Keempat saudaranya watman, wahman, rahman, dan ariman yang senantiasa menemani secara metafisik."Sedulur Papat"berperan sebagai potensi atau energi aktif dan pancer sebagai pengendali kesadaran.Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang kembali lagi pada sang pencipta.
   Kiblat papat lima pancer menjadi salah satu dasar falsafah Jawa yang kemudian dikembangkan dalam berbagai pakem (aturan) dalam sejumlah konteks kehidupan. Filosofi di atas berkaitan pula dengan papat kiblat lima pancer yang merupakan suatu istilah Jawa yang dalam bahasa Indonesia papat kiblat yang berarti empat arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan lima pancer yaitu tengah. Hal di atas juga menjadi konsep pasaran atau aturan dalam hari Jawa yaitu, pasaran legi (timur), pahing (selatan), pon(barat), wage(barat), dan kliwon (tengah/pusat).
4 Elemen Dasar dalam Diri Manusia
- CIPTA
adalah pikiran, sumber dari segala logika, idea, imajinasi, kreativitas dan ambisi. Pikiran adalah manipulasi otak atas informasi untuk membentuk konsep, penalaran dan pengambilan keputusan. - RASA
adalah emosi atau reaksi afekif atas peristiwa dan pengalaman hidup. Berbagai ekspresi emosi begitu kaya, bahkan jauh lebih kaya daripada bahasa yang dapat mengungkapkannya. - KARSA
adalah kehendak atau niat, yaitu motivasi dalam diri individu untuk melaksanakan keputusan dan rencananya. Seseorang dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun sebaliknya juga dari dalam dirinya sendiri. - KARYA
adalah tindakan, yaitu aspek psikomotor dalam diri individu yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.
   Keempat elemen dasar dalam diri manusia di atas akan menjadi "efektif" apabila manusia tersebut dikontrol oleh Pancer/kunci yang disebut dengan KESADARAN yang biasa diistilahkan dengan "eling". Di sinilah letak perjuangan spiritual sesungguhnya. Ketika katup-katup kesadaran mampu dibuka, maka potensi 4 elemen dasar manusia akan menjadi kekuatan "quantum" yang luar biasa, memiliki daya ledak, menjadikan seseorang menjadi insan seutuhnya, sukses lahir batin, satria pinandhita sinisihan wahyu.
   Limo Pancer adalah manusia yang memiliki kesadaran untuk mengenali dan mengendalikan Sedulur Papat. Jika manusia mampu mengenali dan mengendalikan Sedulur Papat, maka mereka akan mampu menguasai dan memanfaatkan Sedulur Papatnya untuk hal-hal kebaikan dan mencapai kehidupan yang lebih harmonis, terutama dalam mengambil keputusan dan menghadapi masalah.
   Sedulur Papat Lima Pancer merupakan sebuah pendamping yang berada dalam diri kita di alam dunia ini, empat pendamping ini berada di empat penjuru Mata angin yang dapat disebut dengan Tirtanata atau air (timur), Purbangkara atau api (selatan), Sinatabrata atau angin (barat), dan Warudijaya atau bumi (utara). Dan keempat sedulur itu sudah ada sebelum kita semua lahir di bumi. Dan juga dapat melalui perantara seperti jenang putih, jenang ireng atau hitam, jenang kuning, jenang abang atau merah, dan lain sebagainya.
Makna Simbolik Sesajen Dalam Tradisi Sedulur Papat Lima PancerÂ
- Jenang putih. Jenang adalah jenengake, yang melambangkan saudara tua dari ayah ibu atau asal muasal manusia, jenang putih juga melambangkan ayah (sperma) dan dimaksudkan untuk menghormati saudara diarah timur atau air (Tirtanata). Jenang putih yaitu melambangkan air dan jenang putih berlambang "sedulur kang suci dhewe".
- Jenang ireng atau hitam. Jenang ireng atau hitam berarti untuk menghormati sedulur dari arah utara atau bumi (Warudijaya). jenang ireng atau hitam berlambang arah utara atau bumi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!