Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang dan Impak Gelombang Pengungsi Masuk Eropa (3)

25 September 2015   15:47 Diperbarui: 25 September 2015   18:04 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andrian Edward, Jurubicara UNHCR mengingatkan, “dari sana situasi memburuk di Syria, ekskalasi tekanan pada rakyat Syria, banyak dari mereka yang lari itu dari kelas menengah. Mereka lari dari Syria ke negara-negara tetangga ke Turki, dari sana pergi kemana saja. Jadi penyebab gerakan massa ini adalah perang yang mengerikan dan konflik.”

 

Analis melihat, tanpa diragukan struktur utama pengungsi ini Syria menjadi sumber utama. Maka jika melacak kembali terjadinya turbulensi di Syria. Dilihat secara jangka waktu yang panjang, di wialyah ini dan seluruh wilayah Timteng dan Afrika Utara, dapat ditelusuri kembali kekacauan ini karena adanya intervensi AS, dan bahkan karena kebijakan intervensi militer.

Diatas kurva jumlah permohon pengungsi yang telah diajukan ke Uni Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Dari tahun 2004 hingga 2009, jumlah yang tadinya berkisar di angka 200.000 sampai 300.000. Mulai tahun 2010,  angka secara bertahap berkembang lebih tinggi hingga tahun 2014 telah melebihi 600.000.

Situasi saat ini bahkan lebih memprihatinkan. Jerman, Yunani dan negara-negara lain telah melihat jumlah rekor yang mencemaskan dengan statistik paruh tahun pertama. Lalu kalau dilihat apa yang terjadi pada akhir tahun 2010?  Saat itu adalah saat dimana gerakan “Arab Spring/Mussim Semi Arab” pecah.

Banyak analis yang mengadaikan, jika tidak ada “Arab Spring” tidak akan ada pengungsi Syria, jika tidak ada “Arab Spring” tidak akan ada pengungsi Libya, sehingga tidak akan ada gelombang pasang pengunsi ini.

Gerakan “Arab Spring” pada 2010 menjadi siklon politik yang menyapu Tunisia, kemudian Mesir, Libya, Yaman dan Syria, serta semua turbulensi menjadi meningkat, sehingga kehidupan masyarakat menjadi tumbuh lebih keras dan lebih keras lagi.

Dan ini yang menjadi biang kaladi penyebab mengapa banyak pengungsi Timteng dan Afrika Utara meninggalkan negara dan kampung halamanannya lari ke Eropa.

(Bersambung ......)

 

Sumber & Referensi ; Media Tulisan dan TV Dalam & Luar Negeri

http://www.huffingtonpost.com/dr-rola-hallam/us-prevent-aylan-kurdi_b_8186138.html?ir=Australia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun