Mohon tunggu...
Maita Alfiaturrizqiyah
Maita Alfiaturrizqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Niati jalani nikmati syukuri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Alasan Tidak Boleh Meniup Makanan atau Minuman Panas

4 Desember 2021   19:47 Diperbarui: 4 Desember 2021   19:49 4134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

INILAH ALASAN TIDAK BOLEH MENIUP MAKANAN MINUMAN PANAS

 VERSI SAINS DAN AGAMA

Tahukah kamu apa yang kemungkinan terjadi jika kamu meniup makanan atau minuman panas? Mungkin dengan meniup makanan atau minuman yang panas akan mempercepat durasi kita dalam makan atau minum bahkan mungkin saja agar cepat dingin dan segera untuk dimakan atau diminum karena sudah lapar dan haus. Namun dalam ilmu sains hal ini akan menimbulkan bahaya bagi diri kita sendiri dan dalam agama juga terdapat larangan meniup makanan atau minuman panas.

Makanan atau minuman yang masih panas akan mengeluarkan uap air (H2O). Jika kita meniupnya,maka kita akan mengeluarkan gas karbondioksida (CO2) dari dalam mulut. menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan menghasilkan senyawa asam karbonat (H2CO3) yang bersifat asam. Menurut beberapa sumber, asam karbonat merupakan senyawa kimia yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia yang mampu memicu penyakit jantung.Tidak hanya itu, mungkin saja mikroorganisme dan kotoran yang berada di mulut seseorang berpindah ke makanan atau minuman akibat tiupan tersebut. Dalam sisi agama juga Rasulullah melarang meniup makanan atau minuman panas karena mungkin saja menyebabkan penyakit dan hilang keberkahannya.

Menurut dr. Adeline Jaclyn, meniup makanan panas dapat mentransfer mikroorganisme berbahaya. "Terdapat studi yang meneliti jumlah mikroorganisme pada makanan panas yang ditiup dan tidak ditiup. Didapatkan hasil perbedaan yang signifikan antara keduanya, yaitu lebih banyak mikroorganisme pada yang ditiup," ungkap Adeline.

Dr. Dyah Novita Anggraini juga mengatakan meniup makanan panas dapat menyebabkan kontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit. "Tidak boleh meniup makanan panas. Itu lebih kepada kuman yang ada di mulut atau bakteri di dalam mulut bisa berpindah ke dalam makanan," ungkap Dyah. Beliau menjelaskan bahwa saat meniup makanan, tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Karbon dioksida yang dilepaskan bereaksi dengan partikel air (H2O) di dalam makanan dan menghasilkan pembentukan asam karbonat (H2CO3). Karbon monoksida itu sendiri saja sudah beracun.

            Dilansir dari paraporshi.com, menyebutkan saat kita menghirup makanan atau minuman panas, karbon dioksida dilepaskan dari mulut, yang merupakan sinyal kimiawi. Reaksi kimia uap air dan karbon dioksida menghasilkan asam karbonat dan turunannya yang bersifat asam. Diketahui bahwa pH darah dari tubuh manusia yang kuat dan sehat atau normal berkisar dari 7,35 hingga 7,45 yang sedikit bersifat basa. Kadar asam basa dalam darah diukur dengan skala pH, dari 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa) Ketika pH di bawah 7 itu asam dan di atas 7 itu basa dan pH 7 netral.

Ketika makanan kita tiup, karbondioksida dari mulut bergabung dengan uap air dari makanan yang selanjutnya membentuk asam karbonat, yang  dapat mempengaruhi  keasaman  darah kita, membuatnya lebih asam dari yang diperlukan.  pH darah menurun. Apabila pH darah dalam tubuh di bawah 7,2 atau 7,6 maka akan terjadi berbagai gejala seperti sakit kepala, mual, kebingungan, mati rasa, bahkan bisa menyebabkan penyakit serius. Perubahan pH darah merupakan gejala dari beberapa penyakit utama. Misalnya asma, diabetes, jantung, ginjal, paru-paru, asam urat, infeksi, keracunan, dan perdarahan.

Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin dalam penjelasannya di Grup Gerakan Sadar Gizi mengatakan alasannya. Menurutnya, meniup makanan akan memberikan peluang adanya transfer kuman dari si peniup ke makanan/minuman yang kita tiup. "Bayangkan apabila si peniup sedang sakit flu, TBC atau mungkin hepatitis maka kemungkinan penularan akan terjadi," tulisnya.

Selain dalam ilmu sains, hal ini juga dilarang dari sisi agama. Rasulullah melarang meniup air yang masih panas. Air dan Makanan sangat enak untuk di nikmati ketika keadaan lebih hangat, dan untuk menghangatkan makanan atau minuman tersebut kita sering kali meniupnya. Apakah kalian tau seharusnya itu tidak boleh dilakukan dan ada larangannya dalam agama. Mungkin saja kalian tahu bahwa itu dilarang namun apakah kalian tahu hadist yang mendasari larangan ini, diantara hadist-hadist tersebut sebagai berikut :

''Hadits Abu Sa'id Al-Khudri ra, bahwa Nabi melarang untuk meniup di dalam air minum...'' (HR. At-Tirmidzi no. 1887 dan beliau mensahihkannya)
Meskipun makanan dan minumannya panas, kita jangan meniup makanan minuman tersebut. Nabi melarang para sahabatnya meniup air panas yang akan diminum, karena itu semua bisa mengganggu kesehatan kita.

Hadis dari Abu Qatadah r.a.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila kalian minum, janganlah bernapas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan". (HR. Bukhari 153). Pada hadits lainnya, dijelaskan larangan bernapas di dalam gelas atau meniup isi gelas. Pada 14 abad yang lalu, hal ini sudah disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kemudian dibuktikan melalui penelitian sains modern saat ini karena alat sudah mendukung untuk melakukan penelitian.

Hadis dari Ibnu Abbas r.a.

Nabi shallallahu 'alaihi wassalam melarang bernafas di dalam gelas atau meniupi gelas (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)."

Dari Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya".

            Untuk menjaga kesehatan tubuh kita, hendaknya kita menghindari hal ini. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membuat makanan atau minuman yang panas menjadi dingin, misal saja dengan menggunakan kipas angin karena angin yang dihasilkan kipas angin lebih alami atau dengan cara lain yaitu memperluas bidang tempat kita menaruh makanan atau minuman yang panas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun