Mohon tunggu...
Maisaroh Said
Maisaroh Said Mohon Tunggu... -

"pribadi sederhana yang mengabdikan diri pada hujan kata-kata yang akan tetap menerima dengan legowo mendung abjad-abjad dan badai kalimat-kalimat"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rinduku pada AbadiMu

20 September 2010   01:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:07 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menekuk lututku menghamba

Dalam sunyi remang kata-kata

Memuja tanpa suara

Hanya serpihan nafas rasa takutku

Sudah sangat lama

Bahkan rasanya tak teringat

Kapan tepatnya aku berusaha melawan

Melawan semua pemberian

Membohongi apa yang sesungguhnya ada

Aku ingin menyembunyikan kelemahan

Di dasar tak terartikan

Namun cahaya terus menerus menyilaukanku

Aku semakin melempar diri dalam gelap

Kegelapan menelan kerapuhanku

Karenanya bisa menghilangkan sebuah wujud

Hingga hanya terdengar detak lirihku

Pun dalam gelap aku bisa mengenali

Betapa kuat, betapa kuasa, betapa kasih

Energi lembut yang menuntunku dengan perlahan

Mengajari mataku menerima cahaya

Dalam damai bening jiwa

Ketenangan pada alam semesta yang merunduk

Merindukan . . .

Abadi . . .

Penyatuan yang tak lagi putus

Surabaya, 20 September 2010

07.53 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun