Mohon tunggu...
Majasoka Nusantara
Majasoka Nusantara Mohon Tunggu... Penulis - www.majasoka.com

Mencoba membahas POP CULTURE dengan sentuhan kebudayaan-kebudayaan di NUSANTARA, yang dibuat oleh @AswinDafry

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Multiverse of Madness dan Kosmologi Wayang

6 Desember 2022   21:26 Diperbarui: 7 Desember 2022   00:24 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nguri-uri12.blogspot.jp 

Tulisan ini saya ambil dari utas saya di twitter pada tanggal 26 Februari 2022.
Bahasa dan cerita saya permudah dan sederhanakan agar pecinta pop culture modern juga bisa relate dengan sudut pandang cerita Wayang dan mitologinya.

untuk menuju ke utas tersebut bisa diakses di
Multiverse of Madness : Betara Kala, Dewi Uma/ Betari Durga dan Dewasrani. 

Seperti kita ketahui bersama konsep Multiverse of Madness mengacu pada rusaknya tatanan Ruang, Waktu yang berakibat terkoyaknya Dimensi ( jamak) yang disebut dengan Multiverse.
Sejak awal science mencuat selalu muncul pertanyaan yg sama "lebih dulu mana ruang atau waktu? ".


Einstein mengatakan bahwa Ruang dan waktu tdk lahir bersamaan, secara berkesinambungan lahir dan saling mengisi, tetapi siapa lebih dulu masih debatable.

sciencefocus.com

Disaat ilmuwan barat memiliki banyak pandangan apa dan siapa yg lebih dahulu "ada.

Melalui wayang, para pujangga terdahulu secara simbolik menggambarkan terciptanya Ruang dan Waktu.
Di dalam wujud Dewi Uma ( Ruang) dan Betara Kala ( Waktu)

Sama seperti para ilmuwan, para pujangga juga bersilang pendapat "apakah Ruang dan Waktu itu incest?".
Perkawinan ibu dan anak yang membentuk Dimensi??

Saya coba ceritakan satu persatu terlebih dahulu
Kenapa Dewi Uma dan Betara Kala memang seyogyanya ditakdirkan bersatu.

ORIGIN DEWI UMA

Untuk Origin dewi Uma saya akan menggabungkan 2 versi, antara India dan Jawa


Perang ratusan tahun antara pasukan Para Dewa dan Asura berakhir dengan kekalahan para dewata, sehingga pimpinan Asura yaitu Mahisa mengangkat dirinya menjadi raja.
 
Kekalahan tersebut dilaporkan Kepada Wisnu dan Syiwa, hal itu juga mengakibatkan Brahma harus take over tampuk kepemimpinan dari dewa Indra.
Kekalahan tersebut membuat Trimurti ( Brahma, Syiwa dan Wisnu) marah sekali , kemarahan yg membuncah membuat ledakan energi yg sangat besar dari diri Siwa dan Wisnu.
Ledakan energi tersebut sangat besar.
BIG BANG!

nbcnews.com
nbcnews.com

Tetapi dibalik dari terang benderang cahaya akibat ledakan tersebut lahirlah sebuah bayangan yang tak berbentuk.
Bayangan tersebut keluar dan menggantung terombang ambing di angkasa untuk beberapa waktu,

Bayangan tersebut bukanlah bagian dari kegelapan, karena bayangan tersebut adalah bagian dari cahaya.

Oleh Sang Hyang Manikmaya bayangan tersebut ditangkap, singkat cerita para dewa membentuk bayangan tersebut menjadi sebuah entitas yaitu Dewi Uma.

Itulah origin "Ruang"  

Origin dari Dewi Uma tersebut menyimbolkan terbentuknya "Ruang" Setelah kejadian ledakan energi dari para dewata atau BigBang.

 Tentu ceritanya sgt saya sederhanakan agar mudah dipahami

Nah, sebelum menginjak ke terciptanya "waktu " atau KALA Kita perlu berpikir sejenak...

 Berarti dalam kosmologi jawa, para leluhur sudah memahami konsep ada chaos sebelum terjadinya BIGBANG, sedikit banyak hampir sama dengan teori para ahli tentang bertabrakannya materi dan energi yg memampat sangat kecil,
dan akhirnya meledak, menjadi penciptaan ruang.
Yang digambarkan melalui imajinasi berwujud karakter - karakter kedewataan. 

Baca misteri sebelum BIG BANG Disini 

Berikutnya adalah origin dari sang waktu, sang kala Betara Kala.

Cerita ini sudah sangat mahsyur dan awam dikalangan para pecinta wayang.
Pada saat Betara Guru dan Istrinya Dewi Uma melayang-melayang untuk melihat dunia diatas kerbau Andini,

Tidak sengaja selendang yang menutupi betis Dewi Uma tersingkap sehingga tampaklah kemolekan Tubuh sang Dewi

Betara Guru yang tanpa sengaja melihat betis istrinya yang cantik luar biasa, tetiba jadi ingin bersenggama.
Dan meminta saat itu juga

Tetapi Dewi Uma menolak, hal ini dikarenakan

1. Itu bukanlah sikap seorang dewata ( terburu- buru dan menuruti nafsu )
2. Dia menjaga harga dirinya sebagai pemimpin kaum bidadari
 
Di part ini para pedalang, dan pencinta wayang mengalami percabangan versi.

