Ciri Peperangan Dengan UAV-UCAV
Seorang pilot UAV dari angkatan bersenjata AS menggambarkan kehidupan perangnya : “Saya tidak pernah meninggalkan Nevada. Saya bengun pagi, setelah pamitan dengan memberi cium istri dan putri saya yang masih tidur, saya langsung pergi ke pangkalan untuk tugas operasional selama 10 jam. Selama itu saya meluncurkan 2 rudal dari UAV dengan remote control, dan meledakkan sebelas orang. Setelah selesai melakukan misi itu, saya pulang bergabung makan malam dengan istri dan anak serta menonton pertandingan NBA di TV. Kemudian saya membantu anak saya dalam mengerjakan pekerjaan rumah sekolahnya. Dan pergi tidur. Itu perang bagi saya.”
Pada Pebruari 2013, situs media dari Carolina Selatan di AS, Linsey Graham, seorang senator dari Partai Republik mengatakan : “kami telah membunuh 4.700 orang sejauh ini dengan UAV di luar negeri dalam pertempuran rahasia.”
LetJend David Deptula dari Pentagon mengatakan : “Marilah kita kembali ke pertengahan abad lalu selama P.D.II, kita perlu berbulan-bulan untuk merangkai info intelijen dari berbagai sumber yang berbeda apakah itu dari udara, dan darat untuk mengasimilasikan informasi dan kemudian baru menentukan target apa yang harus diserang. Kemudian mengerahkan ratusan pesawat dan menjatuhkan ribuan bom untuk menyerang target yang didapat dari informasi yang telah dikembangkan selama periode yang berbulan-bulan.”
Pada 9 Juni 1982, Israel tiba-tiba menyerbu Lebanon, Komandan dan prajurit angkatan bersenjata Syria bergegas ke pos pertempuran mereka. Kemudian komandan memerintahkan memantau langit dengan seksama dan menemukan target, maka diperintahkan untuk meluncurkan bertubi-tubi Rudal 2K12 Kub. Mereka bersorak-sorak untuk “kemenangan” berhasil menembak jatuh pesawat Israel, tapi ternyata yang tertembak jatuh UAV Isreal yang terbuat dari plastik. Tidak ditemukan mayat pilot. Maka komandan Syria langsung menyadari bahwa mereka telah terperangkap pasukan bersenjata Israel.
Kala itu pasukan darat Israel memiliki dua jenis UAV sederhana dan kasar, ketika Israel memulai menyerang Syria. Satu bernama “Scout”, dan yang lain bernama “Mastiffs” yang berukuran panjang sekitar 2 meter. Mereka memasang reflektor di sudut-sudut depan “Mastiffs” yang bisa memperbesar signal yang ketangkap Radar lawan, sehingga seolah seperti ada konvoi pesawat banyak yang datang. Maka ketika signal tertangkap radar Syria, dikira ada armada besar-besar Israel yang menyusup.
“Mastiffs” dan “Scout” dikembangkan Israel untuk memainkan peran sebagai “pasukan berani mati”. Sehingga posisi rudal dan radar Syria begitu menembak “Mastiffs” langsung direkam oleh “Scout” dan gambarnya ditransmit ke pusat kontrol di darat. Beberapa menit kemudian pesawat F-4 Israel melesat ke udara dan meluncurkan serangan terhadap posisi-posisi Rudal 2K12 Kub dan Radar yang memberikan peringatan dini Syria. Hanya dalam 6 menit, 19 posisi rudal 2K12 Kub yang susah payah dibangun selama 10 tahun dengan biaya US$ 2 miliar hancur lebur.
Pertempuran ini walaupun dalam skala tidak besar, tapi mengejutkan dunia khususnya AS. Sejak kelahiran UAV untuk pertama kali pada tahun 1918, UAV hanya digunakan sebagai pesawat target untuk awal melatih pasukan anti-pesawat udara. Namun peran utama hanya untuk melakukan pengawasan/surlvaillance dalam medan perang.
Pada pertempuran di Lembah Bekaa, UAV sebenarnya langsung memainkan peran yang menentukan dalam pembimbingan, dan merubah lembaran baru dalam sejarah perang angkatan udara dunia.
Sebenarnya AS belajar dari pengembangan UAV Israel. Dalam 12 tahun perang Vietnam, AS telah mengoperasikan 3.452 UAV, dan 80% info intelijen diperoleh melalui UAV. Namun saat itu AS pikir itu tidak mengesankan, kecuali untuk beberapa hasil info intelijen yang didapat. Tapi bagaimanpun AS telah mulai belajar peran besar dari UAV dalam perang.
UAV Mikro
Seorang peneliti bernama Kumar di laboratorium Universitas Pennsylvania, mengatakan seraya menunjukkan satu alat bahwa pihak militer AS membiayai proyek penelitian mereka : “apa yang anda lihat disini adalah chip yang pada dasarnya merupakan giroskop, ini memainkan peran yang sama sebagai kanalis semisikularis didalam tubuh manusia yang terletak di dekat telinga, yang pada dasarnya memberi arahan orientasi kita. Jadi giroskop yang berada dalam circuit ini benar-benar dapat mengukur kecepatan sudut seribu kali per detik. Chip ini adalah accelerometer yang memungkinkan robot untuk merasakan percepatan dalam arah lateral (lateral direction).
Nick Keogh Tes, yang bertanggung jawab atas proyek mikro AS mengatakan bahwa kini sedang melakukan pengembangan secara bersamaan untuk kemampuan tempur mikro UAV.
UAV yang serupa dengan serangga dapat menembus jauh ke dalam tempat musuh “tanpa bisa dilacak” setelah dilontarkan dari pesawat. UAV mikro telah dilengkapi dengan kamera dapat mengirim gambar ke posko dengan real time. UAV mikro ini juga bisa membawa senjata yang bisa “membunuh orang yang terlihat”.
Setelah melakukan misinya, UAV ini bisa diperintahkan untuk terbang kembali ke posko. Jika tidak diperlukan terbang kembali atau semua jalan keluar (jendela/pintu) ditutup, tidak bisa terbang keluar dapat diperintahkan untuk menghancurkan diri sendiri. Pesawat mikro ini dapat masuk ke dalam perangkat keras komputer skala besar dan meledakan bahan peledak kuat yang dapat menghancurkan peralatan tersebut.
General Atomic MQ-1 Predator yang telah dijuluki pembunuh dari udara, merupakan pesawat tanpa awak yang dapat membawa banyak rudal anti-tank AGM-114 untuk menyerang sasaran di daratan.
Pejabat senior Al Qeada dan banyak lagi pentolan lainnya telah dibunuh oleh UCAV ini. Bobotnya lebih berat dari Pickup kira-kira 4 ton, tapi keseimbangannya bukan main baiknya, titik tengahnya bisa diangkat dengan satu tangan dan diletakkan kembali. Kata Zadeh seorang teknisi AU-AS.
Segera setelah itu, komando angkatan bersenjata AS memberi perintah serangan. Rudal Hellfire AGM-114 pada “General Atomic MQ-1 Predator” ditembakkan pada kendaran yang telah ditarget dan sekejap rombongan iring-iringan mobil ini menjadi lautan api. Kisah selanjut Gadaffi sementara lolos lari ke lorong lobang saluran air dan selanjutnya di tembak mati. Dalam hal ini angkatan bersenjata AS menyerang president negara musuh dengan UAV ribuan mil jauhnya dan menghancurkan rezimnya.
Pengamat militer melihat kenyataan diatas, berdasarkan fungsi operasional dapat dibagi menjadi di daratan dan di laut, di udara dan di ruang angkasa, kita dapat membagi mereka menjadi taktis, pertempuran dan UAV sebagai strategis. Maka kini dengan tiga sistem ini sudah dapat dikatakan sangat lengkap.
Beberapa pengamat menganggap UAV taktis dikenal sebagai UAV mikro, atau UAV yang digunakan oleh satuan sebagai pemimpin regu atau pemimpin peleton telescope/pengintai. Ini menunjukkan mereka telah ditrapkan ditingkat taktis. Dalam pertempuran UAV dianggap sebagai komandan pasukan atau devisi komando teleskop. Dari sudut pandang ini dapat dibayangkan Shadow 200 serta General Atomic MQ-1 Predator umumnya dimasukkan dalam seri ini.
RQ-180 atau dikenal dengan Global Hawk termasuk X-37B dapat dikatakan sebagai presiden teleskop.
Karena itu jika dianalisa dari tiga perspektif, mereka telah memenuhi 3 cara operasional yang berbeda masing-masing.
Sebanyak 75 jenis UAV yang digunakan oleh angkatan bersenjata AS. Terdiri dari berbagai macam model dan sebagian masih dirahasiakan. CIA juga memiliki rencana UAV rahasia yang digunakan untuk mengumpulkan data intelijen.
( Bersambung ....... )
Sumber : Media Tulisaan & TV Luar Negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H