Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang dan Impak Gelombang Pengungsi Masuk Eropa (4)

26 September 2015   06:32 Diperbarui: 26 September 2015   12:55 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam situasi demikian saat ini di Timteng, bagaimana Eropa dan AS akan mengambil tindakan untuk pencegahan terhadap kerugian yang akan terus berlanjut?

Para pejabat AS menyatakan, sejak 2011, AS telah menerima 1.500 pengungsi Syria, dan berencana untuk menerima tidak lebih dari 8.000 pengungsi Syria hingga akhir tahun 2016. Kata Sekretaris pers Gedung Putih, Josh Earnest saat konferensi pers ke-3, dengan mengatakan ; “Tentu AS akan berada bersama-sama dengan mitra kami di Eropa.”

Menurut perkiraan, sejak 2011 telah ada 4 juta pengungsi Syria yang telah melarikan diri akibat kerusuhan. Bahkan jika AS mau memenuhi janjinya untuk ikut bertanggung jawab atas krisis imigran ilegal yang dihadapi Eropa, hanya menerima beberapa ribu pengungsi dari daerah ini masih jauh dari dari cukup.

Tapi saat ini dengan berbagai alasan, AS tidak mau menanggung konsekuensi langsung. Tapi Eropa di satu sisi kita ketahui itu suatu kesulitan untuk menyatukan seluruh benua Eropa, karena mereka tidak seperti AS yang merupakan satu negara. Eropa tidak bisa ber-reaksi dengan cepat untuk masalah pengungsi memasuki negara itu, dalam mengambil langkah-langkah langsung tidak bisa sesederhana seperti yang dibayangkan.

Karena Eropa merupakan kelompok negara-negara, sikap dan kebijakan masing-masing negara berbeda. Sulit bagi Eropa untuk merespon cepat seperti AS. Hal ini yang menjadi menyebab masalah ini. Di satu sisi, ketika Eropa mengikuti AS melakukan beberapa hal, maka Eropa harus menerima konskuensinya. Di sisi lain mengingat kondisi ini, maka akan menjadi sulit untuk langsung dan effektif menanggapi konsekuensi ini. Hal ini yang membuat  masalah ini lebih parah jika makin lama berlangsung, yang pada akhirnya akan menjadi krisis.

Residen dan Koordinator Kemanusiaan PBB (UN Resident and Humanitarian Coordinator) di Syria, Yacoub El Hillo merilis satu artikel di media AS belum lama ini mengatakan, pemerintah AS bisa menghabiskan US$. 68.000 per jam untuk melakukan serangan udara di Timteng, tetapi dana yang telah ditetapkan PBB untuk membantu Syria akibat perang sangat kecil sekali.

Banyak kaum cendikiawan AS percaya solusi mendasar untuk krisis pengungsi Timteng yang masuk ke Eropa adalah memulihkan stablilitas di Irak dan Syria, serta menciptakan kondisi untuk pengungsi untuk kembali lagi ke rumah kampung halamannya dengan selamat.

Intevensi Militer & Tanggung Jawab AS

Timbulnya masalah ini disebabkan kebijakan perang yang pimpin AS yang membuat negara-negara ini masuk dalam keadaan konflik kekerasan yang tanpa akhir, termasuk munculnya kelompok ekstrimis IS. Namun hingga hari ini, banyak politisi AS masih tetap saja mempertimbangkan menggunakan intervensi militer dalam isu Syria.

Media AS ada melaporkan beberapa bakal calon presiden dari Partai Republik mengatakan bahwa pada 2013 seharusnya AS menggelar intervensi militer langsung dalam perang Syria, tanpa harus memperdulikan berapapun anggaran yang diperlukan seperti selama Perang Irak dulu.

Tapi bakal calon dari presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton mengatakan, dia dan pejabat lain di pemerintahan AS mengajurkan AS mengambil kebijakan yang lebih radikal terhadap isu Syria, termasuk memberi pelatihan lebih kepada kekuatan militer oposisi Syria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun