Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Drone UAV Pesawat Nirawak Alat Perang Masa Depan (1)

30 Juni 2015   13:44 Diperbarui: 30 Juni 2015   13:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga banyak negara berlomba untuk mengembangkan UAV dan UCAV. Eropa juga telah membuat keputusan yang cepat untuk peralatan tempur utama dari AU dan AL masa depan mereka. Mereka juga memilih untuk mengembangkan UAV dan UCAV.

Saat ini di kawasan Eropa, Inggris, Prancis dan Jerman semuanya memiliki pusat penelitian untuk pengembangan dan pembuatan sistem, serta me-manufaktur sendiri. Semua coba saling bekerjasama merancang dan memproduksi pesawat tempur nirawaknya yang lebih canggih.

Ketiga negara yang paling aktif ini untuk pengembangkan UAV bersama, ternyata tidak dapat mencapai kesepakatan pada teknologi, taktik, dan indikator untuk UAV masa depan. Maka pada akhirnya Inggris, Prancis dan Jerman masing-masing membangun program penelitian sendiri yang dinamai masing-masing :   “Dassault nEUROn” ; “Taranis” ; “Barracuda”.

Kembali pada tahun 1970, sesuai dengann kondisi nasional Israel menyusun rencana pengembangan UAV dan melakukan beberapa serie  pengembangan, kini mereka memiliki  UAV lebih dari 20 jenis, termasuk “Sprewer”, “Scot”, “Skylark”, “Heron” dan “Searcher”, dan banyak lagi yang masih dirahasiakan.

Menurut situs UAS Vision, pada 21 januari 2015, mantan AU Rusia mengatakan bahwa designer Russian membangun dan mengembangan UAV generasi ke-6 berdasarkan “Skat” proyek penelitian tempur prototipe UAV.

Pada Air Show ke-8 MAK di Moskow pada 2007, “Skat” Stealth UAV Rusia memulai debutnya. Saat ini.Rusia sedang mengembangkan UAV baru dengan berkemampuan terbang jarak menengah , yang memiliki fungsi pengawasan (surlaillance) dan penyerangan.

Pada 21 Nopember 2013, “Sharp Sword” UAV Stealth Tiongkok berhasil melakukan terbang perdana dan sukses. Setelah AS dan Prancis, Tiongkok menjadi negara ke-3 di dunia yang memiliki UAV Stealth (siluman).

Pada 2012, sebuah laporan dari US Defense Science Board atau Dewan Penelitian Ilmu  Pertahanan AS,  mengemukakan bahwa untuk masa depan kekuatan dunia militer secara aktif akan menjurus pada pesawat tanpa awak dan masing-masing negara akan bersaing untuk kecanggihan teknis UAV Stealth dan yang berbasis di kapal induk. Misalnya AS,  pada tahun 2020, akan berusaha untuk mencapai 80% UAV dari total pesawat AU-AS yang dimiliki. 

Seperti dalam laporan Depeartemen Pertahanan AS yang dibuat tahun 2003, menunjukkan dalam “Rencana Untuk Sistem Terpadu UAV”( “Unmanned Systems Integrated Roadmap”) bahwa kini pesawat tanpa awak telah menjadi alat penting bagi komando operasional angkatan bersenjata AS.

Sesuai dengan laporan Dewan Penelitian Ilmu Pertahanan AS yang menekankan UAV dari AU-AS akan mencapai 80% pada 2020, karena AS ingin tetap mempertahankan memimpin dalam penerbangan dunia, dan secara komprehensif tetap ingin menjadi paling unggul dalam persenjataan  di dunia, maka dari itu AS mempercepat pengembangan UAV.

(Bersambung ......... )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun