Â
Air mani tadi menetes dan ternyata mewujud menjadi seorang Raksasa.
Raksasa ini tiba-tiba datang mengobrak abrik kahyangan.
Walaupun berwujud Raksasa, sikap dan keahlian dia adalah selayaknya ksatria,
para dewa tak mampu menandingi kesaktiannya.
Para Dewa pun bertanya "Hai, Raksasa ngapain kesini ?? "
Raksasa itu menjawab "Bapak mana bapak? "Â
Lah!? makin bingung para penduduk kahyangan.
Dewa dewa tak mampu membendungnya, hingga akhirnya betara Guru turun tangan sendiri.
Dengan suara yg menggelegar namun sopan Raksasa itu bertanya
" Apakah anda tahu ayah saya, saya tiba2 lahir di lautan dan dituntun ke sini? ".Â
Betara guru pun ingat.
Beliau ingat dengan kesalahan dia terhadap hawa nafsu, dan mengatakan bahwa dia lah ayahnya.
Oleh Betara Guru Raksasa itu kemudian dididik dan diberi nama KALA, atau waktu.
Karena tidak ada yg bisa menghentikannya, waktu tidak bisa bergerak mundur,
semua akan mendapat KARMA melalui KALA, siapapun dia tak peduli manusia bahkan dewa sekalipun.
Ternyata setelah dididik KALA meminta satu hal, yaitu istri...
Batara Guru sadar bahwa KALA adalah seorang Dewa dan Ksatria yg baik dan sakti mandraguna,
bisa memberi manfaat bagi semesta. Dia juga teringat perlakuan terhadap Dewi Uma,
hmm maybe she's deserve better.. Gumam betara Guru.
Secara teknis Dewi Uma bukanlah Ibu Biologis KALA, karena KALA tidak berasal dari sel telur sang Dewi.Â
Secara sains bisa dikatakan mereka incest jika si anak berasal dari sel telur ibu dan sperma ayah,
Sedangkan untuk Kala, dia hanya berasal dari tetesan sperma Betara Guru tanpa melalui proses
pembuahan sel telur dari rahim Betari Durga.
Secara harafiah KALA adalah orang lain dan bukan darah daging Betari Durga
Oleh karena itu Batara Guru menyuruh Kala pergi se istana satragandamayit disana dia akan bertemu calon istrinya.