Mohon tunggu...
Mas Nuz
Mas Nuz Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bloger

Suka maka, suka jalan, suka nulis, suka bercengkerama, suka keluarga. __::Twitter: @nuzululpunya __::IG: @nuzulularifin __::FB: nuzulul.arifin __::email: zulfahkomunika@gmail.com __::www.nuzulul.com::

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karya Inovasi Energi Terbarukan untuk Indonesia

31 Desember 2015   21:09 Diperbarui: 31 Desember 2015   21:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu minggu lebih acara kegiatan Gebyar Energi Pertamina di Atrium Ambarukmo Plaza Yogyakarta telah berlalu (18-20/12). Namun masih saja gaungnya begitu saya rasakan. Saya yakin, demikian juga yang dirasakan oleh berbagai mitra yang menjadi 'anak asuh' dari Pertamina. Berbagai usaha ekonomi kreatif yang ikut serta dalam pameran menjadi saksi bahwa apapun bisa dimanfaatkan jika ada niat untuk mengolahnya. Di ulang tahun ke-58 Pertamina kali inilah mereka tampil dengan diberikan spot-spot ruang pamer tersendiri untuk menunjukkan berbagai hasil karyanya.

Sebagaimana disampaikan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, bahwa kegiatan Gebyar Energi Pertamina diadakan di dua (2) tempat yang berbeda. Pertama di Atrium Tunjungan Plaza III Surabaya (13-14/11) dan ke-dua di Atrium Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Kegiatan ini menunjukkan kepada masyarakat tentang berbagai kegiatan CSR dan SME PP yang dilakukan oleh Pertamina. Sekaligus membuktikan bahwa Pertamina sangat konsisten dalam mendukung gerakan Aksi Hijau Perusahaan dalam mewujudkan kemandirian energi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Khusus di Yogyakarta, Pertamina melibatkan 10 orang Kompasianer untuk meliput selama 2 hari kegiatan Gebyar Energi Pertamina tersebut. Harapannya tentu saja para Kompasianer ini dapat 'memotret' sisi-sisi lain dari yang biasanya disuguhkan oleh media mainstream. Maka tak berlebihan jika saya sebagai salah satu Kompasianer tersebut ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda pada tulisan saya kali ini. Ada sisi humanis yang seringkali luput dari pengamatan kita. Bagaimana sebagai sebuah perusahaan BUMN besar, Pertamina telah berusaha semaksimal mungkin untuk berbagi lewat program CSR-nya dibalik 'sisi gelap' yang sering diberitakan di media massa.

Gatsu Inovasi Sederhana yang Menggemaskan

Berkeliling ke berbagai booth pameran Gebyar Energi Pertamina sore itu (18/12), ada satu sudut yang cukup menarik perhatian. Sepintasan saya tidak begitu tertarik dengan sebuah gerobag yang dipamerkan. Sebab saya lihat hanya ada etalase buah dan mesin pembuat jus. Saya pikir inovasinya justru di mesin jus tersebut. Namun sesaat kemudian baru ngeh saat diberitahu oleh penunggu booth kincir angin. Bahwa gerobak jus tersebut menggunakan energi surya sebgai penggerak peralatan elektonika dan elektro yang ada di dalamnya.

Setelah saya amati di bagian atas, barulah saya paham. Inilah yang membuat gerobak tersebut menjadi salah satu media pamer di Gebyar Energi Pertamina. 2 panel yang berukuran sekitar 40 x 60 cm. terpampang di atap gerobak es jus. Gatsu Drinks demikianlah namanya. Beberapa saat kemudian, dua orang penjaga booth segera menghampiri saya. Menjelaskan bagaimana energi matahari (solar cell) dimanfaatkan sepenuhnya sebagai 'penggerak' utama gerobak se jus tersebut.

Karya inovatif tersebut merupakan karya dari para mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Perusahaan Listrik Negara (STT PLN). Karya yang merupakan pemenang lomba karya inovatif di lingkungan mahasiswa STT PLN Jakarta. Langkah kecil dari para anak negeri ini diharapkan menjadi satu lompatan besar ke depannya. 'Uluran tangan' Pertamina lewat program CSR dan pemberdayaan UKM (SME PP) tentu akan menjadi tenaga dorong yang kuat, agar inovasi ini 'dilirik' oleh para pelaku usaha. Sekaligus menghargai buah pikir para pemuda sebagai tulang punggung pembangunan negara.

Sebagaimana dijelaskan oleh Irfan Zidny yang merupakan pimpro Gatsu, diharapkan ke depannya gerobak es jus tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas. Gatsu adalah kepanjangan dari Gerobak Dagang Tenaga Surya. Telah diajukan hak kekayaan intelektual sebagai produk asli putra negeri. 2 panel surya yang menempel di atap gerobak, dalam kondisi normal bisa menghasilkan tenaga listrik 60 watt/panel. Total 120 watt jika dihasilkan dari 2 panel yang ada.

Dalam kondisi normal (malam hari) gerobak dapat dioperasionalkan antara 4 - 6 jam. Penggunaan listrik digunakan untuk juicer machine serta lampu sebagai penerangnya. Tenaga listrik yang dihasilkan, disimpan di dalam batere khusus yang telah disediakan. Biaya yang dibutuhkan untuk seluruh proses produksi gerobak tersebut sebenarnya sangat terjangkau. Cukup dengan 15 - 20 juta, sebuah gerobak lengkap dengan isinya sudah siap untuk diluncurkan.

Oleh karena itu, Pertamina dengan program CSR-nya yang salah satunya adalah pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro 'melirik' karya inovatif mahasiswa STT PLN tersebut. Ke depannya, karya inovasi dengan penggunaan energi tenaga surya ini akan lebih dikembangkan lagi. Cita-cita Pertamina dengan cita-cita kemandirian energinya mulai terjawab satu persatu bukan? Tinggal bagaimana konsistensi dari program-program tersebut mampu benar-benar menyentuh masyarakat lapisan bawah.

________________________________

Keterangan: Foto dokumentasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun