Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akademi Menulis Kompasiana - PLN : Menantikan Humas PLN Berinteraksi di Sosial Media

2 Mei 2016   22:33 Diperbarui: 2 Mei 2016   22:39 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Humas PLN Ditantang dan Dituntut Berinteraksi di Sosial Media

Langkah PLN untuk menerjunkan para Humasnya memasuki era digital adalah bentuk kesadaran dari PLN akan kuatnya arus komunikasi lewat sosial media. Para humas diharapkan menjadi corong informasi sekaligus penampung aspirasi masyarakat dengan berinteraksi di sosial media. Yang sangat patut disadari oleh para peserta pelatihan ini adalah bahwa terjun di sosial media tak cukup hanya dipelajari, namun menuntut peserta untuk berinteraksi dinamis di dunia maya dengan membawa bendera PLN, agar jarak antara PLN dan masyarakat dapat terjembatani. Sharing and Connecting sebagaimana motto Kompasiana sangat tepat untuk mereka terapkan setelah terjun di sosial media. Kekuatan pengaruh itu terletak pada interaksinya dan bukan sekedar penyebar informasi

 Melalui sosial media, Humas PLN dapat menampung pendapat masyarakat terhadap suatu kasus, menampung masukan positif yang mungkin sebelumnya tak pernah terpikirkan, persoalan yang harus segera ditangani. Bukankah keluhan masyarakat itu beragam, tak sekedar pemadaman saja? Bukankah informasi yang dibutuhkan masyarakat sehubungan dengan program dan kinerja PLN harus disosialisasikan dan di-update? Bagaimana cara masyarakat menyampaikan keluhan dan masukannya kepada PLN terbukti perlu terus-menerus  disosialisasikan? Hal ini penting agar proyek PLN 35.000 WH mendapat dukungan dari masyarakat. Bukan saja sebagai pelanggan yang mengkonsumsi daya listrik tetapi juga pelanggan yang bisa hemat energi dan loyal agar target-target PLN dapat terpenuhi.

 Dengan terjun di sosial media, para humas PLN juga harus siap menghadapi pro-kontra yang sering menjadi perbincangan hangat atas suatu issue tertentu. Bukan untuk ikut arus tentunya, tetapi bagaimana selaku Humas PLN bisa memberi jawaban yang benar dan akurat untuk bisa membuat masyarakat paham.

Bersosial media banyak pintunya, salah satunya ngeblog di Kompasiana. Masih ada  facebook, twitter, instagram dan lain-lain yang juga menjadi pintu masuk untuk berinteraksi dengan masyarakat melalui sosial media. Dari check point pertama ini sangat terasa bahwa para pemagang di kelas Imam Bonjol masih terbelenggu dengan komunikasi searah dalam bentuk pemberian informasi kepada masyarakat. Setelah saya masuk di akun mereka dan memberi komentar di sana, tidak ada tanggapan sampai tulisan ini saya posting. Sementara bersosial media menuntut orang untuk senantiasa terhubung dan tanggap dengan informasi yang selalu masuk, memberi respon atas persoalan yang mengemuka  dengan segera terjawab dan melakukan penanganan.

 Sesuai kenyataannya, bersosial media menuntut waktu yang diluangkan dalam mengecek akun kita dan berinteraksi di dalamnya. Belajar menulis ibaratnya masih berdiri di depan pintu masuk, yang lebih penting apa yang harus dilakukan setelah masuk di dalamnya. Tidak ada teori yang benar-benar akurat untuk membangun citra diri di sosial media, apalagi dengan membawa bendera PLN. Berinteraksi dinamis justru akan membuat pelaku sosial media menemukan posisi dirinya di mata masyarakat dunia maya.

Dari check point pertama ini pula, Bapak Ridho Utomo sempat berpendapat bahwa rupanya para pemagang masih terjebak dengan batasan devisinya masing-masing. Padahal setelah mereka terjun di sosial media diharapkan akan menampung aspirasi masyarakat dari segala penjuru dan mampu menyalurkannya ke bagian yang berhubungan dengan masukan dari masyarakat. Dengan demikian Humas PLN  dituntut mempunyai jaringan informasi dan koneksi dengan hal-hal yang diluar bidang dan tanggung jawabnya tetapi masih dalam lingkup PLN. Masyarakat seringkali tak banyak berpikir dalam berkeluh kesah dan bertanya, disinilah yang juga menjadi tantangan bagi para pemagang. Label Humas PLN yang melekat pada diri pemagang harusnya bisa mengatasi kendala ini.

pemenang-pln-akademi-57276bf1af7a61000a20a6ce.jpg
pemenang-pln-akademi-57276bf1af7a61000a20a6ce.jpg
Ibu Emmeilia Tobing dari Sumatra Barat sebagai pemenang. (dok pri)

Waktu sehari yang kami habiskan untuk kegiatan ini benar-benar tidak terasa, serunya diskusi di masing-masing kelas memberi wawasan bagi kami kompasianer yang turut hadir di acara penjurian Akademi Menulis Kompasiana - PLN. Ada banyak pelajaran tentang kepenulisan dan kesempatan berbagi kepada para pemagang tentang pengalaman kami sebagai blogger. Istirahat di sela-sela acara hanyalah saat makan siang dan sholat dhuhur.

Sekitar pukul 15.00 kelas Imam Bonjol telah berakhir, kami kembali ke Ruang Dewi Sartika untuk berkumpul dengan seluruh peserta acara ini. Setelah semua peserta berkumpul, acara penutupan yang dipandu oleh Mbak Widha Karina mempersilakan  Bapak Ridho Utomo memberikan kesan dan pesannya di akhir acara, sekaligus  pernyataan ucapan terima kasih kepada dewan juri, peserta magang dan Kompasianer. Ternyata pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para Kompasianer memberikan masukan positif bagi PLN. Berikutnya Mas Nurulloh mewakili Kompasiana dan  Mas Fikria Hidayat dari Kompas.com.  memberi tanggapan atas hasil penjurian mereka.

Acara ditutup dengan pengumuman pemenang bagi 10 penanya terbaik dari Kompasianer dan 5 live tweet terbaik. Untuk presentasi terbaik dari para pemagang dimenangkan oleh Ibu Emmeilia Tobing dari PLN wilayah Sumatra Barat. Akhirnya, selamat datang di Kompasiana, selamat mengarungi dunia sosial media. Kami nantikan  para humas PLN berinteraksi aktif dengan masyarakat melalui sosial media untuk dapat menyukseskan program-program PLN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun