Sudah banyak kasus yang terjadi, tetapi pihak yang bertanggung jawab seakan tidak mengindahkan peringatan tersebut, tetap terus berjalan di tempat tanpa ada keinginan untuk membawa perubahan. Jika realitas seperti ini terus terjadi, cukup persiapkan diri dengan desakan keluhan dari para petinggi negeri.
Tersedianya wadah pendidikan ini seharusnya mampu memberikan ruang kenyamanan bagi para pelajar untuk menekuni apa yang menjadi bidang kemampuannya, bukan memberikan tuntutan serba bisa untuk menguasai seluruh bidang yang bahkan mereka saja tidak mampu menaunginya. Perubahan tidak hanya dituntut kepada pelajar saja harus pintar ini itu, pintar matematika, pintar sejarah, pintar biologi, dan mata pelajaran lainnya.Â
Namun, konstruksi pengelolaan pembelajaran mereka juga tidak diubah, hanya menuntut tanpa mau menuntut mereka ke arah perubahan. Fasilitas pendidikan juga tidak hanya diberikan melalui sebuah instansi/sekolah saja. Dinas pendidikan seharusnya mampu meluncurkan sebuah program yang menarik minat pelajar saat ini, mampu mengenali apa yang menjadi keinginan mereka agar bisa belajar dengan sekondusif mungkin.
Mungkin berikut beberapa tips dari saya mengenai sistematika bagaimana agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, serta diharapkan mampu menghasilkan bibit unggul yang dapat membawa perubahan untuk Indonesia Maju, di antaranya sebagai berikut :
- Kenali kepribadian para pelajar
- Lakukan pendekatan secara personal kepada mereka
- Beri ruang kepada diri mereka untuk mengenali diri mereka sendiri
- Arahkan dan tawarkan beberapa bidang pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya
- Rekonstruksi model pembelajaran dan jadwal belajar yang kondusif
- Ciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan damai
- Beri tantangan dan tanggung jawab dengan tegas
- Pantau sejauh mana progress yang mereka mampu kuasai
- Berikan reward untuk menghargai pencapaian mereka selama ini
- Beri validasi sesuai hasil kerja usaha sendiri
Menurut pendapat pribadi saya, Indonesia akan menjadi negara maju jika masyarakat terutama pelajar tidak diberi tekanan untuk mengikuti arah perintah yang terkadang tidak masuk akal. Bisa kita lihat, sistem pembelajaran di Indonesia yang dimana pendidikan di sekolah berlangsung dari pagi hingga sore dengan durasi belajar hingga 12 jam selama 5 hari dalam seminggu. Hal ini tentu sangat tidak kondusif, kapasitas otak manusia juga butuh jeda untuk merespons dan mengelola sejenak.Â
Jika terus dilakukan seperti ini, maka dampaknya banyak terjadi kasus kenakalan remaja, bunuh diri, pelecahan seksual, dsb yang disebabkan karna terlalu banyak tekanan untuk serba bisa. Alhasil mereka merasakan setres dan mencari peralihan dengan melakukan hal diluar nalar.
Diibaratkan dunia pendidikan di Indonesia tidak memberikan jeda kepada para pelajar untuk merefresh otak mereka sejenak. Coba kita bandingkan dengan Negara Swiss, negara dengan penobatan sistem pendidikan terbaik di dunia. Mengapa bisa demikian? Karna kebijakan di negara tersebut memberikan kebebasan pada warga negara mereka untuk memilih sendiri apa yang menjadi passion mereka dan menekuninya hingga selesai. Jadi, mereka hanya berfokus pada satu bidang saja dan dikerjakan dengan teliti mungkin.
Tak hanya itu, pihak pemerintah juga memberikan ketegasan dan pengawasan yang ketat terhadap dunia pendidikan mereka, agar sistem pendidikannya dapat bekerja dengan baik. Saya rasa, Indonesia dapat menjadi negara maju jika pemerintah atau pihak terkait yang berwenang dalam menaungi dunia pendidikan dapat menjalankan kewajiban mereka sebagaimana mestinya, dengan mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H