Stigma-Stigma Single dan Childfree
1. Pengukuran Kebahagiaan
Lantas, apa sajakah stigma-stigma yang ditemukan pada pilihan untuk tidak menikah dan childfree? Stigma pertama adalah stigma pengukuran kebahagiaan dari pernikahan.Â
Dengan situasi dalam suatu pernikahan yang melibatkan dua orang untuk menjalani hidup secara berdampingan, kelompok orang yang single kerap mendapatkan perbandingan ukuran kebahagiaan dengan pasangan yang sudah menikah.Â
Suatu pernikahan digambarkan sebagai hal yang membahagiakan karena dua orang yang terikat di dalamnya mampu saling menemani, menjaga, dan mendukung satu sama lain, sedangkan para single digambarkan sebagai sekelompok orang yang tidak beruntung dan menyedihkan dengan alasan mereka harus menjalani hidup seorang diri.Â
Selain dalam pernikahan, stigma ini juga berlaku pada individual yang memilih untuk childfree dimana mereka akan menjalani hidup tanpa ditemani seorang anak. Stigma ini tidak benar sebab ukuran kebahagiaan setiap orang ditentukan dari tujuan hidup mereka masing-masing.Â
Seperti contoh, seorang wanita single yang membangun bisnis fashion mampu memiliki kadar kebahagiaan yang tidak jauh berbeda dengan seseorang yang memiliki tujuan hidup untuk membangun keluarga sebagai ibu rumah tangga. Hal ini dikarenakan kedua individu tersebut telah mencapai tujuan yang ingin mereka capai.
2. Pengukuran Worth Seorang Individu
Stigma kedua adalah pengukuran worth (kelayakan) seorang individu dari pilihan yang berkaitan dengan pernikahan dan anak. Pengukuran ini disebabkan oleh eksistensi budaya patriarki yang memunculkan banyak stereotip terkait dengan peran-peran antar gender dalam kalangan masyarakat, termasuk pada situasi yang berkaitan dalam suatu pernikahan.Â