Putin mengatakan, “Tentu saja kita tidak akan terjebak dalam lumpur konflik. Operasi militer Rusia akan sangat terbatas. Pertama-tama, kita hanya mendukung militer Syria dalam perang melawan organisasi teroris. Selain itu, militer Rusia hanya memobilisasi AU dan pasukan darat tidak akan berpartisipasi. Pada akhirnya, aksi militer Rusia bukan tidak terbatas, mereka hanya akan mempertahankan anonimitas dengan tren serangan militer Syria.”
Meskipun Rusia telah membantah hal itu, dugaan mengenai hal pengiriman pasukan darat masih menjadi salah satu yang paling fokus dalam topik perang Syria di masa depan.
Tujuan tempur Rusia sangat sederhana, adalah untuk menstabilkan situasi di Syria Barat. Jika pemerintah Basshar al-Assad sudah aman dan dapat mengontrol di wilayah yang paling penting di Syria. Itu sudah cukup. Sejauh gurun pasir yang membentang dari tengah dan timur dan sejumlah kecil kota di Syria, tidak apa jika pihak lain mengontrol daerah ini. Jadi tujuan tempur Rusia sangat terbatas.
Pemerintah Bashar al-Assad telah memiliki kekuatan militer yang cukup, dan jika tidak melakukan serangan baru atau offensif di daerah-daerah ini, masih bisa menyelesaikan misi melindungi diri. Dan Rusia tidak perlu memobilisasi pasukan darat.
Tapi jika diperlukan, Rusia sudah ada di Syria 2.000 mirinir yang jago perang yang berkemampuan untuk dapat melaksanakan tugas terbatas dalam misi pertempuran yang kritis.
Meskipun langkah selanjutnya Rusia di Syria masih ada keragu-raguan, kontes rumit antara Rusia dan Barat di Timteng masih praktis, tertahan oleh aspek. Terutama dalam isu-isu keamanan dalam melakukan operasi militer di wilayah udara Syria, meskipun AS telah menekankan bahwa mereka tidak mendukung serang udara Rusia, tapi AS dan Rusia sudah memulai melakukan berdialog awal.
Dalam konferensi pers bersama
Sergey Lavrov, Menlu Rusia mengatakan : Intruksi pertama kepada kami adalah untuk memastikan kepada militer AS, koalisi yang dipimpin AS di satu sisi dan militer dari Federasi Rusia, yang kini terlibat dalam beberapa operasi di Syria atas permintaan pemerintah Syria, berhubungan dan membangun saluran komunikasi untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan. Dan kami sepakat bahwa militer harus bisa saling kontak satu sama lainnya dalam waktu dekat ini.”
John Kerry Menlu AS, mengatakan : “Seperti apa yang sudah dinyatakan oleh Sergey kepada Anda, kami sepakat pada keharusan untuk secepatnya bahkan mungkin besok sudah berdiskusi untuk masalah non-konflik militer antara militer dengan militer, berkonferensi dimana saja dan kapan saja dilakukan sesegera mungkin, karena kita setuju pada urgensi dari tidak berkonflik (deconfliction).”