Versi pertama, Dewi Uma menolak dg sekuat tenaga, tetapi krn sudah terlanjur ingin sekali,
mani sang dewa akhirnya menetes ke laut di bawah mereka.

Versi kedua, Akhirnya berhasil melakukan persenggamaan tersebut, diatas kerbau.

Sesampainya di kahyangan Suralaya rumah mereka ,Pasangan suami istri bertengkar hebat hingga berujung saling kutuk.
Perlu diketahui sebagai pemimpin para Bidadari, Dewi Uma juga memiliki kesaktian yg cukup tinggi.
Jika dua orang sakti mengutuk, maka kutukan tersebut akan nyata Dewi Uma mengutuk Betara Guru agar tumbuh taring,
Betara Guru mengutuk Dewi Uma menjadi Reksasi.


Kedua orang ini dilerai oleh Batara Narada, kemudian betara Narada mengatakan bagaimanapun Dewi Uma adalah penduduk kahyangan, tetapi dg wujud raksasa ini terpaksa Dewi uma tidak bisa menempati Suralaya,
Batara Narada mempersilahkan Dewi Uma menempati istana Setragandamayit
Setelah menempati Istana Setragandamayit, Dewi Uma berganti nama menjadi Betari Durga.

ORIGIN BETARA KALA

( kembali ke air mani betara guru yang menetes dari atas laut)

 

wikimedia.org
wikimedia.org

Air mani tadi menetes dan ternyata mewujud menjadi seorang Raksasa.


Raksasa ini tiba-tiba datang mengobrak abrik kahyangan.
Walaupun berwujud Raksasa, sikap dan keahlian dia adalah selayaknya ksatria,
para dewa tak mampu menandingi kesaktiannya.
Para Dewa pun bertanya "Hai, Raksasa ngapain kesini ?? "
Raksasa itu menjawab "Bapak mana bapak? " 
Lah!? makin bingung para penduduk kahyangan.

Dewa dewa tak mampu membendungnya, hingga akhirnya betara Guru turun tangan sendiri.
Dengan suara yg menggelegar namun sopan Raksasa itu bertanya
" Apakah anda tahu ayah saya, saya tiba2 lahir di lautan dan dituntun ke sini? ". 

Betara guru pun ingat.

Beliau ingat dengan kesalahan dia terhadap hawa nafsu, dan mengatakan bahwa dia lah ayahnya.

Oleh Betara Guru Raksasa itu kemudian dididik dan diberi nama KALA, atau waktu.
Karena tidak ada yg bisa menghentikannya, waktu tidak bisa bergerak mundur,
semua akan mendapat KARMA melalui KALA, siapapun dia tak peduli manusia bahkan dewa sekalipun.

Ternyata setelah dididik KALA meminta satu hal, yaitu istri...
Batara Guru sadar bahwa KALA adalah seorang Dewa dan Ksatria yg baik dan sakti mandraguna,
bisa memberi manfaat bagi semesta. Dia juga teringat perlakuan terhadap Dewi Uma,
hmm maybe she's deserve better.. Gumam betara Guru.

Secara teknis Dewi Uma bukanlah Ibu Biologis KALA, karena KALA tidak berasal dari sel telur sang Dewi. 

Secara sains bisa dikatakan mereka incest jika si anak berasal dari sel telur ibu dan sperma ayah,
Sedangkan untuk Kala, dia hanya berasal dari tetesan sperma Betara Guru tanpa melalui proses
pembuahan sel telur dari rahim Betari Durga.
Secara harafiah KALA adalah orang lain dan bukan darah daging Betari Durga

Oleh karena itu Batara Guru menyuruh Kala pergi se istana satragandamayit disana dia akan bertemu calon istrinya.

Seorang wanita yang memiliki kecantikan hati, budi pekerti,
kekuatan tekad dan kekuatan fisik yang sama seperti KALA.
Batara guru menjodohkan Betari Durga dengan Betara Kala,
Dari sinilah asal mula Ruang dan Waktu bertemu. KALA dan DURGA.
Dari pernikahan mereka lahirlah..

Dewasrani, Dewasrani adalah simbol dari dimensi yg tercipta akibat bersatunya ruang dan waktu,


Secara karakter dia mewakili konsep multiverse.
Salah satu kemampuan dewasrani adalah berganti-ganti rupa.

Di dalam konsep multiverse, orang yang sama di dimensi yang berbeda bisa memiliki wujud serta nasib yang berbeda.


Yang bisa mengendalikan Dewasrani agar tidak berulah ( yang bisa menjaga stabilitas antar dimensi / universe)
adalah Ibunya, sang Betari Durga.

Disamping itu Dewasrani memiliki sifat licik, usil dan bisa berganti-ganti rupa , Hmm..
terdengar tidak asing.


Pamungkas kata dari saya, bahwa gonjang ganjingnya jagat semesta serta analogi-analogi kejadian kosmos atau disebut sebagai MULTIVERSE OF MADNESS.
sejak jaman dahulu sudah masuk ke dalam imajinasi para budayawan kita yang diterjemahkan dalam wujud pewayangan.


Khazanah budaya asli kita tidak kalah dengan budaya pop culture modern seperti sekarang.


Salam Memayu Hayuning Bhawana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun