Tapi Ayu cepat-cepat masuk kamar tanpa memperdulikan panggilan nenek. Ayu tertidur hingga sore. Ayu terbangun, badannya terasa tidak enak, kepalanya pusing dan keringat dingin mengucur.
“Hah, sudah pukul 6?” samar adzan maghrib terdengar.
“Aduh aku tidak sholat dhuhur dan ashar,” jerit hati Ayu.
“Kepalaku pusing dan berkeringat dingin, aku belum makan seharian ini.”
Tiba-tiba nenek sudah masuk kamar, “Ayu kamu sakit, sini biar nenek pijat.” Ayu tidak bisa berbuat apa-apa dan membiarkan neneknya mulai mengusap sekujur badannya dengan minyak yang kayu putih.
“Enaknya pijatan nenek, ternyata nenek sayang dan tidak selalu bawel.” Pikir Ayu. Diam-diam terbersit penyesalan sudah mengacuhkan neneknya.
“Habis ini makan sup bakso hangatnya, kamu masuk angin” kata nenek. “Ah nenek juga memasakkan sup bakso kesukaanku” pekik hati Ayu.
Memang pijatan nenek manjur, Ayu menyantap sup bakso kesukaannya hingga tandas. Badannya terasa lebih nyaman, terasa kasih sayang nenek saat memijat badannya. Ayu ingin meminta maaf atas perilakunya.
***
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H