Segera setelah itu, komando angkatan bersenjata AS memberi perintah serangan. Rudal Hellfire AGM-114 pada “General Atomic MQ-1 Predator” ditembakkan pada kendaran yang telah ditarget dan sekejap rombongan iring-iringan mobil ini menjadi lautan api. Kisah selanjut Gadaffi sementara lolos lari ke lorong lobang saluran air dan selanjutnya di tembak mati. Dalam hal ini angkatan bersenjata AS menyerang president negara musuh dengan UAV ribuan mil jauhnya dan menghancurkan rezimnya.
Pengamat militer melihat kenyataan diatas, berdasarkan fungsi operasional dapat dibagi menjadi di daratan dan di laut, di udara dan di ruang angkasa, kita dapat membagi mereka menjadi taktis, pertempuran dan UAV sebagai strategis. Maka kini dengan tiga sistem ini sudah dapat dikatakan sangat lengkap.
Beberapa pengamat menganggap UAV taktis dikenal sebagai UAV mikro, atau UAV yang digunakan oleh satuan sebagai pemimpin regu atau pemimpin peleton telescope/pengintai. Ini menunjukkan mereka telah ditrapkan ditingkat taktis. Dalam pertempuran UAV dianggap sebagai komandan pasukan atau devisi komando teleskop. Dari sudut pandang ini dapat dibayangkan Shadow 200 serta General Atomic MQ-1 Predator umumnya dimasukkan dalam seri ini.
RQ-180 atau dikenal dengan Global Hawk termasuk X-37B dapat dikatakan sebagai presiden teleskop.
Karena itu jika dianalisa dari tiga perspektif, mereka telah memenuhi 3 cara operasional yang berbeda masing-masing.
Sebanyak 75 jenis UAV yang digunakan oleh angkatan bersenjata AS. Terdiri dari berbagai macam model dan sebagian masih dirahasiakan. CIA juga memiliki rencana UAV rahasia yang digunakan untuk mengumpulkan data intelijen.
( Bersambung ....... )
Sumber : Media Tulisaan & TV Luar Negeri