“Komersant” yang berbasis di Rusia menuliskan, dalam rangka untuk memperjuangkan posisi mereka sebagai kekuatan utama, Arab Saudi dan Iran akan terus silih berganti berlawanan (seperti siang dan malam).
Majalah “Time” Amerika, menganalisis dengan menuliskan :” Pertarungan antara Arab Saudi dan Iran bukan hanya kontes antar faksi agama, tapi juga kontes kekuasaan.” Kedua negara ini coba menggunakan negara-negara yang relatif lemah di wilayah ini untuk mempeluas pengaruh mereka.
Tapi dengan timbulnya kekacauan dalam pemerintahan Yaman dan munculnya milisi Houthi, Arab Saudi berada dipihak yang dirugikan di medan kunci ini. Di Syria, Lebanon dan Irak, pengaruh Iran terus berkembang ini bahkan membuat Arab Saudi menjadi lebih buruk. Karena dari siapa Arab Saudi akan mendapatkan dukungan yang lebih kuat lagi?
Arab Saudi adalah negara terbesar dan terkaya di dunia Arab. Tapi teknologi dan industrinya tidak maju seperti Mesir. Militernya memiliki peralatan yang terbaik, tapi sejauh kemampuan tempurnya sangat rendah, militernya belum pernah mengalami test dalam skala besar.
Tapi Arab Saudi memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi di Timteng. Ambil contoh Mesir misalnya, mereka memiliki kekuatan politik yang sangat kuat, tetapi tidak memiliki uang. Untuk ini Arab Saudi bisa membantu di sana.
Dalam hal ini Arab Saudi bisa memberi mereka lebih dari US$ 10 milyar, sedang negara lain hanya memberi ratusan juta dollar atau mungkin hanya satu atau dua milyar dollar saja dan itu juga dengan kondisi. Lain lagi dengan Arab Saudi ketika memberikan Mesir US$ 10 milyar dengan tanpa syarat.
Saat ini, Arab Saudi merupakan negara yang ekonominya teratas di Timteng, tapi untuk politik dan sosial dapat dikatakan Mesir nomor satu jika dibandingkan kedua negara ini dengan Arab Saudi.
( Bersambung ..... )
Sumber & Referensi : Media TV & Tulisan Dalam negeri dan Luar Negeri
http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html