Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Strategi Militer Nasional Amerika Serikat 2015 (5)

31 Juli 2015   07:43 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:24 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ulah AS Di Asia-Pasifik

Pada 5 Juli 2015, AS, Australia, Jepang dan Selandia Baru melakukan latihan bersama skala besar di wilayah bagian utara Queensland, Australia selama dua minggu yang melibatkan 30.000 personil. Ini  menjadi yang pertama kali Pasukan Bela Diri Jepang bergabung.

Asley Pabio salah satu komandan Latma (latihan bersama) “Talisman Saber” mengatakan, skenario Latma ini sangat kompleks, skala kegiatan ini terbesar di dunia, meliputi maritim, udara, dan darat. Setalah AS memutuskan untuk kembali ke Asia-Pasifik, AS telah menempatkan Australia dan Jepang nilai lebih pada kerjasama keamanan bilateral. AFP (kantor berita Prancis) menyatakan Jepang pertama kali berpartisipasi dalam latihan militer ini benar-benar memperluas dimensi kerjasama antara AS-Jepang-Australia dalam kerjasama tiga dimensi AS-Jepang-Australia.

Analis  melihat hal ini menunjukkan kekuasaan mutlak AS saat ini menurun. Dalam pelaksanaan strategi untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik, AS berharap sekutunya dapat memainkan peran lebih.

Sekutu dan mitra AS telah membentuk jaringan yang meliputi seluruh dunia. Dalam laporan itu dikatakan : “Kami akan memperkuat sekutu kami dengan Australia, Jepang, Republik Korea (Korsel), Filipina dan Thailand. Kami juga akan memperdalam hubungan keamanan kami dengan India dan membangun kemitraan dengan Selandia Baru, Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Bangladesh.” . Lebih lanjut dilaporkan.

“Di Eropa, kami akan tetap teguh dalam komitmen kami untuk sekutu NATO kami.”. “Di Timteng, kami tetap berkomitmen penuh untuk Israel secara kualitatif  pada bidang militer.”

Kami juga akan membantu mitra penting lainnya di wilayah-wilayah untuk meningkatkan pertahanan mereka, seperti Yordania, Arab Saudi, Mesir, Kuwait, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Pakistan, kami juga akan memperkuat lembaga-lembaga diseluruh Afrika.” .

Dan militer AS akan mendukung upaya antar negara Amerika Latin dan Karibia untuk mempromosikan stabilitas regional dan melawan organisasi kejahatan transnasional.”

“Tokyo Shimbun” menyatakan, strategi militer nasional baru AS menunjukkan AS telah menyadari “keunggulan di Asia-Pasifik dan Eropa sudah mulai terkikis”. Jadi melihat NATO dan Jepang sebagai mitra dengan kapasitas jaminan kemajuan dari militernya. Itu jelas tertulis dalam strateginya.

NMS baru AS menekankan penguatan hubungan dengan sekutu fokus untuk keamanan, juga cara untuk mengungkapkan ketergantungan pada penguatan  ketergantungan pada sekutu, ini didasarkan atas situasi keuangannya yang kritis.

Martin Demsey ketika berbicarakan dalam konferensi pers tentang NMS 2015, menyebutkan dengan metafora “pad lily float”.* “Dan apa yang kita coba lakukan, AS menggunakan metafora ‘lily float’ , kami sedang berusaha untuk membangun jaringan, bantalan Lily tidak akan mengapung secara independen di atas air, tapi Anda tahu bahwa itu berhubungan dengan arsitektur sub-permukaan. Dan kami mencoba untuk membangun kerangka kerja, semacam scafffolding (perancah) untuk mengatasi masalah ini.”

*(daun teratai yang mengambang dipermukaan air ditunjang dengan bentuk kontur daun dan ditunjang akar serabut dibawahnya)* 

Strategi “Lily Pad” ini menjadi komponen penting dari strategi militer AS. AS akan membangun komponen-komponen kecil penting, lincah berbasis di luar negeri di bidang yang dibutuhkan secara diam-diam, yang perawatannya rendah, tapi modular selama masa perang, dalam rangka mendukung operasi militer AS.

Dengan bergesernya strategi global Obama ke seluruh Asia, Pentagon berupaya untuk menyebarkan “bantalan lily/lily pad” di Asia-Pasifik.

Dalam satu atau dua tahun ini, AS telah kembali ke Guam pangkalan militer terbesar untuk Asia-Pasifik, bahkan mungkin dunia. Militer AS juga mendirikan basis strategis militer baru di Darwin, Australia, dan banyak tempat lagi. Dan modelnya seperti “jaringan Atlantik”-AS saat ini dengan mencoba membuat jaringan Pasifik di kawasan Asia-Pasifik yang sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai AS yang mencakup berbagai kemitraan dan organisasinya.

Dengan tanpa sadar hal ini telah membentuk semacam jaringan pembangunan militer di sekitar kita, dan jaringan ini perlu untuk dapat dimanfaatkan mendukung dari satu node(simpul) ke node lainnya yang bermasalah, sehingga membentuk semacam negara.

Meskipun dalam NMS terbaru, AS menempatkan Rusia dan VEO (ISIS) dalam kepentingan utama, tapi tidak akan mengubah strategi untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik.

Dalam laporan ada mengatakan : “Oleh karena itu kita (AS) akan maju untuk menyeimbangkan di kawasan Asia-Pasifik, menempatkan kemampuan yang paling canggih dengan kapsitas yang lebih besar dalam panggung penting ini.”

Berdasarkan design strategis ini, pengaruh kebijakan AS di Asia-Pasifik tidak akan menyebabkan berkurang, bahkan sebaliknya, akan lebih didorong ke depan, karena berdasarkan konseptualisasi strategis ini, sangat jelas disebutkan fiturnya untuk penyebarannya di Asia, Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Ke depan sangat jelas penyebarannya akan diperkuat, dan akan menjadi fokus penyebaran di masa depan. Ini akan menjadi tantangan bagi negara-negara yang menjadi target AS di kawasan ini.

Banyak analis yang percaya kedua hal itu akan bersama-sama berjalan yang dibuktikan di masa depan, AS akan terus tanpa henti, dan pasti akan lebih memperkuat pengerahan militernya maju dan masuk di kawasan Asia-Pasifik.

Dalam kenyataanya, setelah Perang dingin berakhir, AS telah melakukan beberapa kali penyesuaian strategis militer untuk mempertahankan hegemoni global, dan masing-masing penyesuaian strategis militer akan menciptakan situasi yang kompleks di wilayah sasaran.

Satu contoh nyata, selama awal tahun1990-an, AS menganjurkan “beyond containment strategy” (strategi pertahanan jauh diluar AS). Dan strategi ini ditrapkan di Kosovo. Akibatnya hal ini menyebabkan turbulensi besar di Eropa Timur, dan menyebabkan hubungan AS-Rusia menjadi hancur lebur.

Namun, situasi saat ini tampaknya tidak begitu suram, Komandan Korp Marinir AS, Joseph Dunford, pada 9 Juli lalu, jelas menyatakan Rusia saat ini menjadi “ancaman besar” yang dihadapi keamanan nasional AS.

Tapi sehari kemudian Menlu AS, John Kerry menyatakan ketidak setujuan dengan pernyataan Dunford tentang Tiongkok dan Rusia menimbulkan “ancaman nyata” bagi AS. Kerry mengakui Rusia dan Tiongkok adalah kekuatan utama, dan mengatakan : “sementara kita mungkin memiliki perbedaan, tapi kami berkerjasama bersama mereka di banyak daerah.”.

Perkembangan IS (ISIS) merupakan ancaman nyata bagi AS. Kedua sikap yang berbeda diatas menunjukkan masih ada ketidak pastian dalam menafsirkan NMS baru AS dan ini akan terus diikuti dan dipantau oleh banyak kalangan dan masyarakat internasional.

AS adalah negara yang “makmur/kaya” akan laporan militer dan keamanan. Di satu sisi, tindakan ini sesuai dengan persyaratan dari sistem hukum domestik AS, dan di sisi lain AS menempatkan kekuatan militer dan strategi masa depannya untuk dipamerkan dalam rangka untuk mencegah dan menakut-nakuti lawan-lawannya.

Tapi walau bagaimanapun, AS jelas tidak akan memberikan rahasia intinya. Apa yang perlu ditunjukkan dalam laporan ini memiliki sesuatu yang sama, yaitu bagaimana AS menekankan bahwa mereka sementara sedang mengalami anggaran pertahanan nasional ketat, namun AS masih bisa mempertahankan keunggulan militer lengkap dan keamanan mutlak.

Tapi AS kiranya perlu mempertimbangkan : Apakah itu layak untuk mencari keuntungan militer lengkap dan harus mengorbankan keamanan negara-negara lain  untuk keamanan mutlaknya?

Contoh munculnya organisasi-organisasi ekstimis di Timteng dan turbulensi di Ukraina merupakan contoh paling nyata yang susah dipungkiri.

Pengamat dan analis yang cinta damai dan mendambakan perdamaian dunia menganggap, apapun realitasnya telah membuktikan tidak perduli jenis militer baru dan strategi keamanan AS yang dibuat, jika strategi ini masih didukung dan didasari dengan pemikiran Perang Dingin dan melawan tren dunia. Pada akhirnya akan terjadi kebalikan dari hasil yang di-inginkan., dan tidak akan berjalan seperti yang direncanakan, serta mengakibatkan kerugian yang lebih besar daripada keuntungan. Menjadi kualat menurut istilah Jawa.

Marilah buat dunia ini menjadi damai dan lebih damai ........ semoga.......

( Habis )

 

Sumber : Media Tulisan & TV Dalam & Luar Negeri

http://www.ncpers.org/files/WJ%20Washington%20Update%2007-02-2015.pdf

http://www.atlanticcouncil.org/blogs/natosource/the-new-us-national-military-strategy-and-nato

https://www.washingtonpost.com/news/checkpoint/wp/2015/02/06/the-pentagons-electromagnetic-rail-gun-makes-its-public-debut/

http://www.news.com.au/national/talisman-sabre-2015-the-biggest-australia-us-military-exercise-yet/story-fncynjr2-1227435944288

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun