Russia Pamer Kekuatan Militer Dengan Menghajar ISIS di Syria--Kecerdikan Diplomasi Putin (1)
PADA 30 September 2015, Rusia dengan cepat melakukan serangan udara terhadap pasukan ekstrimis di Syria. Ini menandakan dimulai intervensi militer Russia untuk Syria. Tindakan ini dipandang sebagai pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Dingin bagi kekuatan militer Rusia terhadap negara luar perbatasan mantan Uni Soviet.
Intervensi ini juga memungkinkan Rusia untuk memerankan dirinya sebagai pemain global utama, memproyeksikan kekuatan militernya jauh dari perbatasan.
Keberhasilan yang manakjubkan dalam misi serangan udara ini, tampaknya mengubah visi masyarakat internasional. Bahkan bagi pendapat umum dunia Barat, yang salama ini meragukan Rusia, kini terpaksa harus mengakui aksi militer Rusia yang proaktif ini merupakan prestasi luar biasa dalam berdiplomasi.
Federasi Dewan Rusia (Parlemennya Rusia) secara bulat menyetujui permintaan Presiden Rusia, dengan 162 suara mendukung, tidak ada yang abstain, tidak ada yang menentang.
Tanggal 30 September 2015, jam 11 pagi, Federasi Dewan Rusia sepakat untuk memberikan mandat kepada Presiden Vladimir Putin hak untuk memobilisasi pasukan keluar negeri.
Putin hanya membutuhkan 40 menit dalam mengajukan usulan resmi menjadi final. Otorisasi ini ditargetkan pada Syria.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/putin-assad-562e535b349773880b7ee680.png?v=400&t=o?t=o&v=770)
Melihat saat ini, teroris internasional yang aktif di dalam Syria dan negara-negara tetangga sekitarnya, satu-satunya metode yang benar untuk menyerang teroris adalah dengan serangan pendahuluan (preemptive strike).
Hanya berselang 2 jam setelah Federasi Dewan Rusia resmi mengesahkan otorisasi resolusi Putin untuk memobilisasi militer keluar negeri, dilaporkan AU Rusia telah melepaskan gelombang pertama serangan udara di Syria, beritanya mucul diberbagai media.
Tepat jam 1 siang tanggal 30 Septembber 2015, Reuters yang pertama merilis adegan keraguan pada serangan udara Rusia. Tapi tiga jam kemudian, Kementerian Pertahanan Rusia secara resmi mengumumkan Jet militer Rusia telah meluncur untuk operasi serangan udara terhadap organisasi ekstrimis yang dikenal dengan ISIS.
Mayjend. Poroshenko, juru bicara Kemenhan Rusia menyatakan : Hari ini (30 Sept. ’15) pesawat militer AU Rusia melakukan serangan pada titik-titik tertentu pada 8 target ISIS di Syria, dengan total 20 pesawat. Dalam 24 jam telah melakukan 53 sorti memukul 72 target, sebagian besar depot senjata dan amunisi serta infrastruktur lainnya.
Serangan udara ini dilakukan dengan gaya militer lama Rusia yang konsisten dengan serangan operasi militer yang tiba-tiba, cepat, dan dasyat.
Dalam melakukan kampanye udara, tujuan Putin jelas untuk membantu memperkuat pegangan pemerintahan Syria di wilayah yang masih dikuasai dan tidak dapat melengseran Assaqd dengan paksa. Rusia juga ingin mendorong pembicaraan politik yang bisa melestarikan negara Syria dan memungkinan Moskow untuk melindungi kepentingannya di kawasan tersebut.
Pada saat yang sama, Rusia mengumumkan bahwa serangan udara akan terus berlanjut, dan intensitasnya akan meningkat. Seraya serangan udara terus berlanjut, pesawat militer AU-Rusia mengempur Kegubernuran Idlib dan Latak di Provinsi sebelah barat laut. Dan Provinsi Al-Raqqah di sebelah timur dan Homs di bagian tengah (Syria).
Pusat-pusat komando, gudang senjata dan amunisi, tempat latihan, dan pusat-pusat produksi senjata pasukan ekstrimis semua menjadi sasaran serangan militer Rusia.
Serangan udara Rusia secara bertahap terus ditingkatkan. Beberapa minggu lalu mereka memobilisasi tiga bersaudara pesawat dari perusahaan Sukhoi, yang tertua Su-24 yang sudah sangat berpengalaman dan telah digunakan dalam medan peperangan sebenarnya, jadi mempunyai pengalaman penuh dalam pemanfaatannya.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/su-24-25-34-562e539bb37a61d4058b4567.png?v=600&t=o?t=o&v=770)
Dan yang terakhir, terlihat juga telah melakukan serangan maritim sebagai suatu model penting dengan meluncurkan rudal menyerang daratan dari laut dan dari udara, yang membentuk pola serangan gabungan udara-laut. Jadi ke depan kemungkinan jika ditemukan target di daratan, pasukan khusus bisa memandu serangan udara atau dari laut oleh AL.
Jadi kini, model pertempurannya telah menjadi model dari satu dimensi dari udara saja ke model dua dimensi udara dan laut/maritim. Untuk masa depan Rusia kemungkinan akan mencapai tiga dimensi sekali gus---darat, laut dan udara.
Pada 8 Oktober 2015, data menunjukkan dalam waktu kurang dari 10 hari operasi militer Rusia, telah dilakukan 112 serangan udara terhadap teroris Syria dan berhasil menghancurkan 40% infrastruktur ISIS. Dan ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Ini menunjukkan kekuatan tempur militer Rusia sekali lagi di mata dunia.
Pada 7 Oktober2015, rudal jelajah “Klub” yang paling canggih sebanyak 26 pucuk telah dilepaskan dari Laut Kaspia, rudal ini meluncur sejauh 1500 km melewati wilayah udara Iran dan Irak untuk menyerang 11 target ISIS dalam wilayah Syria.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/rundal-klub-562e53e0a423bdae12e90116.png?v=600&t=o?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/klub-missiles-562e5422b37a61cf058b4567.png?v=600&t=o?t=o&v=770)
Diluncurkan rudal yang memimiliki tingkat akurasi tinggi dari posisi yang sangat jauh dengan menggunakan kapal kecil, kali ini Rusia benar-benar ingin menampilkan kekuatannya militernya. Karena baik AS maupun Eropa, banyak negara percaya setelah Uni Soviet bubar, kekuatan militer Rusia menurun bahkan menurunnya lebih buruk dibanding saat masa Uni Soviet.
Maka Putin kini ingin menunjukkan dibawah rezim pemerintahan beberapa tahun ini, kekuatan militernya telah pulih. Walaupun kita melihat bahwa peralatan mikliter Rusia yang digunakan saat ini tidak besar, tapi sangat maju.
Hal ini menunjukkan rudal jelajah Rusia berkemampuan terbang pada jalur yang sangat tepat, itu berarti Rusia telah mengalami kemajuan baru di sektor teknologi ICT dan sangat modern. Hal ini sangat penting.
Kehancuran yang diakibat serangan udara Rusia beberapa hari terhadap organisasi ekstrimis, sepuluh kali lebih hebat jika dibandingkan dengan apa yang telah dicapai oleh pasukan gabungan internasional yang dipimpin AS selama beberapa waktu lalu dalam serangan udara.
Atas kinerja yang sangat baik dari AU-Rusia ini, Wakil Menlu Syria, Faisal Mekkas memberi pujian, dengan mengatakan “ tidak bisa dibayangkan pada waktu sebelum Rusia terlibat, ketika pasukan gabungan Barat pimpinan AS melakukan operasi kontra-terorisme di Syria....Satu tahun sebelum ini pasukan gabungan Barat sudah melakukan serangan udara lebih dari 7000 kali serangan, tapi efeknya tidak ideal. Oposisi Syria yang didukung AS gagal memainkan peran penting, tapi justru organisasi teroris ISIS yang terus tumbuh menguat.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/karikatur3-562e54580323bda40bc47e29.png?v=400&t=o?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/karikatur1-562e54b70323bdc00ac47e2b.png?v=400&t=o?t=o&v=770)
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/26/karikatur2-562e54ed3fafbd40156a272e.png?v=400&t=o?t=o&v=770)
Yang lebih menakjuban bukan hanya perbedaan jelas dalam efektifitas biaya operasi serangan udara dari Rusia jauh lebih rendah dibandingkan dengan pasukan gabungan Barat.
( Bersambung ....... )
Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri
http://news.yahoo.com/russia-planes-fly-western-syria-053421955.html
Assad-Putin meeting signals push to end Syria crisis Associated Press
Putin says Syria's Assad is open to working with some rebels Reuters
Russia takes Syria lead after Assad's surprise Moscow visit AFP
Russian warships launch rockets on Islamic State in Syria
http://www.bbc.com/news/world-asia-34411477
https://www.rt.com/news/317277-russia-syria-planes-sukhoi-isis/
http://russia-insider.com/en/military/smart-weapons-russia-using-syria/ri10231