Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang dan Impak Gelombang Pengungsi Masuk Eropa (2)

25 September 2015   06:51 Diperbarui: 25 September 2015   07:24 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

P : Ya betul.

M : Saya mengerti itu. Namun, kadang-kadang politik itu sulit. Anda tahu, di kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon ada ribuan orang dan jika kita mengatakan, Anda semua boleh datang dan Anda semua datang juga yang dari Afrika dan Anda semua datang. Kita tidak bisa mengelola itu.

Pada awal September 2015, Merkel mengatakan Jerman bersedia menerima tanggung jawab lebih untuk pengungsi. Jerman mengumumkan mereka akan menerima 800 ribu pengungsi tahun ini, tapi untuk ini Jerman harus membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan pengungsi ini, karena jumlah ini harus ditambahkan pada pasar angkatan tenaga kerja Jerman.

Diperkirakan tahun depan Jerman akan dipaksa untuk menghabiskan maksimal US$ 3,7 milyar untuk kelas bahasa, tunjangan dan pelatihan untuk para pengungsi. Pada 2019, mungkin akan meningkat hingga US$ 7,9 milyar.

Tapi negara-negara lain di Eropa tidak memiliki kemampuan yang sama dengan Jerman.

Italia dan negara-negara yang berada di “garis depan” pertumbuhannya cukup berat. Tekanan ekonomi mereka yang berat telah memaksa Italia untuk mengurangi operasi pencarian dan penyelamatan maritim untuk pengungsi tahun ini.

Beberapa analis berpendapat. Saat ini, situasi ekonomi secara keseluruhan Eropa sedang tidak terlihat adanya prospek  yang sangat baik. Jika mereka akan terus berinvestasi sejumlah besar dana dan sumber daya manusia dalam memecahkan masalah pengungsi, dan menerima pengungsi, itu dikhawatirkan akan mempengaruhi keuangan mereka sendiri.

Sedang Inggris yang pembangunan ekonominya relatif stabil dan sehat , tapi dengan tekanan domestik dari partai lain dan oposisi, dalam rangka untuk menahan gelombang pengungsi ini, Inggris telah menghabiskan 7 juta poundsterling, untuk memperkuat pagar di sekitar perbatasannya.

Selain itu pemerintah Inggris telah memperkuat penyebaran polisi di daerah perbatasan, dan membentuk sistem pertahanan internal untuk menghentikan arus imigran ilegal/gelap menyusup ke tempat tinggal melalui berbagai saluran, termasuk melarang tuan rumah untuk menyewakan tempat tinggalnya kepada penyewa yang tidak memiliki izin tinggal resmi. Dan memberi sanksi penutupan restoran yang tidak menyelesaikan dokumen, semua ini untuk menanggapi kebijakan baru untuk situasi saat ini di tahun ini.

Caroline Knowles. Prof. Sosiolgi dari Goldsmiths Univ di London mengatakan, di Inggris, di Prancis dan di Jerman, terdapat banyak yang anti-imigran gelap. Orang-orang Eropa merasa standar hidupnya semakin berada dalam tekanan, upah mereka berada dalam tekanan. Mereka merasa semakin miskin, maka mereka ber-reaksi terhadap pedatang gelap yang akan mengambil bagian dari apa yang sudah sedikit yang masih ada. Jadi itu di satu sisi. Di sisi lain ada satu perasaan anti-pendatang yang mengakar sangat dalam di seluruh Eropa. 

Selain alasan ekonomi, ada alasan lain yang lebih mendalam mengapa Eropa menolak imigran tersebut. PM Hungaria, Vikto Orban mengatakan di TV Nasional Hungaria, “Dalam kenyataannya, para imigran yang membanjiri Eropa saat ini sudah ratusan ribu. Dalam tahun-tahun mendatang, jumlah ini akan menjadi jutaan. Suatu hari, orang Eropa akan tiba-tiba tanpa disadari dirinya akan menjadi minoritas di kampung halamanannya sendiri.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun