Entah mungkin aku yang kemaruk
Ceracau igau hari hari lampau, meratap segala yang lesap lewat
Tapi kau,
Seribu bahasamu kau simpan
Kau pakai balut perihku, nyaman
Lalu puncak gulita selesai, badai telahpun usai
Mengenai menara yang kita susah berpeluh payah tegakkan
Telah matamu simak tanganku keduanya porak porandakan
Dan kau, R
Tidak ada tercatat hari yang akan selesai bagi cinta yang pantas tunai,
Jawabmu
Gagu aku
[-]
*pada Rizu, mendung sudah lagi menepi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!