Cerita ini sudah sangat mahsyur dan awam dikalangan para pecinta wayang.
Pada saat Betara Guru dan Istrinya Dewi Uma melayang-melayang untuk melihat dunia diatas kerbau Andini,
Tidak sengaja selendang yang menutupi betis Dewi Uma tersingkap sehingga tampaklah kemolekan Tubuh sang Dewi
Betara Guru yang tanpa sengaja melihat betis istrinya yang cantik luar biasa, tetiba jadi ingin bersenggama.
Dan meminta saat itu juga
Tetapi Dewi Uma menolak, hal ini dikarenakan
1. Itu bukanlah sikap seorang dewata ( terburu- buru dan menuruti nafsu )
2. Dia menjaga harga dirinya sebagai pemimpin kaum bidadari
Â
Di part ini para pedalang, dan pencinta wayang mengalami percabangan versi.
Versi pertama, Dewi Uma menolak dg sekuat tenaga, tetapi krn sudah terlanjur ingin sekali,
mani sang dewa akhirnya menetes ke laut di bawah mereka.
Versi kedua, Akhirnya berhasil melakukan persenggamaan tersebut, diatas kerbau.
Sesampainya di kahyangan Suralaya rumah mereka ,Pasangan suami istri bertengkar hebat hingga berujung saling kutuk.
Perlu diketahui sebagai pemimpin para Bidadari, Dewi Uma juga memiliki kesaktian yg cukup tinggi.
Jika dua orang sakti mengutuk, maka kutukan tersebut akan nyata Dewi Uma mengutuk Betara Guru agar tumbuh taring,
Betara Guru mengutuk Dewi Uma menjadi Reksasi.
Kedua orang ini dilerai oleh Batara Narada, kemudian betara Narada mengatakan bagaimanapun Dewi Uma adalah penduduk kahyangan, tetapi dg wujud raksasa ini terpaksa Dewi uma tidak bisa menempati Suralaya,
Batara Narada mempersilahkan Dewi Uma menempati istana Setragandamayit
Setelah menempati Istana Setragandamayit, Dewi Uma berganti nama menjadi Betari Durga.
ORIGIN BETARA KALA
( kembali ke air mani betara guru yang menetes dari atas laut)