Selain menjadi penari andalan, beliau juga seringkali menjadi 'juru bicara' bagi para penikmat panggungnya. Tak terkecuali dari 10 orang Kompasianer yang hadir menyaksikan lewat bangku penonton. Di akhir pementasan, pria ini lah yang menyampaikan secara panjang lebar bagaimana karakter yang hadir di panggung. Termasuk memperkenalkan para pemain utama Tari Kecak tersebut.
Secara keseluruhan kisah  dibalik panggung para penari Kecak ini cukup menggelitik kesadaran kita. Sukses tak melulu bicara hasil akhir. Tapi bagaimana melalui sebuah proses untuk mencapai kesuksesan tersebut. Memadukan diri dengan kelompok atau masyarakat agar bisa bersinergi sebagai manusia yang dapat memanusiakan manusia yang lain. Membangun disiplin dan semangat toleransi akan menjadi salah satu kunci agar bagaimana kesuksesan atau keberhasilan tersebut bisa dicapai.
Malam mulai merayap menunjukkan keperkasaannya. Hawa atis pun mulai menyergap. Pun demikian dengan kami. Kompasianer juga manusia. Pergi sejak pagi, kelelahan pun tak dapat hindari. Tapi tidak bagi bli Ketut dan bli Ketut yang lainnya. Bila kewajiban manggung menjadi tanggungan. Rasa lelah pun harus diabaikan. Demi sebuah keabadian karya seni dan pengbadian kepada Tuhan-nya.
Selamat pagi. Semoga kita kembali belajar untuk berpikir, bertindak, dan berkarya dengan bijak.
.
___________________________
[NB: Foto koleksi pribadi.]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H