Prayogo mengungkapkan beberapa brand Internasional sudah terjun ke dunia digital dan phygital seperti Gucci, Nike, Louis Vuitton, Balenciaga dan lainnya. Ini menjadi bukti bahwa masal depan fashion mengarah ke Phygital.
"We are heading to the future, kita berjalan ke masa depan. Makanya dari observasi saya brand-brand Internasional ini juga melihat bahwa masa depan ini adalah peluang yang harus dimulai dari sekarang. Oleh karena itulah Phygital eksis sekarang," ungkap Prayogo.
Phygital Mengurangi Sampah Fast Fashion
Menurut Prayogo, Phygital Fashion bertujuan untuk mengurangi sampah fast fashion. Contohnya, kita dapat membuat contoh pakaian melalui digital fashion.
"Ini adalah ekosistem yang tujuan utamanya adalah untuk mengurangi atau mereduce fast fashion. Jadi tidak ada lagi sebelum produksi membuang fashion waste yang berlebihan sepeeti itu. Dengan digital fashion baru dibuat secara fisik," kata Prayogo.
Selain itu, Prayogo juga mengungkapkan peluang Phygital dan digital fashion ini sangat besar lewat metaverse dan teknologi augmented reality.
"Peluangnya gede banget lewat metaverse, selain dari metaverse juga ada di dunia nyata lewat implementasi teknologi augmented reality dengan digital fashion juga. Dan ini bukan cuma jadi tren di media sosial dan ini akan menjadi tren di dunia nyata juga,"ungkap Prayogo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H