Sejauh masalah nuklir Iran yang sedang berlangsung, BBC menulis artikel, bahwa Arab Saudi telah dapat menerima karena tidak ada lagi yang bisa diperbuat. Hal ini juga mengharuskan melakukan persiapan untuk suatu perang keras terhadap musuh lamanya. Tidak hanya di Yaman, tapi juga di lokasi lain di Timteng.
Arab Saudi berpikir perlu untuk mempertahankan kepentingannya sendiri untuk seluruh Timteng. Dan AS harus menyesuaikan kebijakannya di wilayah tersebut, atau setidaknya menghindari metode intevensi langsung. Tapi ada beberapa hal yang Arab Saudi pikir AS boleh terus begerak maju menuju resolusi untuk kepentingannya dengan intervensi seperti masalah di Syria dan Yaman.
Namun AS tidak akan melakukan intervensi, jika Arab Saudi tidak bisa mengatasi diri sendiri, masalah ini mungkin akan terus berkembang ke arah dimana hingga Arab Saudi tidak bisa mengendalikan sama sekali. Maka akan mempengaruhi proses tersebut. Arab Saudi ingin mengambil sikap dan membuat satu opini dalam proses ini, maka dalam isu Yaman dengan tegas diambil keputusan untuk mengerahkan pasukan.
Jika diamati situasi secara keseluruhan di Timteng saat ini, di balik hampir semua masalah yang menjadi panas dibayangi dari intrik antara Iran dan Arab Saudi. Untuk batas tertentu, arah hubungan Arab Saudi dan Iran akan sangat di pengaruhi situasi keseluruhan di Timteng di masa depan. Demikian menurut beberapa analis khusus Timteng.
Namun jika kita kembali melihat pada waktu 40 tahun lalu, kita akan terkejut melihat bahwa Arab Saudi dan Iran sebenarnya pernah sebagai teman dekat saat itu. Jadi mengapa kini menjadi sangat bermusuhan? Apa sebenarnya yang terjadi dibalik intrik antara mereka hari ini?
( Bersambung ......)
Â
Sumber & Referensi : Media TV & Tulisan Dalam negeri dan Luar Negeri
http://www.albayyinat.net/jwb5ta.html
http://www.dw.com/id/syiah-sunni-kebencian-mengakar-di-arab-saudi/a-18492316
https://www.selasar.com/budaya/mengurai-konflik-sunnisyiah