Mohon tunggu...
Maisyarah
Maisyarah Mohon Tunggu... Human Resources - Writer wanna be | Extrovert yang lebih senang di rumah

Saya suka menulis puisi, cerita pendek, dan caption sosial media. Saya bisa dan pernah menjadi pembawa acara (MC) dan juga saya tertarik membuat konten sederhana untuk sosial media yang mengulas makanan, hewan peliharaan, fashion, kecantikan, keperluan rumah tangga, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Startup Bubble Burst, Benarkah Terjadi dan Bagaimana Dampaknya?

22 Juni 2022   17:30 Diperbarui: 22 Juni 2022   17:43 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab bubble burst selanjutnya disinyalir bahwa startup sedang kesulitan mencari pendanaan. Pasalnya, situasi ekonomi global yang tak menentu menjadikan investor lebih berhati-hati menggelontorkan dana ke startup.

Sejumlah startup juga masih bergantung pada pendanaan untuk menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, ketika perusahaan gagal mendapatkan pendanaan, biasanya mereka tidak dapat beroperasi secara normal.

Setelah mengetahui apa penyebab terjadinya Startup Bubble Burst, yuk kita bahas tentang dampak yang mungkin ditimbulkan dari Startup Bubble Burst seperti berikut :

  1. Masalah keuangan semakin besar
  2. PHK atau pengurangan karyawan
  3. Penundaan pembukaan lowongan kerja di perusahaan startup

Nah itu tadi pembahasan mengenai Startup Bubble Burst.

Masih tertarik untuk bekerja di perusahaan startup ? 

Tenang! 

Terdapat banyak sekali perusahaan startup dengan profitable stabil atau bahkan tinggi yang bisa memberikan peluang untuk kamu dalam mengembangkan karir.

Berikut tips agar kamu bisa melamar pekerjaan di perusahaan startup :

  1. Cari tau mengenai daftar startup yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
  2. Kunjungi website dan lakukan research mengenai company profile, sumber pendanaan, klien atau customer, karyawan, benefit, hingga budaya kerja di perusahaan startup tersebut.
  3. Terhubung dengan company page perusahaan startup tersebut di LinkedIn.
  4. Terhubung dengan rekruter ataupun HRD dari perusahaan startup tersebut di LinkedIn.
  5. Pantau terus career page dari perusahaan startup tersebut baik melalui website nya, postingan di job portal seperti LinkedIn, Glints, atau Techinasia, akun instagram resmi perusahaan startup tersebut, sampai dengan menghubungi langsung rekruter nya di LinkedIn.
  6. Ambil kursus singkat untuk meningkatkan skill dan pengalaman kamu terkait posisi yang banyak dibutuhkan di perusahaan startup. Ada banyak jasa penyedia kursus singkat bahkan dengan jaminan kerja contohnya dari Hacktiv8, Purwadhika, MyEduSolve, RevoU, dan masih banyak lagi.
  7. Lamar posisi yang sesuai dengan kemampuan dan pengalaman kamu.
  8. Jangan ragu untuk memulai dari level magang di perusahaan startup.

Semoga artikel ini bermanfaat yaa :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun