulan Agustus bahwa selama 10 bulan terakhir, departeman kontra terorisme Arab Saudi telah menangkap 1.740 ekstrimis yang terkait dengan ISIS di Irak. Arab Saudi juga membangun dinding yang memanjang dari timur dan barat sepanjang 600 mil (965  km) untuk membendung penyelusupan dan invasi ISIS.

Berubahnya Sikap Arab Saudi

Setelah isu ISIS muncul, situasi yang dihadapi Arab Saudi benar-benar berbeda dengan masa lalu. Di masa lalu mereka menghadapi satu musuh di kawasan tersebut yaitu oposisi dari kubu Syah. Tapi kini mereka menghadapi dua musuh, kubu Syiah dan ISIS.

Setelah mengalami jalan buntuh dalam kurun waktu ini, Rusia bertindak, dan secara obyektif bertindak disisi kubu Syiah  dengan menghantam dengan sengit ISIS dan semua faksi oposisi baik yang didukung Arab Saudi. Rusia tidak dengan komprehensif menyerang semua faksi oposisi, tapi juga mendekati oposisi yang menentang Bashar al-Assad  yang telah mengendalikan beberapa kawasan ini.

Dengan melihat perkembangan ini, Arab Saudi terpaksa harus membuat penyesuaian akhir, dengan bersikap setara terhadap Rusia, dan bertindak seperti  Rusia untuk menyelesaikan dulu masalah yang paling penting yaitu ancaman dari ISIS.

Selain dari masalah lingkungan eksternal, hal lain yang telah memaksa Araba Saudi berubah sikap juga ada faktor internal. Pertama, dompet Arab Saudi yang selalu penuh telah menyusut. Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia. Menurut perkiraan dari IMF agar negara raksasa minyak ini dapat menyeimbangkan anggarannya, maka harga minyak perlu berada pada level US$ 106 per barel.

IMF juga mengatakan, jika harga minyak tetap bertahan pada level US$ 50 per barel, maka cadangan keuangan Arab Saudi yang sangat besar ini akan tidak betahan lebih dari lima tahun. “The Guardian” Inggris melaporkan dari dokumen dalam pemerintah Arab Saudi. Dokumen ini ini instruksi dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud kepada Menteri Keuangan, yang diatas sampulnya tertuliskan “Urgent, Top Secret”

Menurut dokumen ini, Arab Saudi meminta semua proyek infrastruktur yang masih dikerjakan untuk dihentikan, semua promosi dan pengangkatan dibekukan, semua pengadaan pemerintah, termasuk pengadaan mobil, mebel dan peralatan dihentikan, biaya perjalanan dikurangi secara besar-besaran, dan semua kontrak sewa sementara dibatalkan.

Mengapa Arab Saudi melakukan penyesuaian ini? Pengamat melihat setelah ISIS melakukan penyerangan untuk menguasai kota-kota bulan Juli lalu, Arab Saudi menjadi cukup aktif dalam pertempuran, termasuk mengirim pesawat pembom dan sebagainya. Tapi dengan harga minyak yang terus menurun, dan harga minyak mentah jatuh di bawah tingkat dimana Aab Saudi telah menganggarkan di tahun yang sebelumnya. Sehingga ekonomi internal Arab Saudi  mendapat tekanan dan terpaksa harus melakukan perampingan. 

Dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan al-Assad telah membuatnya mendapat pijakan mantap dalam batas tertentu, sehingga membuatnya bisa melakukan serangan balik. Dengan situasi demikian memaksa Arab Saudi untuk menyesuaikan strateginya sendiri, dan melihat Rusia dan al-Assad sebagai kekuatan nyata di Syria.

Dalam situasi yang demikian, pertama-tama Arab Saudi berharap untuk memahami apa yang akan menjadi benar-benar bottom line dari kebijakan Rusia. Kedua Arab Saudi tidak ingin dan tidak mau benar-benar bertentangan dengan Rusia di masa depan. Hal ini bisa dilihat dari latar belakang yang terjadi baru-baru ini. Menteri Pertahanan  dan Menteri Keuangan Arab Saudi telah berkunjung ke Rusia, dan Raja Arab Saudi bahkan melakukan pembicaraan pribadi per tilpon dengan Presiden Putin. Ini adalah realisme dalam politik.

Menurut sebuah laporan dari “The Independent” Inggris pada 23 Oktober, sebagai produsen utama minyak dunia, Arab Saudi mungkin terpaksa harus mengalami penggantian kekaisaran kepada generasi kedua dari keluarga kerajaan. Saat ini ada 8 dari 12 pengeran yang mendukung dan memaksa Raja Salman yang berumur 79 tahun untuk digantikan oleh adik dari ayah yang sama Ahmed bin Abdulaziz yang berumur 73 tahun.

Setelah Raja baru (Salman) menjabat, anaknya menjadi Menteri Pertahanan, dan ia tampil cukup radikal dalam masalah Yaman, yang menyebabkan adanya beberapa kritik untuk raja baru dari anggota lain dari kerajaan Arab Saudi. Tampaknya Arab Saudi sedang mengahadapi  kesulitan yang cukup besar sekarang.

Sebelum pengaruhi Rusia mejadi cukup besar, pengamat dan analis melihat tidak mungkin bagi Qatar dan negara-negara di sebelah timur teluk di Timteng ini untuk tumbuh menjadi lebih mendekat pada Rusia, karena bagi mereka masih ada banyak isu dan konflik nyata didalamnya.

Faktor lain yang mempengaruhi negara di Timteng untuk memilih sisi keberpihakan  adalah konflik antara sekte keagamaan. Seperti diketahui Irak, Iran dan Syria adalah negara yang diperintah Muslim Syiah. Dan Iran adalah pemimpin negara Syiah, dan mendukung pemerintah Syria saat ini.

Meskipun Irak adalah sekutu AS, tapi untuk masalah Syria, sikap Irak selalu hati-hati, dan belum mengambil sikap dukungan yang jelas terhadap pemerintahan al-Assad atau akan beroposisi, tetapi yang jelas menentang negara-negara lain mempersenjatai oposisi Syria.

Kontra terorisme Rusia yang kuat  telah memperkuat hubungan “Segitiga Besi” hubungan antara Rusia dan kedua negara Islam Syiah besar Iran dan Syria.

Maka untuk masalah Syria, mungkinkah Rusia membuat aliansi kontraterorisme baru?

( Bersambung ...... )

Sumber : Media TV dan Tulisan Dalam dan Luar Negeri.

http://www.ibtimes.com/russia-plane-crash-update-metrojet-flight-9268-investigation-enters-final-stage-putin-2186183

http://news.detik.com/internasional/3073547/2-karyawan-bandara-mesir-diduga-kuat-memuat-bom-ke-pesawat-metrojet

https://www.nahimunkar.com/alawi-suriah-sebuah-sekte-syiah-rahasia-yang-berkuasa/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun